Sepanjang tahun 2019, PT Indo-Rama Synthetics Tbk (INDR) membukukan laba bersih US$41,62 juta atau turun 32,63% secara tahunan. Perseroan dalam laporan keuangannya yang dirilis di Jakarta, kemarin juga menyebutkan, seiring penurunan laba maka pendapatan perseroan tercatat US$767,74 juta atau turun 8,54% dibandingkan dengan US$839,45 juta akhir 2018.
Dalam detail pendapatan bersih perseroan, ekspor memegang kontribusi terbesar senilai US$516,51 juta pada 2019. Namun, nilai itu menurun 5,87% dari US$548,71 juta periode 2018. Pendapatan bersih dari lokal perseroan juga turun 12,94% secara tahunan. Tercatat, nilai yang dikantongi susut dari US$291,95 juta pada 2018 menjadi US$254,16 juta per akhir tahun lalu.
Sementara itu, beban pokok pendapatan perseroan tercatat menurun 5,87% secara tahunan. Jumlah yang dikeluarkan turun menjadi US$723,40 juta per 31 Desember 2019. Dari situ, perseroan mengantongi laba bersih US$41,62 juta pada 2019. Pencapaian itu turun 32,63% dari US$61,78 juta tahun sebelumnya.
Pada 31 Desember 2019, INDR tercatat memiliki total aset US$753,55 juta. Posisi itu terdiri atas ekuitas US$371,42 juta dan liabilitas US$382,12 juta. Seperti diketahui, INDR didirikan pada 1975 dan memulai kegiatan produksi pada 1976 di sebuah pabrik pemintalan kapas di Purwakarta, Jawa Barat. Perseroan memperluas bisnis benang pintal dan mendiversifikasi lini produksi ke benang seperti polyester filament, polyester staple fiber, PET Resin, dan polyester chip.
INDR menganggarkan belanja modal US$44 juta pada 2019. Alokasi itu digunakan untuk menambah kapasitas produksi benang pintal dalam pabrik di Turki dan US$30 juta untuk penambahan kapasitas produksi benang polyester dan benang pintal untuk pabrik-pabrik di Purwakarta.
Penggunaan pinjaman online (pinjol) oleh mahasiswa untuk kebutuhan kuliah ataupun hal lainnya tengah menjadi tren karena dinilai menjadi solusi pembiayaan…
Anteraja yang merupakan anak usaha dari PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) menyambut baik diterbitkannya Peraturan Menteri Komunikasi dan Digital…
Danai pengembangan ekspansi bisnisnya, PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR) mendapat fasilitas pinjaman dari PT KEB Hana Bank senilai Rp500 miliar. Sekretaris…
Penggunaan pinjaman online (pinjol) oleh mahasiswa untuk kebutuhan kuliah ataupun hal lainnya tengah menjadi tren karena dinilai menjadi solusi pembiayaan…
Anteraja yang merupakan anak usaha dari PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) menyambut baik diterbitkannya Peraturan Menteri Komunikasi dan Digital…
Danai pengembangan ekspansi bisnisnya, PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR) mendapat fasilitas pinjaman dari PT KEB Hana Bank senilai Rp500 miliar. Sekretaris…