Siapkan Capex Rp500 Miliar - Satyamitra Kemas Bidik Penjualan Rp2 Triliun

NERACA

Jakarta – Sukses torehkan kinerja positif di kuartal pertama 2025, mendorong optimisme PT Satyamitra Kemas Lestari Tbk (SMKL) target penjualan sebesar Rp2 triliun dan laba Rp65 miliar bakal tercapai.”Perseroan menargetkan pertumbuhan penjualan dengan topline 10% dengan bottomline 5%,”kata Direktur Utama SMKL, Ang Kinardo di Jakarta, kemarin.

Guna memenuhi target tersebut, perseroan mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai Rp500 miliar untuk pembangunan pabrik baru di Batang, yang mana telah terealisasikan senilai Rp243,8 miliar sampai saat ini. Pabrik baru di Batang ditargetkan dapat beroperasi pada kuartal I-2026, dengan kapasitas produksi sebesar 60.000 ton per tahun, dengan target pendapatan sebesar Rp500 miliar per tahun.

Selain itu, lanjutnya, perseroan juga melakukan peremajaan mesin dan utilitas untuk meningkatkan layanan melalui kapasitas produksi. Perseroan juga terus mengadopsi teknologi mutakhir dan terbarukan untuk bersaing di industri manufaktur kemasan. Untuk memperluas bisnis, SMKL mulai menargetkan pasar baru domestik khususnya di Jawa Tengah, perusahaan multi-nasional dan menargetkan merek global terkemuka untuk pasar Eropa.

Herryanto Setiono Hidayat, Direktur dan Chief Operating Officer (COO) SMK menyampaikan, adanya pabrik baru tentunya menambah potensi pendapatan perseroan hingga Rp500 miliar per tahun. Diharapkan omzet SMKL dapat naik signifikan ke depan. Herryanto Setiono Hidayat menambahkan perusahaan berkomitmen memberikan nilai tambah kepada pemegang saham.

Sebagai informasi, perseroan membukukan penjualan Rp468 miliar di kuartal pertama 2025 atau meningkat 9,86% year on year (yoy) dibandingkan periode sama tahun 2024, dan laba senilai Rp11,8 miliar atau menurun 30% (yoy) dibandingkan periode sama 2024. Kemudian dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) SMKL menyetujui pembagian dividen senilai Rp10 miliar atau setara Rp3 per lembar saham untuk tahun buku 2024.

Perseroan terus menghadapi tantangan sepanjang 2024 di tengah melambatnya ekonomi global, menurunnya daya beli masyarakat, meningkatnya tekanan fiskal, suku bunga dan inflasi. Selain itu, juga faktor penutupan jalur distribusi perdagangan di laut merah, yang menyebabkan gangguan rantai pasokan global termasuk kertas yang menjadi bahan baku perseroan.

Namun demikian, dirinya memastikan perseroan dapat mengantisipasi dengan melakukan identifikasi risiko secara menyeluruh atas risiko usaha, dengan tindak lanjut melakukan efisiensi dan perbaikan bisnis proses. Sehingga, beban operasional perseroan turun secara signifikan 14,12% atau sebesar Rp35.381 miliar dibandingkan dengan tahun lalu.

 

BERITA TERKAIT

Mengandalkan Pasar Ekspor AS - WOOD Targetkan Penjualan Tumbuh 20%

NERACA Jakarta — Dihantui perang dagang Amerika Serikat dan Cina, emiten furniture PT Integra Indocabinet Tbk. (WOOD) masih optimis menargetkan pertumbuhan penjualan…

Summarecon Bidik Pra Penjualan Rp5 Triliun

NERACA Jakarta  – Emiten properti, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) menargetkan pra-penjualan tahun ini sebesar Rp5 triliun dengan kontribusi dari…

Siapkan Capex Rp150 Miliar - Hartadinata Integrasikan Pabrik Perhiasan Emas

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) menyiapkan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun ini senilai Rp150 miliar.…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Mengandalkan Pasar Ekspor AS - WOOD Targetkan Penjualan Tumbuh 20%

NERACA Jakarta — Dihantui perang dagang Amerika Serikat dan Cina, emiten furniture PT Integra Indocabinet Tbk. (WOOD) masih optimis menargetkan pertumbuhan penjualan…

Summarecon Bidik Pra Penjualan Rp5 Triliun

NERACA Jakarta  – Emiten properti, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) menargetkan pra-penjualan tahun ini sebesar Rp5 triliun dengan kontribusi dari…

Siapkan Capex Rp150 Miliar - Hartadinata Integrasikan Pabrik Perhiasan Emas

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) menyiapkan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun ini senilai Rp150 miliar.…