Kolaborasi UMKM Furnitur Tembus Pasar AS Senilai USD120 Ribu

NERACA

Semarang – Keberhasilan ekspor furnitur ini merupakan hasil kolaborasiantara pemerintah  pusat, pemerintah daerah, pelaku usaha, serta para pemangku kepentingan terkait. Dengan  dukungan yang saling melengkapi di setiap lini tersebut, pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang memiliki orientasi ekspor diharapkan dapat memperluas jangkauan pasar hingga ke tingkat global.

Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti Widya Putri melepas ekspor lima kontainer produk furnitur ke Amerika Serikat (AS) senilai USD 120 ribu atau setara Rp1,97 miliar. Pelepasan ekspor ini dilakukan di PT Philnesia International, Semarang, Jawa Tengah.

“Kolaborasi adalah kunci. Pemerintah pusat akan selalu bersinergi dengan pemerintah daerah dan para pemangku kepentingan terkait untuk memudahkan UMKM menjual produk-produknya ke luar negeri. Ketika pemerintah dan pelaku usaha berjalan beriringan, produk-produk anak bangsa tidak hanya  mampu  bersaing,  tetapi  juga  diakui  di  pasar  globalseperti  ekspor  furnitur ini,” papar Roro.

Lebih lanjut, Roro menjelaskan, ekspor produk  furnitur ke AS memiliki peran untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan memperkuat posisi Indonesia di pasar global. Hal itu dibuktikan dengan AS yang menjadi negara tujuan utama ekspor furnitur Indonesia dalam lima tahun terakhir.

Selain itu, Indonesia menempati posisi ketujuh sebagai negara importir furnitur ke AS dengan nilai mencapai USD1,01 miliar pada 2024.

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan (Kemendag), Indonesia tercatat sebagai eksportir  furnitur ke-21 dunia dengan nilai ekspor mencapai USD1,88 miliar pada 2024 dan USD 515,75   juta pada Januari—Maret 2025. 

Adapun  nilai ekspor nonmigas Indonesia mencapai USD62,98 miliar pada Januari—Maret  2025, meningkat 7,84 ersen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Pada pelepasan ekspor ini, Roro juga menekankan pentingnya memanfaatkan berbagai perjanjian dagang yang telah disepakati Indonesia. Dengan perjanjian dagang, produk unggulan nasional diharapkan mendapatkan akses pasar yang lebih luas, termasuk produk furnitur.

Kemendag, lanjut Roro, terus memberikan dukungan kepada UMKM dan pelaku ekspor  nasional melalui fasilitasi penjajakan kesepakatan bisnis (business matching), pendampingan  desain produk, sertifikasi, hingga layanan Free Trade Agreement (FTA) Support Center di berbagai daerah, termasuk di Semarang.

Dalam kesempatan yang sama, Roro juga mengapresiasi langkah PT Philnesia International yang  tak hanya berorientasi pada ekspor, tetapi juga memberdayakan masyarakat lokal untuk  penyerapan tenaga kerja. Tidak hanya itu, PT Philnesia turut melakukan transfer pengetahuan bagi masyarakat lokal melalui kolaborasi dengan kepala desa (kades).

“Semoga ekspor ini menjadi momentum untuk memperluas akses pasar produk furnitur Indonesia sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pemerintah akan terus hadir untuk mendukung dan mendorong ekspor yang inklusif dan berkelanjutan,”jelas Roro.

Lebih lanjut, Roro menekankan pentingnya diversifikasi pasar di tengah dinamika perdagangan global, termasuk isu tarif ekspor ke AS. Kemendag akan terus memantau perkembangan  kebijakan perdagangan global sekaligus memperluas pasar ekspor melalui kerja sama dagang dengan berbagai negara mitra, seperti Uni Eropa, Kanada, dan Peru.

Sementara itu, Direktur Utama PT Philnesia International, Erick Prasetya Luwia menyampaikan apresiasinya atas dukungan pemerintah dalam memperkuat daya saing industri furnitur nasional di tengah tantangan global.

Senada dengan Roro, Erick mengungkapkan bahwa keberhasilan ekspor produknya ke pasar AS tidak lepas dari kolaborasi erat antara pelaku usaha, pemerintah pusat, dan pemerintah daerah dalam menciptakan ekosistem yang mendukung kepatuhan terhadap regulasi ekspor

“Kolaborasi dengan pemerintah sangat kami butuhkan, terutama dalam menjawab tantangan regulasi dan daya saing global. Dengan dukungan yang tepat, kami yakin produk furnitur   Indonesia akan terus diakui dan diminati di pasar internasional,” ujar Erick

Sedangkan, Tenaga Ahli 3 FTA Support Center Semarang, Bastian Turido Broto menguraikan, FTA Support Center Semarang akan terus berupaya meningkatkan literasi dan motivasi pelaku usaha terhadap manfaat FTA.  

Tak hanya menyasar pelaku UMKM, FTA Support Center juga menggandeng mahasiswa melalui program FTA Support Center Goes to Campus.

“Kami ingin pelaku usahaberorientasiekspor di berbagai usia, termasuk generasi muda. Generasi muda juga harus berani ekspor. Saat ini, salah satu mahasiswa binaan kami bahkan sudah berhasil ekspor rumput laut ke Hong Kong dan daun nilam ke India,” jelas Bastian.

Pada tahun 2024, industri furnitur mencatatkan pertumbuhan sebesar 2,07 persen. Capaian positif ini turut mendongkrak pertumbuhan sektor industri agro yang menyentuh angka 5,20 persen.

BERITA TERKAIT

Produk Pertanian Indonesia Siap Kuasai 3 Benua

NERACA Jakarta – Pemerintah Indonesia terus memperkuat diplomasi ekonomi di sektor pertanian. Wakil Menteri Pertanian Republik Indonesia, Sudaryono menerima kunjungan…

Tiga Hal Jadi Fondasi untuk Bangun Trust Kopdesl Merah Putih

NERACA Cimahi - Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi menekan 3 (tiga) hal utama dalam upaya pengembangan koperasi desa/ kelurahan…

Modeling Lobster Sukses Hidupkan Budidaya Kerang

NERACA Jakarta –  Modeling budidaya lobster yang dikembangkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL)…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Produk Pertanian Indonesia Siap Kuasai 3 Benua

NERACA Jakarta – Pemerintah Indonesia terus memperkuat diplomasi ekonomi di sektor pertanian. Wakil Menteri Pertanian Republik Indonesia, Sudaryono menerima kunjungan…

Tiga Hal Jadi Fondasi untuk Bangun Trust Kopdesl Merah Putih

NERACA Cimahi - Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi menekan 3 (tiga) hal utama dalam upaya pengembangan koperasi desa/ kelurahan…

Modeling Lobster Sukses Hidupkan Budidaya Kerang

NERACA Jakarta –  Modeling budidaya lobster yang dikembangkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL)…