Janjikan Keuntungan, Produk ETF Makin Diincar Investor

NERACA

Jakarta- PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengatakan peminat produk Exchange Traded Fund (ETF) atau reksa dana lebih marak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Karena itu, pihaknya akan mendorong penerbitan produk tersebut untuk dapat diperdagangkan di pasar modal. “Produk ini sangat menarik dan mulai banyak investor institusi yang masuk,” kata Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia, Friderica Widyasari, di Jakarta, Selasa (21/5).

Menurutnya, meningkatnya minat investor pada produk ETF karena dinilai sangat menarik apabila dibandingkan dengan produk reksa dana biasa. Produk ETF yang mengalami pertumbuhan, khususnya terjadi pada ETF Indeks30. “Produk ETF secara real time diperdagangkan seperti saham dan bisa keluar maupun masuk sewaktu-waktu.” jelasnya.

Namun sayangnya, sampai dengan saat ini penerbit produk ETF atau manajer investasi yang menerbitkannya masih sangat terbatas. Alasannya, yaitu karena tidak semua manager investasi memiliki resource dan sumber daya manusia yang memumpuni. Selain itu, penerbit juga menilai, komitmen penjualan untuk produk tersebut juga harus tinggi, seperti ke investor institusi seperti dana pensiun.

Seperti diketahui, dua manajer investasi yang menerbitkan ETF, yaitu PT Indo Premier Investment Management dan PT Bahana TCW Investment Management. Perusahaan menerbitkan produk ETF berbasiskan syariah. Jumlah unit penyertaan yang dicatatkan pertama kali Reksa Dana Syariah Premier ETF Jakarta Islamic Index (XIJI) adalah 24.500.000 unit penyertaan dengan harga perdana Rp677 per unit penyertaan.

Sementara total nilai awal reksa dana XIJI yang dicatatkan di BEI pertama kali adalah Rp16,59 miliar di mana jumlah maksimumnya adalah 12,5 miliar unit penyertaan. Sedang untuk reksa dana kedua adalah Reksa Dana Premier ETF Indonesia Consumer (XIIC).

Jumlah unit penyertaan yang dicatatkan pertama kali adalah 23.300.000 unit penyertaan dengan harga perdana Rp1.000 per unit penyertaan. Nilai awal yang dicatatkan pertama adalah Rp23,3 miliar dengan jumlah maksimum adalah 1 miliar unit penyertaan.

Kedua reksa dana bursa ini diterbitkan oleh PT Indo Premier Investment Management sebagai manager investasinya dan Deutsche Bank AG cabang Jakarta sebagai Bank Kustodiannya. Adapun dealer partisipannya adalah PT Indo Premier Securities.

Direktur Utama Indo Premier Investment Management, John D Item pernah bilang produk ETF dapat mempermudah investor untuk berinvestasi di pasar saham karena susunan saham per satuan unit penyertaan sudah dibentuk oleh Manajer Investasi dengan hanya terdiri dari saham-saham berfundamental baik dan likuid. Karena itu, fluktuasi ETF juga tidak terlalu dalam dan aman bagi investasi investor.

Menurutnya, langkah ini juga didukung adanya permintaan dari pemerintah untuk memperkaya produk syariah. Adapun pemilihan indeks syariah, yaitu sebagai aset dasar produk ETF dikarenakan adanya permintaan dari investor terhadap produk ETF berbasis saham-saham syariah. (lia)

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…