Salah satu program yang menjadi perhatian Pemerintah Pusat menjamin siswa tetap bisa sekolah adalah BSM (Bantuan Siswa Miskin). Penyaluran tahap pertama sudah berlangsung 26 Agustus lalu. Namun, sosialisasi ke sekolah-sekolah sempat terkendala jadwal libur yang panjang pada Agustus, diantaranya karena perayaan Idul Fitri 1434 H
Menteri Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono mengatakan sosialisasi program bantuan siswa miskin (BSM) perlu ditingkatkan kepada masyarakat pemegang Kartu Perlindungan Sosial (KPS) yang mencapai 15,5 juta rumah tangga sasaran.
\"Serapan dana BSM masih belum besar karena kurangnya sosialisasi. Terlebih program ini baru digulirkan pada 26 Agustus 2013,\" kata dia.
Oleh karena itu, agar program penyaluran tahap kedua yang akan dilakukan pada akhir September atau awal Oktober 2013 dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan, pemerintah meningkatkan sosialisasi BSM kepada 15,5 juta rumah tangga sasaran.
Untuk itu, selain langsung datang ke sekolah-sekolah, pemerintah memanfaatkan jaringan radio dan menyebar petugas kantor pos untuk mensosialisasikan BSM kepada pemegang Kartu Perlindungan Sosial (KPS) yang mencapai 15,5 juta rumah tangga sasaran.
Seperti diketahui, BSM adalah program nasional berupa uang tunai yang diberikan langsung kepada anak-anak usia sekolah atau siswa. Secara nasional, pagu BSM dari APBN-P 2013 mencapai 15,4 juta siswa yang disalurkan ke sekolah di bawah Kementrian Pendidikan dan Kementrian Agama.
Besaran manfaat BSM yang akan diterima adalah sebesar Rp225.000 per semester untuk SD/MI, Rp375.000 per semester untuk SMP/MTs dan Rp500.000 per semester untuk SMA/SMK/MA.
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah terus meningkatkan pendidikan khusus yang bermutu bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dengan revitalisasi Sekolah…
Psikolog klinis lulusan Universitas Indonesia Adityana Kasandravati Putranto ​​​​menekankan pentingnya peran orang tua dalam membekali anak agar tidak terjebak dalam…
Pelatih sepak bola profesional Timo Scheunemann menyampaikan pentingnya pengembangan ekosistem sepak bola anak, khususnya di kelompok usia 10–12 tahun. Menurut…
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah terus meningkatkan pendidikan khusus yang bermutu bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dengan revitalisasi Sekolah…
Psikolog klinis lulusan Universitas Indonesia Adityana Kasandravati Putranto ​​​​menekankan pentingnya peran orang tua dalam membekali anak agar tidak terjebak dalam…
Pelatih sepak bola profesional Timo Scheunemann menyampaikan pentingnya pengembangan ekosistem sepak bola anak, khususnya di kelompok usia 10–12 tahun. Menurut…