Bergerak dinamisnya industri keuangan di era digital saat ini, menuntut pelaku industri keuangan untuk melakukan transformasi dan inovasi layanan berbasis digital untuk menyelaraskan kebutuhan masyarakat. Hal inipula yang terus dilakukan PT Pegadaian (Persero) di tengah serbuan financial technology (Fintech) agar eksistensi layanan PT Pegadaian sebagai lembaga pegadaian yang mengatasi masalah tanpa masalah masih dibutuhkan masyarakat, khususnya generasi milenial saat ini. Meskipun perseroan masih memimpin pangsa pasar bisnis pegadaian, namun hal tersebut tidak membuat perseroan lengah untuk meraup potensi ceruk pasar yang ada. Apalagi, saat ini era pegadaian sudah berbeda dan terbuka pasarnya bagi perusahaan swasta atau fintech, tidak lagi dimonopoli oleh PT Pegadaian.
Berbicara pelayanan, PT Pegadaian sudah memiliki layanan digital berupa Pegadaian Digital Service (PDS) untuk memperbesar target pasarnya hingga ke generasi milenial. PDS merupakan layanan digital dari Pegadaian dalam bentuk aplikasi yang berbasis web dan mobile. PDS akan melayani nasabah dan calon nasabah yang ingin mendapatkan informasi produk-produk Pegadaian. Lewat layanan tersebut, bisnis proses perseroan diubah dari semula orang mendatangi Pegadaian sekarang menjadi Pegadaian yang datang ke nasabah. Dulu nasabah harus membawa barang ke Pegadaian, sekarang Pegadaian yang menjemput barang.
Keunggulan dari PDS ini adalah dari segi kecepatannya nasabah mendapatkan pelayanan setara dengan yang diberikan oleh pelayanan di outlet Pegadaian konvensional. Selain itu PDS juga melayani nasabah yang ingin membuka tabungan emas, membayar angsuran, melakukan top-up tabungan emas, hingga melayani masyarakat yang ingin bergabung menjadi agen Pegadaian. Diharapkan kehadiran PDS semakin menguatkan minat generasi milenial untuk bisa lebih dekat dengan produk-produk Pegadaian.
Pendekatan lainnya untuk membidik generasi milenial, Pegadaian membuka The Gade Cofee & Gold yaitu kafe yang menyasar konsumen anak muda. Hadirnya kafe tersebut, diharapkan dapat mengajak anak-anak muda yang suka berkumpul di kafe dan semua karyawan Pegadaian yang belum menjadi nasabah, agar tidak sungkan lagi menjadi nasabah Pegadaian. Sementara untuk produknya sendiri, kata Direktur Utama Pegadaian, Kuswiyoto, perseroan terus agresif perluas produk yang bukan hanya bisnis gadai, tetapi perusahaan pembiayaan. Pembiayaan ini bisa dikategorikan menjadi dua, yakni berbasis gadai dan berbasis fidusia atau nongadai. “Nongadai saya bagi dua, yakni kita bisa main di areanya multifinance ataupun fintech baik peer to peer maupun integrasikan ke payment. Dan untuk mengerjakan itu juga ada dua pilihan, yakni bangun sendiri atau beli di pasar. Kita lihat mana nanti yang paling cepat dan efisien, kalau lebih cepat bikin sendiri, ya bikin sendiri,”ujarnya.
Kemudian untuk memacu pertumbuhan bisnisnya, Pegadaian akan lebih agresif menggarap nasabah usaha mikro kecil dan menengah dan milenial karena masih banyak ruang untuk menumbuhkan di segmen itu. Disamping, perseroan juga akan mengembangkan produk-produk inovatif lainnya. Teranyar, produk Gadai Prima dengan bunga nol persen untuk satu barang. Barang-barang yang digadaikan pun semakin diperluas jenisnya. Yang terbaru Pegadaian menerima gadai Tupperware yang menurut sektor ibu rumah tangga adalah salah satu barang yang bernilai.
Nilai gadai yang diajukan pun bisa mencapai Rp 500 ribu dengan tenor dua bulan dan bisa diperpanjang satu kali. Pegadaian terus berupaya memaksimalkan pelayanan kepada masyarakat dengan mengoptimalkan gudang yang dimiliki dengan menerima barang-barang nonemas. Kebijakan mengenai jenis barang yang diterima sebagai jaminan gadai diserahkan kepada pemimpin wilayah dengan mempertimbangkan nilai ekonomis dan kondisi/ minat masyarakat setempat. Karena itu bisa terjadi perbedaan jenis barang di wilayah berbeda. Pinwil menetapkan Harga Pasar Setempat sebagai dasar penentuan pinjaman gadai di wilayah operasionalnya.
