Oleh: Ir.Bambang, MM
Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Bio Industri
Gratieks atau Gerakan Tiga Kali Ekspor adalah salah satu gebrakan Kementerian Pertanian untuk menggerakkan ekonomi nasional dengan cara menggerakan ekonomi pertanian yakni dengan meningkatkan ekspor tiga kali lipat. Bahkan dari target Kredit Usaha Rakyat (KUR) nasional senilai Rp190 T di tahun 2020, Kementerian Pertanian meminta alokasi ke sektor pertanian minimal senilai Rp50 T.
Dasarnya adalah semangat dan tekat kuat untuk mengantarkan pertanian Indonesia menjadi pertanian yang “Maju, Mandiri, Modern” dengan begitu Indonesia baru bisa maju dan sejahtera. Artinya, Gratieks menjadi titk tuju, sekaligus memberikan inspirasi dan mendorong semua entitas terkait (bukan saja bagi Kementerian Pertanian) untuk bekerja keras, lebih cepat dan bekerjasama agar bisa mewujudkan. Ini juga sebagai implementasi kongkrit dari mimpi besar Presiden Jokowi yang menargetkan pada tahun 2045, pendapatan per kapita bisa mencapai Rp320 juta per tahun atau setara Rp27 juta per bulan.
Target pertanian tiga kali lipat ekspor memberikan implikasi untuk bekerja secara simultan dan terkoordinasi. Membangun pertanian tidak cukup bila hanya fokus di on farm saja, melainkan harus ditangani hulu-hilirnya. Dengan begitu kementerian perdagangan, kedutaan besar, atase perdagangan dan lembaga terkait ekspor lainnya pasti akan memprioritaskan dukungan terhadap sukses perdagangan dan ekspor produk pertanian. Regulasi kebijakan ekspor, kerjasama perdagangan, perluasan pasar ekspor dan promosi akan dilakukan secara masif. Dukungan kebijakan ini tentu akan memberikan iklim yang lebih baik bagi dunia usaha dan eksportir guna mengembangkan bisnisnya.
Ekspor tiga kali lipat itu bukan berarti hanya volumenya saja yang ditingkatkan, akan tetapi nilai dan daya saingnya juga menjadi fokus perhatian. Jajaran kementerian perindustrian dan pelaku industri akan terdorong untuk mengembangkan keragaman dan mutu produk yang akan diekspor. Masyarakat dunia usaha difasilitasi merekayasa pengolahan produk pertanian sesuai preferensi dan permintaan pasar ekspor. Ke depan tentunya kita berharap ekspor pertanian tidak hanya berorientasi pada produk primer saja. Pertanian menjadi peluang besar bagi pertumbuhan industri dalam negeri sekaligus berkontribusi pada penyerapan tenaga kerja, Setiap komoditi pertanian (pangan, perkebunan, hortikultura dan peternakan) berpotensi dapat dikembangkan untuk menghasilkan berbagai produk turunan yang sangat diminati pasar.
Gratieks juga mengingatkan kepada kita betapa pentingnya pertanian bagi Indonesia. Potensi sumber daya pertanian yang begitu besar namun belum terkelola secara optimum. Pertanian butuh dukungan semua pihak, kementerian/ lembaga terkait diharapkan padu serasi mewujutkan kejayaan pertanian Indonesia. Pada subsistem budidaya, pertanian Indonesia masih dihadapkan pada persoalan rendahnya produksi, produktivitas dan mutu hasil, padahal jika dikelola dengan baik sangat berpotensi untuk ditingkatkan tanpa harus memperluas areal.
Kita ambil contoh untuk tanaman pangan, rerata produktivitas padi nasional baru 5 ton GKG per hektar, potensinya mencapai 12 ton GKG per hektar. Komoditas perkebunan, rerata protas kelapa sawit baru 3 ton setara CPO per hektar per tahun, potensinya mencapai 6 hingga 12 ton per hektar. Demikian pula komoditas hortikultura, petani anggur yang berada di iklim sub tropis dapat menikmati keuntungan besar walau hanya sekali panen setahun, di Indonesia bila dikelola dengan baik bisa memanen anggur 2 - 3 kali dalam setahun.
Oleh: Achmad Nur Hidayat Ekonom UPN Veteran Jakarta Seberapa rapuhkah jalinan perekonomian global dan nasional di tengah gejolak…
Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Lembaga atau badan wakaf yang ada di Tanah Air jumlahnya sangat banyak, baik berbasis…
Oleh: Dr. Edy Purwo Saputro, MSi Dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Solo Rilis terbaru menegaskan bahwa jumlah kemiskinan di…
Oleh: Achmad Nur Hidayat Ekonom UPN Veteran Jakarta Seberapa rapuhkah jalinan perekonomian global dan nasional di tengah gejolak…
Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Lembaga atau badan wakaf yang ada di Tanah Air jumlahnya sangat banyak, baik berbasis…
Oleh: Dr. Edy Purwo Saputro, MSi Dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Solo Rilis terbaru menegaskan bahwa jumlah kemiskinan di…