NERACA
Jakarta – Langkah PT Pertamina EP mengoptimalkan kinerja membuat laba bersih anak usaha Pertamina itu meroket hingga 20,6%. Pada semester pertama 2011, Pertamina EP memperoleh laba sebesar Rp8,2 triliun. Tahun 2010 lalu, labanya baru sebesar Rp6,8 triliun.
Pencapaian laba bersih Pertamina EP tersebut berarti 55,4% terhadap laba bersih induk perusahaan, PT Pertamina (Persero) pada semester pertama 2011 sebesar Rp14,79 triliun.
Pada semester pertama 2010, Pertamina meraih laba bersih Rp8,68 triliun. Pertamina menargetkan laba bersih berkisar Rp17 triliun-Rp20 triliun pada 2011 atau lebih tinggi dibandingkan realisasi 2010 yang Rp16,8 triliun.
“Peningkatan laba tersebut terutama karena harga minyak yang tinggi pada semester pertama 2011 dibandingkan 2010. Dengan capaian Rp8,6 triliun, kami optimistis mencapai target laba bersih sepanjang 2011 sebesar Rp14 triliun, meski ada kecenderungan penurunan harga minyak sekarang ini,” kata Presiden Direktur Pertamina EP Syamsu Alam di Jakarta, Rabu.
Menurut Syamsu, realisasi produksi minyak Pertamina EP pada semester pertama 2011 sebesar 123,4 ribu barel per hari (MBOPD) dan gas 1.047,7 juta kaki kubik per hari (MMSCFD). Angka produksi itu memang lebih rendah dibandingkan realisasi 2010 yang minyak 129,9 MBOPD dan gas 1.054 MMSCFD.
Namun, karena realisasi harga minyak yang tinggi membuat Pertamina EP mampu meraih kenaikan laba. Sementara pada tahun 2011, Pertamina EP menargetkan produksi minyak 132 MBOPD dan gas 926,2 MMSCFD.
Syamsu mengungkap, pada semester pertama 2011, Pertamina EP sudah mengeluarkan belanja modal sekitar Rp2,5 triliun atau 40% dari target 2011 sebesar Rp6,2 triliun. Belanja investasi tersebut diperuntukkan bagi kegiatan eksplorasi sekitar 15-20% dan sisanya untuk aktivitas eksploitasi.
Dia menyebut, kegiatan eksplorasi yang dilakukan pada semester pertama 2011 adalah seismik 3D 342 km2, pemboran lima sumur, dan tengah membor lima sumur lainnya. Sedangkan, kegiatan eksploitasi yang dilakukan adalah pemboran 54 sumur selesai dan 11 sumur lainnya masih berlangsung. “Kami targetkan pemboran sebanyak 112 sumur eksploitasi pada 2011,” ujarnya.
Pada semester pertama 2011, imbuhnya, sebanyak tujuh lapangan menembus target produksi yakni Rantau 2.386 BOPD (104,2%), Jatibarang 3.534 BOPD (107,8%), Subang 1.200 BOPD (121,4%), Tambun 9.093 BOPD (101,6%), Sangasanga 6.421 BOPD (116%), Tarakan 711 BOPD (104,6%), Bunyu 4.742 BOPD (100,1%).
Saat ini, Pertamina EP memberikan kontribusi terhadap total produksi minyak Pertamina sebesar 76% dan gas 82%.
Syamsu menambahkan, untuk mewujudkan optimisme peningkatan produksi, Pertamina EP melakukan sejumlah upaya percepatan (breakthrough projects) antara lain optimalisasi produksi pada asset eksisting, melakukan percepatan pengembangan lapangan baru, memperbanyak pemboran pengembangan dan Kaji Ulang Pindah Lapisan (KUPL), reaktivasi sumur-sumur suspended, kegiatan pengurasan minyak tahap lanjut atau enhanced oil recovery (EOR), dan put on production kegiatan eksplorasi.
Di sisi lain, untuk mewujudkan pertumbuhan yang berkelanjutan, Pertamina EP melakukan sejumlah terobosan baru dan percepatan para proyek eksplorasi. Dengan dilakukannya upaya tersebut, Pertamina EP mampu menjawab potensi penurunan produksi alamiah yang cukup besar yakni 18% pertahun, dengan justru melakukan peningkatan produksi yang berkelanjutan (rata-rata 3% per tahun)
Keberhasilan penerapan strategi ini tentunya berkat dukungan dan dorongan kuat dari BPMIGAS terkait dengan persetujuan rencana kerja dan anggaran, serta pengawasan yang telah dilakukan.
