Emiten properti, PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) sepanjang periode Januari-September 2024 berhasil membukukan laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp1,66 triliun (Rp34,52 per saham). Hasil ini naik 11,4% dibandingkan laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp1,49 triliun (Rp30,88 per saham) per September 2023. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam laporan keuangan yang dipublikasi di Jakarta, kemarin.
Peningkatan laba ini tidak lepas dari pendapatan bersih PWON yang tumbuh 4,8% dari Rp4,57 triliun per September 2023 menjadi Rp4,79 triliun per September 2024. Adapun beban pokok PWON relatif stabil sebesar Rp2,07 triliun per September 2024, dibandingkan Rp2,06 triliun per September 2023. Hal ini memungkinkan laba kotor PWON mengalami peningkatan sebesar 8,4% dari Rp2,51 triliun menjadi Rp2,72 triliun per September 2024.
Setelah dikurangi sejumlah beban, emiten beraset Rp34,51 triliun per 30 September 2024 ini mampu mencatatkan laba sebelum pajak sebesar Rp1,96 triliun. Angka ini naik 14,62%, dari laba sebelum pajak sebesar Rp1,71 triliun per September 2023.
Sebagai informasi, perseroan menargetkan pertumbuhan laba bersih sekitar 5 persen hingga semester II-2024. Perusahaan properti ini optimis bahwa kondisi pasar properti akan seiring keterlibatannya pada proyek pembangunan Ibu Kota Negara (IKN)."Saya sih optimis akan membaik terus, (tumbuh 5 persen) kita usaha lah, mestinya sih iya, minimal ya, kita kan turun di penjualan tapi IKN naik loh, uang utuh itu, kalau ini kan milik kita, uang sewa yang tambah," ungkap Presiden Direktur Pakuwon Jati, Alexander Stefanus Ridwan Suhendra
Dukung eksplorasi pengembangan proyek, PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA) menjalin kerja sama dengan QuamtumPharm, Inc. (XtaIPi). Dalam siaran persnya…
Kemenangan Donald Trump dalam poling pilpres AS memberikan berbagai respon terhadap pasar, termasuk pasar modal Indonesia. Sementara PT Bursa Efek…
Meski sudah disuspensi selama 41 bulan dan bahkan dinyatakan pailit, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memastikan belum berencana menghapuskan (delisting)…
Dukung eksplorasi pengembangan proyek, PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA) menjalin kerja sama dengan QuamtumPharm, Inc. (XtaIPi). Dalam siaran persnya…
Kemenangan Donald Trump dalam poling pilpres AS memberikan berbagai respon terhadap pasar, termasuk pasar modal Indonesia. Sementara PT Bursa Efek…
Meski sudah disuspensi selama 41 bulan dan bahkan dinyatakan pailit, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memastikan belum berencana menghapuskan (delisting)…