Oleh: Fauzi Aziz
Pemerhati Masalah Sosial Ekonomi
Output ekonomi pada dasarnya adalah hasil dari sebuah kegiatan dan proses ekonomi di masyarakat pada satu periode. Jadi bisa dikatakan sebagian dari hasil kerja dan karya keseluruhan anggota masyarakat dalam penyelenggaraan kegiatan ekonomi, baik yang menghasilkan barang maupun jasa.
Sedangkan pertumbuhan ekonomi pada dasarnya menggambarkan sebuah dinamika bahwa kegiatan ekonomi di masyarakat dari waktu ke waktu tumbuh dan berkembang seiring lingkungan ekonomi yang mengalami perubahan, baik dilihat dari sisi demand maupun supply, dan perubahan di luar faktor ekonomi itu sendiri, misalnya faktor politik dan sebagainya.
Dengan demikian setiap rumah tangga ekonomi, apakah itu keluarga, perusahaan maupun negara mempunyai kebutuhan yang hakikatnya sama, yakni harus menghasilkan output ekonomi dalam jumlah besar, dan berharap bi sa tumbuh sesuai dinamika ekonomi yang terus berkembang. Dinamika itu sendiri, grafiknya tidak selalu naik, tapi kadang kala turun, bahkan bisa saja tidak naik/turun alias konstan saja.
Oleh sebab itu, dalam ekonomi, kita mengenal istilah siklus bisnis atau siklus ekonomi. Kondisi umum yang paling mudah dipahami adalah bisa mengalami kelesuan ekonomi atau sebaliknya bisa saja terjadi kondisi pemanasan ekonomi (overheating). Hukum besinya mengatakan seperti itu, sehingga setiap rumah tangga ekonomi harus bisa dengan jeli dan cermat, serta memiliki "agility" untuk meresponsnya dengan cepat dan tepat sesuai kebutuhan dan sumber daya yang tersedia.
Dinamika dan fenomena ekonomi dari masa ke masa kondisinya tidak selalu sama, dan inilah realitas ekonomi yang senantiasa akan kita hadapi. Dalam konteks demikian, maka dari itu, diperlukan kreativitas dan inovasi agar kita bisa merespon atas berbagai realitas ekonomi yang muncul sebagai masalah ekonomi.
Jika kita tetap mendambakan agar output ekonomi bisa bertambah besar volume dan kualitasnya, maupun harus tumbuh, maka sistemnya harus dioperasikan secara efisien, dan tata kelolanya harus baik dan efektif. Sebab itu, kunci yang harus dipegang teguh dalam mengelola kegiatan ekonomi, sejatinya yang perlu diperhatikan adalah hanya ada dua kata kunci utama, yakni "jangan salah urus" (mismanagement); dan membangun kepekaan atau sensitivitas.
Mengapa dua kata kunci ini diperlukan? Jawabannya sederhana, yakni siklus bisnis atau siklus ekonomi berada dalam lingkungan ketidakpastian. Orang sering mengatakan bahwa yang pasti adalah ketidakpastian itu sendiri. Sebab itu, dalam menghadapi ketidakpastian ini, kita harus waspada dan secara intensif dan akurat mencermati dinamika ekonomi dan dinamika pasar dengan sebaik baiknya dan secermat-cermatnya.
Jangan overconvidence, tetapi kita tetap perlu convidence, dalam pengertian untuk memastikan bahwa posisi kita tidak salah urus, sumber daya yang ada dipastikan siap untuk merespon setiap risiko bisnis atau ekonomi yang datangnya bisa tak terduga.
Oleh: Marwanto Harjowiryono Pemerhati Kebijakan Fiskal Kebijakan fiskal di Indonesia telah terbukti selalu mampu menyelamatkan rakyat dan perkonomian…
Oleh: Haryo Limanseto Juru Bicara Kemenko Perekonomian Mempertimbangkan stabilitas perekonomian global yang masih dihadapkan pada berbagai tantangan seperti ketidakpastian geopolitik,…
Oleh: Siswanto Rusdi Direktur The National Maritime Institute (Namarin) Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi kembali melontarkan gagasan kontroversial dalam…
Oleh: Marwanto Harjowiryono Pemerhati Kebijakan Fiskal Kebijakan fiskal di Indonesia telah terbukti selalu mampu menyelamatkan rakyat dan perkonomian…
Oleh: Haryo Limanseto Juru Bicara Kemenko Perekonomian Mempertimbangkan stabilitas perekonomian global yang masih dihadapkan pada berbagai tantangan seperti ketidakpastian geopolitik,…
Oleh: Siswanto Rusdi Direktur The National Maritime Institute (Namarin) Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi kembali melontarkan gagasan kontroversial dalam…