NERACA
Jakarta – Berharap selalu ada perbaikan di tahun 2016, menjadi optimisme bagi PT Kimia Farma Tbk (KAEF) untuk bisa membayar kerugian dari memburuknya kinerja keuangan di tahun ini. Produsen farmasi ini masih tetap optimis, pasar farmasi tahun depan masih bakal tumbuh seiring dengan permintaan yang cukup tinggi. Maka menjawab kebutuhan pasar, perseroan menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 600 miliar di 2016.
Nantinya, dana itu akan digunakan untuk pengembangan bisnis perusahaan. “Dana akan dipergunakan untuk membiayai sejumlah ekspansi perseroan, seperti untuk biaya konstruksi pembangunan dan pembelian mesin-mesin unit pabrik di Banjaran, Bandung," kata Direktur Utama Kimia Farma, Rusdi Rosman di Jakarta, kemarin.
Selain memanfaatkan kas internal, menurut Rusdi, dan belanja modal akan dipenuhi dengan memanfaatkan pembiayaan eksternal."Kita masih hitung-hitung yang paling menguntungkan. Bisa saja kembali menerbitkan MTN (medium term notes), pinjaman bank atau mungkin Rights issue," ucapnya.
Rusdi mengatakan, penjajakan aksi korporasi (rights issue) telah dilakukan dengan melakukan usulan ke pemegang saham. Namun, tak tertutup kemungkinan penggunaan dana eksternal akan memanfaatkan pinjaman perbankan atau kembali menerbitkan MTN.
Sebagai informasi, PT Kimia Farma (Persero) Tbk berencana menerbitkan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau right issue. Dimana aksi korporasi ini dimaksudkan untuk mendanai pengembangan ekspansi bisnis. Dalam pelaksanaan right issue tersebut perseroan akan melepas sebesar 20% sahamnya ke publik.
Rusdi berharap bahwa dari right issue perseroan akan menghimpun dana sebesar Rp 1 triliun. Namun, Rusdi mengaku belum bisa menegaskan kapan aksi korporasi tersebut dilakukan. Pasalnya, perusahaan saat ini masih menunggu persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)."Rights issue panjang ceritanya. Walaupun kami punya rencana, tapi semuanya sangat bergantung DPR. Jadi ini pilihan fund raising terakhir karena lama prosesnya," imbuhnya.
Selain itu, lanjut Rusdi, perseroan juga sedang mempertimbangkan alternatif sumber pembiayaan lainnya dari pasar modal, yakni tambahan pengajuan medium term note (MTN)."MTN sudah mulai tahun ini Rp200 miliar. Mungkin bisa ditambah. Semua besarannya tergantung kebutuhan capex dan kondisi kas internal perseroan," tambahnya.
Menurut catatan perseroan, kebutuhan capex perusahaan di tahun depan mencapai Rp 1 triliun. Dana tersebut akan dialokasikan separuhnya untuk membangun parbrik baru. Sisanya untuk membangun apotek dan klinik yang baru. Terkait dengan ekspansi di bidang apotek dan klinik, Rusdi menjelaskan, perseroan memberi kesempatan kepada PT Kimia Farma Apotek, anak usaha PT Kimia Farma Tbk, untuk memperluas lini usahanya tidak sekadar menjual obat dan fasilitas klinik kesehatan."Kita akan kembangkan apotek untuk usaha yang memberi manfaat kepada masyarakat. Kita bisa jual pulsa, pengiriman uang, dan banyak peluang bisnis lainnya," kata Rusdi.
Yang pasti, kata Rusdi, dengan jaringan 700 apotek yang tersebar di seluruh Indonesia, KFA akan mempunyai nilai tawar yang kuat dengan produsen obat sehingga operasional apotek akan lebih efisien.(bani)
NERACA Jakarta — Dihantui perang dagang Amerika Serikat dan Cina, emiten furniture PT Integra Indocabinet Tbk. (WOOD) masih optimis menargetkan pertumbuhan penjualan…
NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) menargetkan pra-penjualan tahun ini sebesar Rp5 triliun dengan kontribusi dari…
NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) menyiapkan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun ini senilai Rp150 miliar.…
NERACA Jakarta — Dihantui perang dagang Amerika Serikat dan Cina, emiten furniture PT Integra Indocabinet Tbk. (WOOD) masih optimis menargetkan pertumbuhan penjualan…
NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) menargetkan pra-penjualan tahun ini sebesar Rp5 triliun dengan kontribusi dari…
NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) menyiapkan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun ini senilai Rp150 miliar.…