Tingkat kesadaran masyarakat akan bahaya penyakit radang usus atau lebih dikenal Inflammatory Bowel Disease (IBD) sangat rendah. Apalagi, gejala IBD hampir mirip dengan gejala diare biasa sehingga sering terabaikan. Padahal berdasarkan penelitian pasien dengan IBD memiliki angka mortalitas 17,1 per 1.000 orang per tahun.
Kata dokter spesialis penyakit dalam Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Kencana, Dr.dr Hasan Maulahela Sp.PD-KGEH, perubahan pola makan menjadi diet sehat menjadi salah satu komponen pengobatan utama terapi Inflammatory Bowel Disease (IBD) atau peradangan usus.“Diet yang sehat itu merupakan salah satu komponen pengobatan dari IBD, tapi memang tidak satu-satunya. Jadi kita orang sehat pun harus diet yang sehat, kalau memang mau menjaga tubuh kita, diet yang sehat. Dan itu merupakan komponen kunci dari terapi IBD,”ujarnya di Jakarta, kemarin.
Hasan mengatakan, IBD adalah penyakit yang mengenai pencernaan yang menyebabkan kerusakan pada usus, dan seringkali dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi sejak remaja hingga dewasa. Pola makan masyarakat yang lebih banyak mengonsumsi makanan berlemak atau western food, dapat meningkatkan risiko terjadinya peradangan usus atau IBD.​​​​​​​
IBD bisa terjadi karena banyak faktor, selain makanan juga bisa dipicu oleh genetik dan faktor psikologis seperti kecemasan yang juga dapat memicu gangguan pencernaan atau Irritable Bowel Syndrome (IBS).​​​​​​​ Selain itu, IBD juga bisa disebabkan karena kontribusi autoimun akibat adanya kerusakan sistem dalam tubuh. Namun, autoimun bukan satu-satunya penyebab IBD, beberapa faktor dari luar diantaranya lingkungan yang tidak bersih dan juga makanan serta faktor genetik.​​​​​​​
Hasan mengatakan, penyakit IBD tidak hanya menyerang kelompok usia dewasa namun juga anak-anak. Hal ini karena makanan yang dimakan kelompok usia anak-anak sudah banyak mengandung tinggi lemak dan makanan tidak sehat.“IBD itu sekarang juga meningkat prevalensinya pada anak-anak, itu jadi concern kita, karena makanan anak-anak sekarang juga kan udah macam-macam segala bervariasi,” katanya.​​​​​​​
Menurutnya, pasien yang terkena IBD, disarankan untuk menghindari makanan yang mengandung gluten, namun bisa dilakukan secara perlahan.“Kalau di kami memang kita tidak merekomendasikan free gluten sama sekali, karena itu mungkin sulit ya, jadi tetap mengurangi dalam batas kewajaran, kecuali pada kasus-kasus penyakit celiac, maka itu harus free gluten,” katanya.​​​​​​​
Hasan juga mengatakan, pasien IBD tetap disarankan untuk berolahraga agar bisa meningkatkan daya tahan tubuh untuk menangkal infeksi penyakit lain.​​​​​​​ Dia mengingatkan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap IBD dengan mengonsumsi makanan bergizi, diet yang baik dan juga berolahraga untuk membantu kesembuhan pasien.“IBD adalah sebuah penyakit kronik yang kambuhan, tapi bisa disembuhkan. Jadi jangan ragu-ragu untuk mencari pengobatan yang paling optimal untuk IBD,” sarannya.
Ditambahkan Hasan, penyakit IBD atau peradangan usus bisa disembuhkan dengan catatan harus terus dipantau dari faktor pemicu kekambuhan.“IBD secara umum memang targetnya adalah istilah kita remisi namanya. Remisi itu kalau di bahasa awamnya ya sembuh secara total. Tapi memang biasanya butuh maintenance, tetap,” katanya.
IBD, lanjutnya, tidak hanya menyerang usus, tapi juga bisa menyerang organ lain seperti sendi, maka itu IBD Perlu disembuhkan secara optimal dan menghindari faktor pemicu kekambuhan. Penyembuhan IBD biasanya dilakukan dengan pengobatan atau melalui tindakan operasi dalam beberapa kasus. Tindakan operasi biasanya dilakukan karena ada sumbatan atau penyempitan yang tidak bisa diterapi dengan endoskopi.
Dia juga mengatakan, penderita IBD yang peradangan ususnya tidak dikendalikan dengan baik, ada risiko menjadi kanker usus besar atau kanker kolon yang bisa membahayakan nyawa.“Kalau peradangannya tidak terkendali, dalam jangka waktu yang lama, puluhan tahun, ada resiko meningkat untuk menjadi kanker kolon misalnya. Tapi itu pada kasus-kasusnya memang tidak terkendali sama sekali ke peradangan ususnya,” jelasnya.
Memiliki anak yang sehat menjadi semua harapan orang tua, maka tak heran menjaga kesehatan tubuh dan pola makan yang sehat…
Pakar kesehatan dr. Farid Kurniawan, Sp.PD, PhD menilai upaya menurunkan berat badan dengan menerapkan diet One Meal A Day (OMAD) atau sekali makan dalam sehari berisiko…
Supraventricular Tachycardia (SVT) merupakan gangguan irama jantung yang ditandai dengan detak terlalu cepat yang bisa dialami kalangan lanjut usia bahkan…
Memiliki anak yang sehat menjadi semua harapan orang tua, maka tak heran menjaga kesehatan tubuh dan pola makan yang sehat…
Pakar kesehatan dr. Farid Kurniawan, Sp.PD, PhD menilai upaya menurunkan berat badan dengan menerapkan diet One Meal A Day (OMAD) atau sekali makan dalam sehari berisiko…
Tingkat kesadaran masyarakat akan bahaya penyakit radang usus atau lebih dikenal Inflammatory Bowel Disease (IBD) sangat rendah. Apalagi, gejala IBD…