Pendapatan PT Suparma Menyusut 8%

Di kuartal pertama 2020, PT Suparma Tbk (SPMA) mencatat pendapatan sebesar Rp 560,23 miliar atau turun 8% dari pendapatan priode yang sama tahun lalu sebesar Rp 609 miliar. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam laporan keuangan yang dirilis di Jakarta, kemarin.

Perseroan juga menyebutkan, beban pokok penjualan menurun 9,24% menjadi Rp 473,69 miliar dibandingkan beban pokok priode yang sama tahun 2019 mencapai Rp 521,91 miliar. Emiten produsen pulp dan kertas ini mengantongi laba kotor sebesar Rp 86,54 miliar atau turun tipis 0,53% dari periode yang sama tahun lalu Rp 87 miliar. Selain itu, SPMA juga mengalami rugi selisih kurs sebesar Rp 70,14 miliar, padahal pada kuartal 1 tahun lalu emiten ini masih mencatat untung kurs Rp 14,48 miliar.

Alhasil, SPMA menanggung rugi periode berjalan sebesar Rp 24,55 miliar pada kuartal pertama 2020. Pada periode yang sama tahun lalu, emiten ini masih mencatat laba periode berjalan Rp 39,86 miliar. Guna memacu kapasitas produksi, perseroan mulai mengoperasikan mesin baru PM 10 secara komersial pada Oktober tahun ini. Dimana untuk mendatangkan mesin baru tersebut, perseroan menginvestasikan dana US$ 32,1 juta.

Direktur Suparma, Hendro Luhur pernah bilang, kehadiran mesin baru untuk menggenjot produksi tisu dengan kapasitas terpasang mencapai 54.000 MT mengingat tren permintaan tisu terutama untuk sektor hotel, restoran dan kafe (horeka) terus meningkat. “Kenapa kami fokus pada produk tisu? Ini karena tisu marginnya paling bagus, begitu juga dengan pasarnya,”ungkapnya.

Disampaikannya, penjualan tisu telah memberikan kontribusi sekitar 25% dari total sales dan ini terus meningkat. Kontribusi yang terbesar adalah kertas dupleks 40%, dan disusul kertas laminasi 35%.

 

BERITA TERKAIT

Investor Pasar Modal di Sumut Tumbuh 9,82%

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) menyatakan jumlah investor pasar modal di wilayah itu tumbuh 9,82% secara tahunan (year…

Saham Sritex Sudah Masuk Kriteria Delisting

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan, PT Sri Rejeki Isman Tbk Sritex (SRIL) telah masuk dalam kriteria untuk dapat dilakukan delisting…

Alamtri Resources Bagi Dividen US$ 500 Juta

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) 2025 PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) menyetujui pembagian dividen tunai senilai US$ 500…

BERITA LAINNYA DI

Investor Pasar Modal di Sumut Tumbuh 9,82%

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) menyatakan jumlah investor pasar modal di wilayah itu tumbuh 9,82% secara tahunan (year…

Saham Sritex Sudah Masuk Kriteria Delisting

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan, PT Sri Rejeki Isman Tbk Sritex (SRIL) telah masuk dalam kriteria untuk dapat dilakukan delisting…

Alamtri Resources Bagi Dividen US$ 500 Juta

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) 2025 PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) menyetujui pembagian dividen tunai senilai US$ 500…