Terkait dengan prestasi peningkatan produksi ini, pada tahun 2009 dan 2010 Pertamina EP menerima penghargaan yang telah diberikan Pemerintah melalui Kementeriam ESDM, Direktorat Jenderal Migas dan BPMIGAS atas prestasi Pertamina EP mencapai kinerja terbaiknya meningkatkan produksi minyak dan gas selama 5 tahun berturut turut.
Dalam periode lima tahun sejak awal didirikannya hingga akhir tahun 2010, angka produksi Pertamina EP terus mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan. Pada tahun 2006 produksi minyak Pertamina EP mencapai 101,2 ribu barel per hari (MBOPD) di 2006. Pada tahun 2007 produksi minyak Pertamina EP mencapai 109,6 MBOPD atau sekitar 8%. Selanjutnya pada tahun 2008, produksi kembali mengalami peningkatan sekitar 5% menjadi 116,6 MBOPD. Produksi tersebut terus meningkat pada tahun-tahun berikutnya. Pada 2009, produksi minyak Pertamina EP mengalami peningkatan yang cukup signifikan mencapai 127,1 MBOPD atau sekitar 9%. Dan pada akhir tahun 2010 produksi mencapai 129,9 MBOPD atau meningkat lebih dari 2 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Sementara itu, produksi gas Pertamina EP juga mengalami peningkatan signifikan setiap tahunnya. Pada 2006 produksi mencapai 955 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) meningkat sebesar 2,6% pada 2007 mencapai 980 MMSCFD. Produksi menembus angka produksi di atas satu miliar kaki kubik per hari pada 2008 yakni sebesar 1.003 MMSCFD atau lebih tinggi 2,3% dibanding tahun sebelumnya. Selanjutnya pada 2009 kembali terjadi peningkatan 3,9% menjadi 1.043 MMSCFD. Menjelang akhir tahun 2010, produksi gas Pertamina EP kembali mengalami peningkatan sekitar 1% dan berada pada posisi 1.054 juta kaki kubik per hari.
Cadangan Baru
Disamping upaya peningkatan produksi PT Pertamina EP di 2011 juga sangat agresif melakukan upaya pencarian cadangan minyak dan gas bumi baru. Hingga akhir semester pertama tahun 2011, Pertamina EP telah selesai melaksanakan pemboran lima sumur eksplorasi. Sedangkan hingga saat ini, Pertamian EP masih melaksanakan pemboran lima sumur eksplorasi lainnya. Sementara itu, di sisi survey seismic 3D, Pertamina EP telah merealisasikan 342 KM2.
Hal ini diharapkan dapat berkontribusi terhadap pertumbuhan produksi Pertamina EP sehingga upaya ekplorasi yang agresif tetap perlu dilakukan. Percepatan program ini sebagai upaya strategis untuk meningkatkan cadangan Migas dalam mendukung pertumbuhan produksi.
Komitmen eksplorasi PT Pertamina EP ini untuk mendukung perolehan cadangan baru sehingga dari setiap barrel minyak maupun setiap kubik gas yang yang diproduksikan harus dapat digantikan dengan temuan baru ekplorasi dalam jumlah yang sama atau melebihi. Dengan demikian kesinambungan dan pertumbuhan produksi dapat dipertahankan.
Pertamina EP juga telah menerapkan metode Enhance Oil Recovery (EOR) atau pengurasan minyak tahap lanjut di sejumlah lapangan sebagai pilot project. Pada akhir semester pertama tahun 2011, untuk pengurasan minyak tahap lanjut, telah dicapai realisasi laju produksi sebesar 301 BOPD dari target 277 BOPD.
NERACA Jakarta - Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman mengajak seluruh Pemerintah Daerah (Pemda) tingkat provinsi maupun…
NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) resmi meluncurkan Green Movement sebagai wujud nyata komitmen perusahaan dalam…
NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus menunjukkan komitmennya dalam memberikan layanan jasa bagi para pelaku industri dan pemangku kepentingan…
NERACA Jakarta - Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman mengajak seluruh Pemerintah Daerah (Pemda) tingkat provinsi maupun…
NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) resmi meluncurkan Green Movement sebagai wujud nyata komitmen perusahaan dalam…
NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus menunjukkan komitmennya dalam memberikan layanan jasa bagi para pelaku industri dan pemangku kepentingan…