BNI Emerald Patok Dana Kelola Tumbuh Rp28,29 T - Menyasar Nasabah Premium

NERACA

Jakarta - PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) mematok pertumbuhan dana kelolaan dari bisnis kelas jetset nasabah Emerald Premium Banking sebesar 20%-25% pada tahun ini, atau senilai Rp27,6 triliun sampai Rp28,29 triliun. Hal itu dimungkinkan lantaran BNI Emerald sudah memiliki 25 outlet Emerald di seluruh Indonesia, enam Emerald Lounge, layanan khusus di 912 kantor cabang, dan 348 kantor kas BNI di Indonesia, serta lima kantor cabang BNI di luar negeri antara Hongkong, Tokyo, New York dan Singapura.

“Total dana kelolaan Emerald hampir Rp23 triliun per Desember 2012. Itu tumbuh 21% dibanding tahun sebelumnya. Tahun ini saja tumbuh 20%-25%,” ujar EVP Customer Management Marketing Division BNI, Purnomo B Soetadi di Jakarta, Selasa (5/2).

Untuk jumlah nasabah, lanjut dia, nasabah Emerald perseroan mencapai 13 ribu per akhir 2012, dan dipatok bertambah 20%-25% selama tahun 2013. Adapun minimal dana nasabah yang harus ditempatkan untuk menjadi nasabah Emerald BNI adalah sebesar Rp1 miliar. “Emerald kita minimal Rp1 miliar. Beda dengan priority banking bank lain yang rata-rata Rp500 juta. Rata-rata saldo, wallet size (dana nasabah Emerald) sebesar Rp2,1 miliar,” terang Purnomo.

Dalam mendukung bisnis ini, kata dia, BNI menawarkan berbagai produk seperti reksa dana di luar produk konvensional bank seperti deposito dan tabungan. Selain itu, katanya, perseroan menjalin kerja sama bancassurance (bank asuransi) dengan perusahaan asuransi.

“60% masih didominasi produk konvensional perbankan, sisanya 40% produk kombinasi,” tambahnya. Dari sisi layanan, perseroan menyediakan beberapa layanan, seperti antar-jemput ke bandara menggunakan helikopter, untuk menghindari kemacetan lalu-lintas di Jakarta. Layanan customer lounge di beberapa pusat perbelanjaan terkemuka di wilayah Jakarta, serta layanan concierge untuk membantu para nasabah Emerald saat melakukan perjalanan bisnis atau wisata di luar negeri.

Khusus layanan taksi helikopter, Nasabah Emerald mesti merogoh kocek Rp25 juta per perjalanannya. Ini bertujuan memangkas waktu perjalanan dari dan ke Bandar Udara Soekarno Hatta (Soetta). Memang, sejak diluncurkan akhir 2012, rata-rata pengguna Super Premium Service sebanyak lima nasabah per bulan.

Mereka, lanjut Purnomo, diberikan kemudahan dari turun pesawat hingga tempat tujuan, dengan menghemat banyak waktu. "Begitu turun dari pesawat langsung dijemput mobil mewah sekelas Alphard, lalu diantar ke helipad sampai ke kantor pusat BNI. Dari sana diantar ke tempat tujuan," kata dia, memaparkan.

Selain itu, nasabah juga berhak mendapat fasilitas BNI Emerald Lounge di lima restoran yang ada di Jakarta. Hanya menunjukkan kartu BNI Emerald, nasabah dapat makan gratis untuk dua orang dalam satu kali seminggu.  Pertumbuhan BNI Emerald memang cukup signifikan. Hal ini disebabkan tingginya respon nasabah kepada BNI, baik nasabah loyal maupun nasabah baru.

Melalui BNI Super Premium Service, nasabah mendapatkan harga khusus dalam penggunaan Heli Taxi dan mendapatkan free airport handling. Pemesanan dapat dilakukan melalui BNI Emerald Call yang didedikasikan khusus untuk nasabah Emerald. Saat ini, BNI memiliki hampir 200 Nasabah High Ultra Individuals, mereka merupakan pangsa pasar yang disasar untuk layanan Super Premium Service. [ardi]

BERITA TERKAIT

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi NERACA Denpasar - Sebanyak 12 lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat secara ilegal di…

Farad Cryptoken Merambah Pasar Indonesia

  NERACA Jakarta-Sebuah mata uang digital baru (kriptografi) yang dikenal dengan Farad Cryptoken (“FRD”) mulai diperkenalkan ke masyarakat Indonesia melalui…

OJK: Kewenangan Satgas Waspada Iinvestasi Diperkuat

NERACA Bogor-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengharapkan Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi dapat diperkuat kewenangannya dalam melaksanakan tugas pengawasan, dengan payung…

BERITA LAINNYA DI

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi NERACA Denpasar - Sebanyak 12 lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat secara ilegal di…

Farad Cryptoken Merambah Pasar Indonesia

  NERACA Jakarta-Sebuah mata uang digital baru (kriptografi) yang dikenal dengan Farad Cryptoken (“FRD”) mulai diperkenalkan ke masyarakat Indonesia melalui…

OJK: Kewenangan Satgas Waspada Iinvestasi Diperkuat

NERACA Bogor-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengharapkan Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi dapat diperkuat kewenangannya dalam melaksanakan tugas pengawasan, dengan payung…