NERACA
Cikarang - Industri otomotif dan elektronik ditaksir akan terus mengalami pertumbuhan di tahun depan. Hal itu yang membuat PT Sagateknindo Sejati berencana untuk meningkatkan kapasitas produksinya dari 170 juta unit ke 200 juta unit. Usaha yang dijalankan PT Sagateknindo Sejati adalah memproduksi baut, skrup, nut hingga waser. Direktur PT Sagateknindo Sejati Rudy Teo merasa optimis industri penerima produknya akan terus mengalami perkembangan.
"Bisnis otomotif seperti kendaraan truk cukup baik, karena bisnis tambang dan perkebunan juga berjalan baik. Namun untuk mobil penumpang masih cukup stagnan. Sementara di industri elektronik juga cukup baik, makanya kita merasa yakin di tahun depan," ungkap Rudy, seperti dikutip, Selasa (24/10).
Rencana untuk meningkatkan kapasitas produksinya itu dibuktikan rencana perusahaan untuk menambah mesin baru, khususnya dalam tahap quality. Rudy menyampaikan bahwa perusahaannya sejak lama sudah mengandalkan mesin asal Taiwan dalam menjalankan usahanya. Hasilnya, Rudy mengaku cukup puas dengan kinerja dari mesinnya tersebut. Hingga kini, PT Sagateknindo Sejati mempunyai mesin heading telah mencapai 250 unit yang semuanya berasal dari Taiwan.
"Kami membina hubungan dengan Taiwan sejak 1993, dan selama itu pula kami tidak banyak mengalami masalah yang berarti. Kualitas juga cukup baik dan sekalipun ada masalah, penanganannya cukup cepat. Disamping itu juga, harganya yang masuk akal," kata Rudy saat menceritakan pengalamannya menggunakan mesin asal Taiwan.
Kepuasan menggunakan mesin asal Taiwan juga diungkapkan oleh Supervisor Engginer PT Sagateknindo Sejati Elben. Ia mengaku puas dengan kinerja dari mesin tersebut karena mudah dioperasikan hingga manual book dan sparepart sudah tersedia. Namun begitu, Elben menyampaikan ada beberapa kendala yang ditemuinya saat di lapangan. Pertama, kata Elben, manual book yang ada dalam mesin tersebut hanya menggunakan bahasa mandarin.
"Manual book nya masih bahasa mandarin. Akan tetapi kita tidak bermasalah sih karena di perusahaan ada yang bisa bahasa mandarin sehingga bisa diartikan. Akan tetapi sebaiknya menggunakan bahasa Indonesia atau paling tidak bahasa Inggris. Agar pengoperasiannya jauh lebih mudah," katanya. Selain itu juga, Elben menyampaikan soal life time dari mesin tersebut.
Pria yang sudah belasan tahun bekerja di PT Sagateknindo ini menyampaikan kadang ada mesin yang tidak sesuai dengan life time yang diberikan. "Biasanya satu mesin itu untuk 1 juta biji, namun baru diangka 700 ribu sudah 'haus'," katanya. Namun ia tak menyalahkan dari sisi mesinnya. Menurutnya mungkin saja terjadi kesalahan human error," katanya.
Produk hasil Sagateknindo terbilang cukup mendapatkan apresiasi dari para customernya. Sejak 2001 hingga 2017, Sagateknindo telah mengantongi 98 penghargaan. Tak hanya penghargaan, beberapa pabrikan industri otomotif besar pun jadi pelanggannya seperti Daihatsu, Suzuki, Kawasaki, Yamaha, Hino, Isuzu. Rudy juga mengatakan pihaknya melakukan ekspor ke beberapa negara seperti Malaysia, Thailand dan Vietnam.
NERACA Jakarta - MultiIntegra Technology Group (MITG), perusahaan nasional yang bergerak di bidang integrasi sistem teknologi informasi dan komunikasi (ICT),…
NERACA Jakarta – NBO Indonesia resmi meluncurkan kemitraan eksklusifnya dengan Leadership Pipeline Institute (LPI) dalam acara 2025 Leaders…
NERACA Jakarta – Di tengah semakin kompleksnya tantangan dunia usaha, kewirausahaan tidak lagi dipahami sekadar sebagai aktivitas berjualan atau…
NERACA Jakarta - MultiIntegra Technology Group (MITG), perusahaan nasional yang bergerak di bidang integrasi sistem teknologi informasi dan komunikasi (ICT),…
NERACA Jakarta – NBO Indonesia resmi meluncurkan kemitraan eksklusifnya dengan Leadership Pipeline Institute (LPI) dalam acara 2025 Leaders…
NERACA Jakarta – Di tengah semakin kompleksnya tantangan dunia usaha, kewirausahaan tidak lagi dipahami sekadar sebagai aktivitas berjualan atau…