Niaga Domestik - Pengusaha Ritel Diminta Inovatif Seiring Perkembangan Teknologi

NERACA

Jakarta – Menteri Perdagangan Agus Suparmanto meminta para pengusaha ritel untuk inovatif seiring dengan perkembangan teknologi yang pesat. Ia mengharapkan perkembangan teknologi digital saat ini juga dapat dimanfaatkan pelaku bisnis untuk menjual produk-produknya menembus pasar global.

"Saat ini, terjadi perubahan gaya hidup masyarakat, perdagangan dengan sistem elektronik (e-commerce) berkembang makin besar. Perusahaan ritel dituntut inovatif untuk mengembangkan usaha, setidaknya bisa bertahan," kata Mendag dalam Musyawarah Nasional Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) di Jakarta, disalin dari Antara.

E-commerce, lanjut dia, harus dilihat sebagai peluang yang harus dimanfaatkan untuk mengembangkan bisnis. "Mengembangkan teknologi digital sangat penting, konsumen sudah berubah, budaya membelinya tidak lagi datang ke toko, jadi dengan online. Maka itu, harus bisa dimanfaatkan dengan maksimal," ujar Mendag.

"Saya mendukung Aprindo agar dapat memanfaatkan penjualan dalam negeri melalui internet agar bisa jangkau konsumen, tidak hanya dalam negeri tapi luar negeri. Semoga perpaduan online dan offline terobosan besar bagi ritel indonesia," katanya.

Mendag juga mengatakan industri ritel memiliki peran penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dari sisi perdagangan dan konsumsi. "Sektor perdagangan tumbuh 13,02 persen pada triwulan ketiga 2019. Sedangkan konsumsi sebesar 56,52 persen dari total PDB (Produk Domestik Bruto)," paparnya.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Indonesia pada triwulan III tahun 2019 tumbuh 5,02 persen (year on year). Dengan demikian, secara kumulatif pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2019 tumbuh 5,04 persen.

Dalam rangka menjaga pertumbuhan tetap positif, Mendag akan lebih intensif melakukan kerja sama dengan berbagai pihak, baik antar Kementerian maupun kalangan swasta. "Kita sudah berkoordinasi dengan Kementan. Sesuai arahan Presiden kita harus bekerja tim. Aprindo juga merupakan mitra, jadi otomatis kita harus kerja sebagai tim untuk memajukan ekonomi Indonesia," katanya.

Menteri Perdagangan Agus Suparmanto menilai bahwa industri ritel memiliki peran penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dari sisi perdagangan dan konsumsi. "Sektor perdagangan tumbuh 13,02 persen pada triwulan ketiga 2019. Sedangkan konsumsi sebesar 56,52 persen dari total PDB (Produk Domestik Bruto," papar Mendag.

Selain berkontribusi terhadap ekonomi nasional, Mendag menambahkan, sektor ritel juga berperan dalam memasarkan produk dalam negeri, terutama yang dihasilkan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). "Prospek bisnis ritel saat ini masih menunjukkan tren positif yang dapat dilihat dari indikator pertumbuhan konsumsi Fast Moving Consumer Goods (FMCG)," katanya.

Ia mengemukakan pertumbuhan konsumsi FMCG di sektor ritel modern sebesar 7,6 persen, dengan rincian format minimarket 12 persen, dan format supermarket dan hypermarket tumbuh negatif 5,8 persen.

Menurut dia, penurunan itu menunjukkan bahwa saat ini terjadi perubahan gaya konsumsi masyarakat yang saat ini lebih suka belanja toko yang lebih kecil. "Penurunan itu menunjukkan bahwa saat ini terjadi perubahan gaya konsumsi masyarakat yang saat ini lebih suka belanja toko yang lebih kecil. Mungkin karena lokasinya lebih dekat," katanya.

Maka itu, ia berharap agar pelaku usaha ritel besar dapat beradaptasi dan menyesuaikan konsep bisnis dengan pangsa pasar. Di sisi lain, lanjut dia, pangsa pasar ritel tradisional juga harus tetap dijaga pertumbuhannya agar tidak menimbulkan gejolak sosial.

"Ritel modern yang memiliki akses pengadaan barang dan distribusi lebih baik berkewajiban bantu warung dalam pengadaan barang dagangan. Oleh karena itu, Kemendag mendorong ritel modern Aprindo melakukan pola pemasukan barang ke ritel tradisional. Dengan pasokan stabil, diharapkan dapat memberikan manfaat yang berkesinambungan," katanya.

Wakil Ketua Umum Aprindo Tutum Rahanta mengakui adanya penurunan FMCG di format supermarket dan hypermarket seiring dengan tren perilaku konsumen yang sudah mulai berubah dalam belanja barang. "Itu fakta, menunjukkan tren di mana perilaku konsumen yang agak sedikit berubah, cara beli konsumen saat ini tidak banyak, basket kecil. Kami merasakannya di lapangan," ucapnya.

Namun jika dirinci lebih jauh, lanjut dia, sektor produk pakaian, seperti departemen store yang mengalami perlambatan pertumbuhan. "Sektor minimarket relatif masih tumbuh cukup baik," ucapnya.

BERITA TERKAIT

Kemenparekraf Sertifikasi Halal Produk Mamin di 3.000 Desa Wisata

NERACA Jakarta – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) melakukan kick off akselerasi sertifikasi halal produk…

Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster Terus Dikawal

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggandeng Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) dalam pendampingan implementasi tata kelola…

Nilai Impor di Bulan Maret Sebesar USD 17,96 Miliar

NERACA Jakarta – Nilai impor selama Maret 2024 tercatat sebesar USD 17,96 miliar. Kinerja impor ini melemah 2,60 persen dibandingkan…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Kemenparekraf Sertifikasi Halal Produk Mamin di 3.000 Desa Wisata

NERACA Jakarta – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) melakukan kick off akselerasi sertifikasi halal produk…

Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster Terus Dikawal

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggandeng Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) dalam pendampingan implementasi tata kelola…

Nilai Impor di Bulan Maret Sebesar USD 17,96 Miliar

NERACA Jakarta – Nilai impor selama Maret 2024 tercatat sebesar USD 17,96 miliar. Kinerja impor ini melemah 2,60 persen dibandingkan…