Neraca, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi pada triwulan I 2025 mencapai 4,87 persen yang dihitung berdasarkan tahunan atau year-on-year. Pertumbuhan ini di antaranya ditopang oleh kenaikan produksi dan juga stabilitas harga bahan pokok terutama selama bulan puasa dan Idulfitri 2025.
Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi mengatakan bahwa pemrintah terus berupaya menjaga stabilitas harga baik sebelum puasa maupun pasca Lebaran 2025. Menurut Kabadan Arief, salah satu kebijakannya adalah menugasi Perum Bulog dalam melakukan penyerapan gabah sesuai HPP yaitu sebesar Rp6.500 perkilogram.
“Kita sudah memproyeksikan produksi beras akan meningkat daripada tahun lalu. Jadi pemerintah putuskan menetapkan harga gabah kering panen melalui surat keputusan Kepala Badan Pangan Nasional yaitu sebesar Rp 6.500 perkilogram, sehingga Bulog bisa membantu para petani kita yang memang sedang giat berproduksi,” ujar Arief pada Selasa (13/5/2025).
Arief mengatakan, intervensi pemerintah sebagai bentuk penyaluran stok Cadangan Pangan Pemerintah, melalui stabilitas pasokan dan harga pangan atau SPHP terbukti telah memberi kontribusi pada ketahanan ekonomi bangsa. Selain itu, NFA juga sebelumnya melakukan intervensi melalui bantuan pangan pemerintah yang menyasar masyarakat berpenghasilan rendah.
Ditambahkan Arief, Badan Pangan Nasional juga selalu updating neraca pangan pokok strategis. Untuk produksi versus konsumsi beras, sesuai forecast Januari hingga Juni nanti, diperkirakan surplus 3,33 juta ton. Jika dibandingkan tahun sebelumnya, surplus meningkat 128,08 persen atau bertambah 1,87 juta ton dari surplus 2024 yang 1,46 juta ton.
Kabadan Arief juga mengungkapkan bahwa stabilitas dan terjaganya pasokan pangan membuat harga dan inflasi semakin terkendali. Dampak lainya adalah pemerintah mampu menjaga daya beli masyarakat secara merata di seluruh Indonesia.
“Tingkat inflasi masih cukup terkendali, terutama komponen volatile food atau inflasi pangan sehabis peak season Ramadan dan Idulfitri tahun ini,” katanya.
Terpisah, Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan bahwa harga yang stabil sebagain besar ditopang oleh serapan beras yang baik. Selain itu, stabilitas juga ditopang dengan permintaan domestik yang cukup meningkat sepeti pada komoditas daging dan telur.
“Permintaan telur dan daging domestik meningkat terutama selama puasa dan lebaran,” ujar Amalia dalam berita resmi statistik beberapa hari lalu.
Amalia menambahkan seluruh aktivitas penggiling padi dan juga penyosohan gabah yang dilakukan pengusaha dan petani semakin kuat, hal ini telah memiliki dampak besar terhadap cadangan beras pemerintah yang hari ini mencapai lebih dari 3,5 juta ton.
PRODUKSI KERAJINAN BERBAHAN DAUN NENTU : Perajin menata kerajinan nentu yang telah siap dipasarkan di rumah produksi Kelompok Kerajinan Nentu…
Neraca, Strategi PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI dalam menjaga likuiditas di tengah dinamika ekonomi global mendapatkan apreasiasi…
Neraca, CEO Sinergi Adv Nusantara H Prama Tirta kembali menunjukkan dukungannya terhadap sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), untuk…
PRODUKSI KERAJINAN BERBAHAN DAUN NENTU : Perajin menata kerajinan nentu yang telah siap dipasarkan di rumah produksi Kelompok Kerajinan Nentu…
Neraca, Strategi PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI dalam menjaga likuiditas di tengah dinamika ekonomi global mendapatkan apreasiasi…
Neraca, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi pada triwulan I 2025 mencapai 4,87 persen yang dihitung berdasarkan tahunan atau…