Lakukan Detoksifikasi Agar Terhindar dari Candu Judi Online

 

Lakukan Detoksifikasi Agar Terhindar dari Candu Judi Online
Psikolog yang juga Direktur Minauli Consulting Medan Irna Minauli mengatakan penjudi online melakukan detoksifikasi diri agar terhindar dari candu yang meningkat dalam permainan tersebut. "Mereka harus melakukan detoksifikasi, yaitu dengan menghindarkan diri dari permainan judi online tersebut, minimal selama tiga minggu," ujar Irna.
Ia mengatakan selama proses detoksifikasi itu mereka dapat berlatih melakukan coping stres lain yang lebih positif, misalnya berolahraga atau melakukan aktivitas sosial yang bermanfaat. Lebih lanjut, Irna mengatakan penanganan secara psikologis dengan menggunakan Cognitive Behavior Therapy juga dinilai cukup efektif. Karena, terapi dengan mengaktifkan peranan dukungan sosial dari lingkungan juga dapat digunakan. "Sebab, penjudi online yang sudah masuk kategori kecanduan, sudah masuk dalam kategori pathological gambling, yaitu para pemain judi yang patologis, sehingga sulit berhenti dari kebiasaannya," ujar Irna.
Ia mengatakan seperti halnya pada para pecandu itu, mereka sebenarnya kepingin berhenti, tapi mengalami ketergantungan. Sehingga, merasa tidak nyaman ketika tidak bermain judi, sebab ada kegelisahan yang mereka rasakan yang harus disalurkan dengan kembali bermain judi.
Lebih lanjut, Irna mengatakan awalnya mereka juga mengalami toleransi, yaitu kebutuhan yang semakin meningkat, seperti awalnya para penjudi cukup bertaruh dengan uang yang kecil. "Tapi, lama kelamaan kebutuhan untuk bertaruh dalam jumlah yang lebih besar lagi. Itu sebabnya mereka kemudian akan menguras tabungan atau mencuri atau menggunakan jasa pinjaman online yang justru memperparah masalah yang dialaminya," kata dia.
Menurut Irna, penjudi daring tampak semakin meningkat pada saat tidak bekerja atau tidak memiliki kegiatan. Secara umum, sebagaimana bentuk kecanduan lainnya, para penjudi mengalami kebosanan atau kejenuhan, merasa kesepian, stres dan lainnya. "Kondisi inilah yang banyak dialami para penganggur ditambah dengan adanya harapan yang tidak realistis untuk mendapatkan keuntungan secara instan," tutur dia. 
Sementara itu, Psikolog klinis Widya Sintia Sari, M.Psi memberi kiat awal membantu individu agar lepas dari judi daring (online), yakni dimulai dengan menariknya dari lingkungan yang menyebabkan orang tersebut memutuskan berjudi. "Jadi, awalnya kita harus tarik dulu dia dari lingkungan yang bikin dia seperti itu," ujar dia.
Widya lalu mengatakan, orang terdekat bisa menawarkan bantuan sederhana, semisal menemui psikolog untuk berkonsultasi masalah yang dia hadapi. "Kita tawarkan sesederhana mungkin, bantuan sesederhana mungkin. 'Ayo kita ketemu dengan orang yang bisa bantu kamu'. Mungkin untuk konsultasi masalah, yang membuat dia lari ke sana (judi daring)," kata dia.
Dia mengakui setiap orang memiliki kebutuhannya masing-masing dan adakalanya mendesak. Solusi untuk memenuhi kebutuhan itulah yang menjadi pilihan. Namun terkadang, sambung dia, ada individu yang memilih cara-cara impulsif tanpa berpikir panjang. Salah satunya judi daring. "Apalagi memang ada godaannya, nanti menang. Katanya kan, kalau mencoba di awal-awal nanti dimenangkan. Habis itu, baru habis-habisan," kata Widya yang berpraktik di Rumah Sakit (RS) Fatmawati, Jakarta Selatan.
Menurut dia, ini terkait dengan cara seseorang mengendalikan dorongannya, yakni menunda pemenuhan kebutuhan atau menunda keinginan. "Ketika kendali diri itu buruk, itu akan sangat mudah untuk jatuh ke hal-hal yang sifatnya impulsif. Keputusan-keputusan yang sifatnya impulsif, yang tidak punya dasar berpikir yang panjang sebelumnya," katanya.
Menurut Widya, di lain pihak, perlu ada tindakan tegas dari pemerintah demi memutus akses masyarakat terhadap judi daring. "Memang perlu ada enforcement di sana. Entah perlu ada orang yang memang harus memutus akses terhadap judi online," ujar dia.

 

 

Psikolog yang juga Direktur Minauli Consulting Medan Irna Minauli mengatakan penjudi online melakukan detoksifikasi diri agar terhindar dari candu yang meningkat dalam permainan tersebut. "Mereka harus melakukan detoksifikasi, yaitu dengan menghindarkan diri dari permainan judi online tersebut, minimal selama tiga minggu," ujar Irna.

Ia mengatakan selama proses detoksifikasi itu mereka dapat berlatih melakukan coping stres lain yang lebih positif, misalnya berolahraga atau melakukan aktivitas sosial yang bermanfaat. Lebih lanjut, Irna mengatakan penanganan secara psikologis dengan menggunakan Cognitive Behavior Therapy juga dinilai cukup efektif. Karena, terapi dengan mengaktifkan peranan dukungan sosial dari lingkungan juga dapat digunakan. "Sebab, penjudi online yang sudah masuk kategori kecanduan, sudah masuk dalam kategori pathological gambling, yaitu para pemain judi yang patologis, sehingga sulit berhenti dari kebiasaannya," ujar Irna.

