LPDB-KUMKM Tetap Menjadi Solusi Pembiayaan Bagi Koperasi

NERACA

Subang, Jabar - Direktur Utama Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) KUMKM Supomo meyakini bahwa ke depan lembaga yang dikomandoinya akan tetap difokuskan sebagai solusi pembiayaan bagi koperasi di Indonesia.

Meski nantinya akan ada pemisahan dari Kementerian Koperasi dan UKM, Supomo memastikan LPDB-KUMKM akan tetap berada di jalur pembiayaan khusus untuk koperasi.

"Untuk pembiayaan UMKM, sudah banyak pilihan lembaga pembiayaan, baik itu bank-bank pemerintah, perbankan swasta, hingga lembaga pembiayaan lainnya," kata Supomo, pada acara Media Gathering di Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Sabtu (19/10).

Selain itu, kata Supomo, infrastruktur pembiayaan ke koperasi itu berbeda dengan penyaluran ke UMKM. "Mindset kami itu memang seperti ke korporasi, dengan analisa kredit yang lebih mendalam. Begitu juga ketika menilai investasi koperasi, kita lebih mendetail," terang Supomo.

Supomo mengungkapkan, selama ini tidak banyak lembaga pembiayaan, termasuk perbankan, yang melirik penyaluran kreditnya ke koperasi karena dianggap high risk. "Kalau kami didorong untuk ke UMKM, lantas siapa yang mengurus perkuatan permodalan koperasi? Dasar itulah yang memantapkan kita fokus untuk menyalurkan pembiayaan ke koperasi," papar Supomo.

Untuk meminimalisir high risk dari koperasi, LPDB-KUMKM membangun inkubator untuk menginkubasi koperasi terlebih dahulu. Selanjutnya, akan melakukan pola pendampingan bagi koperasi. "High risk itu jangan dihindari, jangan ditabrak, tapi harus dirangkul dan didampingi. Kita ini seperti modal ventura," terang Supomo.

Lebih dari itu, lanjut Supomo, LPDB-KUMKM membangun ekosistem bisnis koperasi dari hulu hingga hilir. "Itu yang membedakan kita dengan perbankan dan lembaga pembiayaan lain," imbuh Supomo.

Supomo mencontohkan langkah LPDB-KUMKM ketika menyalurkan pembiayaan di sektor pangan, seperti gula. "Kita mendrive koperasi petani tebu dari mulai pembiayaan pupuk hingga tebang angkutnya. Bukan sekadar membiayai petani membeli pupuk," kata Supomo.

Dalam ekosistem tersebut, Supomo menggandeng pabrik gula, pabrik pupuk, dan koperasi, masuk ke dalam ekosistem tersebut. "Jadi, secara cash to cash tetap terjaga, dan mengembangkan koperasi petani tebu secara by design," tukas Supomo.

Supomo menjelaskan, selama ini masalah pupuk itu selalu ada di lembaga pembiayaan, atau sulit terakses petani. Memang, diakui Supomo, banyak petani belum berkoperasi, hanya dengan wadah kelompok tani. "Dengan adanya LPDB-KUMKM membiayai koperasi sebagai distributor pupuk, sehingga petani bisa mengakses pupuk," papar Supomo.

Secara akumulasi berdasarkan data per 30 September 2024, LPDB-KUMKM telah menyalurkan dana bergulir sebesar Rp19,11 triliun sejak tahun 2008. Penyaluran ini mencakup 36 provinsi di Indonesia dengan total 3.323 mitra yang telah menerima manfaat. Dengan, outstanding atau sisa pinjaman tercatat sebesar Rp4,11 triliun.

Sementara pada 2024, LPDB-KUMKM telah merealisasikan penyaluran dana bergulir sebesar Rp1,465 triliun hingga September 2024 dengan laju tingkat Non Performing Loan (NPL) sebesar 2,48%.

"Dari target 2024 sebesar Rp1,850 triliun sudah tersalurkan sebesar 78%. Kami meyakini hingga akhir tahun 2024 akan tercapai," kata Supomo.

Bedah Buku

Dalam kesempatan yang sama, digelar pula acara Bedah Buku KemenkopUKM Serial ke-7 yang mengulas Reformasi BLU: LPDB-KUMKM dan Smesco. Direktur Umum dan Hukum LPDB-KUMKM Oetje Koesoema Prasetia menjelaskan, buku tersebut mengulas menjadi rekam jejak yang sudah dilakukan LPDB-KUMKM selama lima tahun ini.

"Di dalamnya tergambar perbaikan secara internal yang terus meningkat, hingga 11 Indikator Kinerja Utama atau IKU dengan nilai tertinggi 145,64%. Untuk mencapai itu, harus dengan tim yang kuat dan solid," jelas Oetje.

Bahkan, Oetje berharap buku itu sebagai tolok ukur kemajuan bagi LPDB-KUMKM dalam lima tahun ke depan. Disana, dijabarkan pula persyaratan untuk mendapatkan pembiayaan dari LPDB-KUMKM yang mengacu pada regulasi pemerintah.

Bagi Oetje, harus ada kepastian sukses dalam penyaluran, juga sukses dalam pengembalian. "Di dalam buku juga diungkap rekam jejak banyak koperasi yang sukses setelah mendapat perkuatan permodalan dari LPDB-KUMKM," ujar Oetje. (Mohar/Rin)

 

BERITA TERKAIT

Pengawasan Ketat Berhasil Kurangi Perputaran Uang Judi Daring

NERACA Jakarta - Upaya kolaboratif dalam memberantas Judi Daring menunjukkan hasil positif. Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mencatat…

Pemerintah Targetkan Pembangunan 53 Sekolah Rakyat pada 2025

  NERACA Jakarta – Pemerintah menargetkan pembangunan 53 Sekolah Rakyat (SR) baru pada tahun anggaran 2025 melalui Kementerian Pendidikan dan…

Pemerintah Optimis Kopdes Desa Merah Putih Ditangani secara Profesional dan Kredibel

  NERACA Semarang – Pemerintah menyatakan keyakinannya bahwa program pembentukan 80 ribu unit Koperasi Desa Merah Putih akan dikelola secara…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Daerah

Pengawasan Ketat Berhasil Kurangi Perputaran Uang Judi Daring

NERACA Jakarta - Upaya kolaboratif dalam memberantas Judi Daring menunjukkan hasil positif. Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mencatat…

Pemerintah Targetkan Pembangunan 53 Sekolah Rakyat pada 2025

  NERACA Jakarta – Pemerintah menargetkan pembangunan 53 Sekolah Rakyat (SR) baru pada tahun anggaran 2025 melalui Kementerian Pendidikan dan…

Pemerintah Optimis Kopdes Desa Merah Putih Ditangani secara Profesional dan Kredibel

  NERACA Semarang – Pemerintah menyatakan keyakinannya bahwa program pembentukan 80 ribu unit Koperasi Desa Merah Putih akan dikelola secara…