NERACA
Jakarta – Tahun depan, PT Mandiri Manajemen Investasi (Mandiri Investasi) menargetkan pertumbuhan total dana kelolaan atau asset under management (AUM) sebesar 20%.”AUM kita hingga November 2017 sudah sekitar Rp50 triliun dari target hingga akhir tahun ini sekitar Rp49 triliun sampai Rp51 triliun. Kami optimistis tahun depan akan lebih semarak lagi, sehingga tahun depan AUM kita bisa tumbuh 20% dari pencapaian tahun ini,”kata Alvin Pattisahusiwa, Direktur Utama Mandiri Investasi di Jakarta, Kamis (14/12).
Guna memenuhi target AUM tahun depan, lanjutnya, perseroan masih mengandalkan produk reksa dana pasar uang dan terproteksi. Akan tetapi melihat potensi cukup besar, perseroan juga secara agresif akan melalukan diversifikasi dengan produk fix income seperti KIK EBA, KIK DIRE, dan RDPT. “Terutama yang durasinya jangka pendek sekitar 2-3 tahun, tapi imbal hasilnya lebih besar dibanding pasar uang, dengan durasi pendek juga akan membuat Investor ini naik kelasnya," jelas dia.
Terkait strategi perusahaan tersebut, Alvin mengaku, pihaknya akan membidik beberapa perusahaan yang bergerak dibidang infrastruktur, consumer goods, perbankan, dan juga penerbangan. Menurutnya, perusahaan infrastruktur membutuhkan pendanaan yang sangat besar untuk mendukung bisnisnya. “Kita melihat potensi besar di sini. Tahun depan sepertinya akan ada banyak lagi KIK EBA, kita coba cari dengan perusahaan infrastruktur BUMN misalnya, karena mereka butuh dana yang besar. Kami berharap mendapat 3-4 peruasahaan," tuturnya.
Kemudian soal produk investasi baru, kata Alvin, perseroan menargetkan bisa meluncurkan tiga produk Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK EBA) baru pada tahun depan. Hal ini seiring dengan meningkatnya minat investor terhadap produk alternatif investasi tersebut. Diungkapkannya, saat ini timnya sedang mengkaji secara mendalam rencana peluncuran produk-produk KIK EBA dan sudah ada beberapa BUMN yang diajak, saat ini masih perlu riset.
Dia menambahkan, proyek di sektor infrastruktur menjadi prioritas utama aset dasar KIK EBA milik Mandiri Investasi. Hal tersebut tercermin dari rencana pemerintah yang menaikkan anggaran Infrastruktur hingga lebih dari Rp 400 miliar. Namun, Alvin menegaskan, sektor infrastruktur yang diincar pihaknya tidak harus selalu berupa jalan tol.
Selain itu, Mandiri Investasi juga mengincar proyek di sektor telekomunikasi dan perbankan sebagai aset dasar KIK EBA. Sektor telekomunikasi dipilih karena meningkatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun depan akan diikuti oleh meningkatnya daya beli masyarakat. Ditambah lagi, tahun depan akan ada 171 pilkada yang berlangsung sehingga konsumsi masyarakat akan meningkat. “Kebutuhan akan produk-produk telekomunikasi akan meningkat sehingga menguntungkan bila ada produk KIK EBA untuk sektor tersebut,” tutur Alvin.
Sementara untuk sektor perbankan, Mandiri Investasi lebih mengincar bank-bank yang mengedepankan digitalisasi keuangan. Alvin berharap, produk-produk KIK EBA yang diluncurkan pada tahun depan bisa meningkatkan dana kelolaan Mandiri Investasi. Asal tahu saja, saat ini Mandiri Investasi telah meluncurkan KIK EBA Mandiri JSMR01. Produk yang memiliki aset dasar berupa pendapatan tol jagorawi tersebut memiliki dana kelolaan sebesar Rp 2 triliun hingga November lalu.
NERACA Jakarta – Kuartal pertama 2025, PT Timah Tbk (TINS) mencatatkan kenaikan laba bersih dan pendapatan. Dimana emiten tambang dan…
NERACA Jakarta -Emiten produsen beras ternama merek ‘Topi Koki’, PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI) mencatat penjualan bersih sebesar Rp365,3…
NERACA Jakarta -PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat kapitalisasi pasar saham sepekan kemarin mengalami kenaikan sebesar 2,33% menjadi Rp11.831 triliun…
Melengkapi fasilitas ibadah bagi penghuninya, perusahaan properti PT Jakarta Garden City menghadirkan masjid Jakarta Garden yang diresmikan langsung Gubernur Jakarta…
Perusahaan pengembang properti, Summarecon kembali memperkenalkan hunian premium keluarga terbarunya yang berada di kawasan Summarecon Mutiara Makassar (SMM). Berlokasi strategis…
Genjot pertumbuhan penjualan dan penetrasi pasar di Indonesia lebih luas lagi, TCL, pemimpin global dalam teknologi elektronik dan produk pintar…