Ia mengatakan seperti halnya pada para pecandu itu, mereka sebenarnya kepingin berhenti, tapi mengalami ketergantungan. Sehingga, merasa tidak nyaman ketika tidak bermain judi, sebab ada kegelisahan yang mereka rasakan yang harus disalurkan dengan kembali bermain judi.

Lebih lanjut, Irna mengatakan awalnya mereka juga mengalami toleransi, yaitu kebutuhan yang semakin meningkat, seperti awalnya para penjudi cukup bertaruh dengan uang yang kecil. "Tapi, lama kelamaan kebutuhan untuk bertaruh dalam jumlah yang lebih besar lagi. Itu sebabnya mereka kemudian akan menguras tabungan atau mencuri atau menggunakan jasa pinjaman online yang justru memperparah masalah yang dialaminya," kata dia.

Menurut Irna, penjudi daring tampak semakin meningkat pada saat tidak bekerja atau tidak memiliki kegiatan. Secara umum, sebagaimana bentuk kecanduan lainnya, para penjudi mengalami kebosanan atau kejenuhan, merasa kesepian, stres dan lainnya. "Kondisi inilah yang banyak dialami para penganggur ditambah dengan adanya harapan yang tidak realistis untuk mendapatkan keuntungan secara instan," tutur dia. 

Sementara itu, Psikolog klinis Widya Sintia Sari, M.Psi memberi kiat awal membantu individu agar lepas dari judi daring (online), yakni dimulai dengan menariknya dari lingkungan yang menyebabkan orang tersebut memutuskan berjudi. "Jadi, awalnya kita harus tarik dulu dia dari lingkungan yang bikin dia seperti itu," ujar dia.

Widya lalu mengatakan, orang terdekat bisa menawarkan bantuan sederhana, semisal menemui psikolog untuk berkonsultasi masalah yang dia hadapi. "Kita tawarkan sesederhana mungkin, bantuan sesederhana mungkin. 'Ayo kita ketemu dengan orang yang bisa bantu kamu'. Mungkin untuk konsultasi masalah, yang membuat dia lari ke sana (judi daring)," kata dia.

Dia mengakui setiap orang memiliki kebutuhannya masing-masing dan adakalanya mendesak. Solusi untuk memenuhi kebutuhan itulah yang menjadi pilihan. Namun terkadang, sambung dia, ada individu yang memilih cara-cara impulsif tanpa berpikir panjang. Salah satunya judi daring. "Apalagi memang ada godaannya, nanti menang. Katanya kan, kalau mencoba di awal-awal nanti dimenangkan. Habis itu, baru habis-habisan," kata Widya yang berpraktik di Rumah Sakit (RS) Fatmawati, Jakarta Selatan.

Menurut dia, ini terkait dengan cara seseorang mengendalikan dorongannya, yakni menunda pemenuhan kebutuhan atau menunda keinginan. "Ketika kendali diri itu buruk, itu akan sangat mudah untuk jatuh ke hal-hal yang sifatnya impulsif. Keputusan-keputusan yang sifatnya impulsif, yang tidak punya dasar berpikir yang panjang sebelumnya," katanya.

Menurut Widya, di lain pihak, perlu ada tindakan tegas dari pemerintah demi memutus akses masyarakat terhadap judi daring. "Memang perlu ada enforcement di sana. Entah perlu ada orang yang memang harus memutus akses terhadap judi online," ujar dia.

BERITA TERKAIT

Perokok Aktif di Atas 40 Tahun Perlu Skrining Kanker Paru

Meskipun kebiasaan merokok menyumbang presentase angka kematian terbesar kedua di Indonesia setelah hipertensi, namun tingkat perokok aktif di Indonesia terus…

Jaga Ketahanan Tubuh di Musim Hujan - Gunakan Jahe Merah Sebagai Kearifan Tradisinonal

Musim hujan telah tiba, waspadai potensi penyakit merebak dan oleh karena itu harus dijaga kesehatan dan stamina tubuh agar tidak…

Jari Kelingking Kaki Tiba-Tiba Sakit, Ada Potensi Asam Urat

  Jika jari kelingking kaki tiba-tiba merasa nyeri padahal tidak terbentur apapun, rasanya kondisi tersebut menandai gejala penyakit asam urat.…

BERITA LAINNYA DI Kesehatan

Perokok Aktif di Atas 40 Tahun Perlu Skrining Kanker Paru

Meskipun kebiasaan merokok menyumbang presentase angka kematian terbesar kedua di Indonesia setelah hipertensi, namun tingkat perokok aktif di Indonesia terus…

Jaga Ketahanan Tubuh di Musim Hujan - Gunakan Jahe Merah Sebagai Kearifan Tradisinonal

Musim hujan telah tiba, waspadai potensi penyakit merebak dan oleh karena itu harus dijaga kesehatan dan stamina tubuh agar tidak…

Jari Kelingking Kaki Tiba-Tiba Sakit, Ada Potensi Asam Urat

  Jika jari kelingking kaki tiba-tiba merasa nyeri padahal tidak terbentur apapun, rasanya kondisi tersebut menandai gejala penyakit asam urat.…