Sinergis Fintech
Kuswiyoto optimistis dampak dari bermunculannya gadai swasta dan perusahaan fintech belum akan menggerus bisnis Pegadaian. Sebab, pangsa pasar industri pergadaian nasional masih dikuasai oleh Pegadaian yakni di atas 90%. Selain itu, Pegadaian memiliki sumber daya manusia (SDM) yang berpengalaman dan jaringan yang luas hingga ke pelosok di Tanah Air. Kendati masih memiliki pangsa pasar yang besar, Pegadaian tetap terbuka berkolaborasi dengan perusahaan fintech. Oleh sebab itu, Pegadaian akan menggandeng lima hingga enam fintech berbasis peer to peer (P2P) lending untuk bekerja sama. Melalui kerja sama tersebut, kata Direktur Teknologi Informasi Digital Pegadaian, Teguh Wahyono, Pegadaian berharap bisa mengerek bisnis pembiayaan perseroan antara 5%-6% di tahun ini. Berarti, ini merupakan salah satu strategi Pegadaian untuk mencapai target pembiayaan sebesar Rp 40,3 triliun di sepanjang tahun 2019. Target tersebut meningkat 9,4% secara tahunan.
Pegadaian sendiri berperan sebagai lender yang menggelontorkan dana bagi peminjam di platform fintech. Menurutnya, kolaborasi ini menjadi cara untuk saling bersinergi, di mana fintech bisa menyediakan teknologi dan kemampuan yang mumpuni. Sementara Pegadaian mempunyai manajemen risiko dan permodalan yang kuat. “Kalau kami digabung, maka akan menjadi kekuatan yang lebih baik sesuai dengan harapan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam meningkatkan literasi keuangan di masyarakat,” ujarnya.
Untuk kerjasama tersebut, Pegadaian telah menyiapkan dana sebesar Rp 1 triliun. Perseroan menjadikan kerja sama awal ini menjadi acuan, bagi kerja sama berikutnya. Di samping itu juga, Pegadaian juga bakal meluncurkan layanan berbasis fintech. Layanan tersebut masih tahap pengembangan sistem dan teknologi, serta direncanakan akan rilis pada semester II 2019. Menurut Teguh, pengembangan perusahaan fintech milik Pegadaian akan membidik pasar dan model bisnis yang berbeda dengan industri fintech yang sudah ada di pasaran. “Kami tidak ikut pasar dan model mereka karena tidak ingin menyaingi. Kami punya konsep yang unik di Pegadaian,” ungkapnya.
Layanan fintech Pegadaian ini, lanjutnya, khusus menyasar nasabah dari kalangan milenial perkotaan. Hal ini sejalan dengan upaya perseroan untuk menciptakan inovasi baru dalam memenuhi kebutuhan milenial yang mendominasi segmen nasabah Pegadaian. Oleh karenanya, perseroan menargetkan pertumbuhan bisnis tahun ini sebesar 23,4% secara tahunan (year on year/ yoy) dan menargetkan 12,3 juta nasabah. Target tersebut terbilang cukup tinggi ditengah ketatnya persaingan di industri perusahaan pembiayaan (multifinance) di Indonesia.
Sepanjang tahun 2018, nasabah Pegadaian mencapai 10 juta orang atau meningkat 9,4% dari posisi tahun 2017 yang sejumlah 9,5 juta nasabah. Sekitar 65% nasabah aktif merupakan nasabah usia produktif yaitu 45 tahun. Di sisi lain, Pegadaian juga menargetkan laba bersih tahun 2019 tumbuh 19,6% (yoy) menjadi Rp 3,3 triliun. Sedangkan total aset Pegadaian ditargetkan tumbuh 20,7% (yoy) menjadi Rp 64,2 triliun. Sementara total outstanding loan diproyeksi tumbuh 18,1% (yoy) menjadi Rp 47,7 triliun. Kemudian Pegadaian juga memasang target pendapatan usaha mencapai Rp 14,4 triliun atau naik 24,8% (yoy). Target dua digit tersebut terbilang tinggi ditengah tahun politik dan relative stabilnya prediksi pertumbuhan ekonomi nasional.
Rayakan hari jadinya ke-15, Midea Electronics Indonesia menggelar kegiatan pelestarian lingkungan di Pulau Tidung Kecil, Jakarta. Dalam kegiatan ini, Midea…
Mengulang kesuksesan penjualan properti di tahun sebelumnya, PT Timah Karya Persada Properti (Timah Properti) yang merupakan anak usaha dari PT…
Perluas dampak positif bagi masyarakat dalam pemberdayaan, FWD Group Holdings Limited (FWD) resmi memperpanjang kemitraan selama tiga tahun bersama JA…
Rayakan hari jadinya ke-15, Midea Electronics Indonesia menggelar kegiatan pelestarian lingkungan di Pulau Tidung Kecil, Jakarta. Dalam kegiatan ini, Midea…
Mengulang kesuksesan penjualan properti di tahun sebelumnya, PT Timah Karya Persada Properti (Timah Properti) yang merupakan anak usaha dari PT…
Perluas dampak positif bagi masyarakat dalam pemberdayaan, FWD Group Holdings Limited (FWD) resmi memperpanjang kemitraan selama tiga tahun bersama JA…