NERACA
Jakarta –Di tahun depan, PT Indo Premier Investment Management (IPIM) membidik dana kelolaan Exchange Traded Fund (ETF) sebesar Rp6,5 triliun. Angka ini naik 44% dari realisasi ETF di Desember 2017 yang sebesar Rp4,5 triliun.”ETF menjadi instrumen investasi alternatif penting bagi investor untuk memanfaatkan peluang dalam situasi pasar saham Indonesia yang fluktuatif dengan fundamental yang kuat,”kata Direktur Utama Indo Premier Investment Management, Diah Sofiyanti di Jakarta, Senin (18/12).
Tercatat per 18 Desember 2017, ETF yang sudah dikelola perseroan sudah mencapai dari Rp4,5 triliun. Sekitar Rp3,5 triliunnya berbentuk saham dan Rp1 triliun tersisa saham berbasis obligasi. Sementara berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Oktober 2017, terdapat 14 produk ETF yang 12 diantaranya berbasis saham dan 2 ETF berbasis obligasi.
Adapun total dana kelolaan ETF secara industri mencapai Rp8,5 triliun dengan pangsa pasar mencapai 1,98%. Dari 14 produk ETF, lanjut Diah, sembilan di antaranya dikelola oleh IPIM, yang dari jumlah tersebut, delapan ETF berbasis saham dengan kode perdagangan R-LQ45X, XIIT, XISR, XISI, XIIC, XIIF, dan XISC. ETF sendiri merupakan reksa dana bursa berbasis ekuitas. Sebagai instrumen investasi dalam industri reksa dana di Indonesia, ETF diluncurkan pertama kali pada 8 Desember 2007 yakni Premier ETF LQ45 (R-LQ45X).
Sementara itu, berdasarkan data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per November 2017, lanjut Diah, total jumlah investor institusi ETF mencapai 121 nasabah. Adapun jumlah investor ritel sebanyak 300 nasabah. ETF atau secara sederhana dapat diartikan sebagai reksa dana jadi instrumen yang menjanjikan di pasar modal untuk investasi. Salah satu produk bahkan sudah mencatatkan imbal hasil (return) sebesar 40%.
Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI, Alpino Kianjaya pernah mengatakan, return sebanyak 40% itu bisa didapatkan hanya dalam waktu setahun. Inilah yang harus dicermati para investor. Menyadari besarnya potensi reksadana ETF membuat kontribusi ETF pada dana kelola IPIM mencapai 60% dan melampaui target tahun ini. Asal tahu saja, dana kelolaan manajemen investasi ini telah mencapai Rp 7,5 triliun dan melampaui target sebesar Rp 7 triliun. Sedangkan kontribusi produk ETF mencapai Rp 4,5 triliun dan telah melampauai target awal Rp 4 triliun.
Beberapa produknya yang rata-rata dana kelolaannya Rp 1 triliun adalah Premier ETF LQ-45 (R-LQ45X), Premier ETF IDX30 (XIIT), Premier ETF Indonesia Sovereign Bonds (XISB), Premier ETF Indonesia State-Owned Companies (XISC). Sekadar tambahan, Indopremier memiliki delapan produk reksadana ETF.
Moncernya produk reksadana ETF merupakan hasil dari persebaran saham-saham blue chip yang mewakili pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan. Ke depan, tahun politik 2018 dan 2019 memang menjadi tantangan, tapi diyakini potensi pertumbuhan Indonesia akan tetap menarik dan tidak bisa diabaikan. Terutama pada sektor konsumsi dan finansial yang akan terdorong karena belanja pemilu. Selain itu, melihat adanya potensi yang menarik dari sektor pembangunan yang terus didorong oleh infrastruktur pelat merah.
NERACA Jakarta — Perkuat likuiditas, anak usaha PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC), PT Medco Power Indonesia menerbitkan Obligasi Berkelanjutan…
NERACA Jakarta - PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) (PT SMI) melakukan Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Obligasi Keberlanjutan I Sarana Multi…
NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Fimperkasa Utama Tbk (FIMP) akan membidik proyek pemerintah. Oleh karena itu, emiten kontruksi…
NERACA Jakarta — Perkuat likuiditas, anak usaha PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC), PT Medco Power Indonesia menerbitkan Obligasi Berkelanjutan…
NERACA Jakarta - PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) (PT SMI) melakukan Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Obligasi Keberlanjutan I Sarana Multi…
NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Fimperkasa Utama Tbk (FIMP) akan membidik proyek pemerintah. Oleh karena itu, emiten kontruksi…