NERACA
Jakarta – Resmi mencatatkan sahamnya di pasar modal, emiten produsen perlengkapan kamar tidur, PT Soraya Berjaya Indonesia Tbk (SPRE) membidik kenaikan laba bersih 15-20% tahun ini. Pertumbuhan tersebut sejalan dengan proyeksi peningkatan pendapatan menjadi Rp 60 miliar. “Sejalan dengan kenaikan target pendapatan, target laba bersih juga dipatok bertumbuh berkisar 15-20%. Tahun lalu, laba perseroan kurang dari Rp 3 miliar dengna pendapatan sekitar Rp 49 miliar,”kata Direktur Utama SPRE, Rizet Ramawai di Jakarta, kemarin.
Perseroan mematok pertumbuhan kinerja keuangan tahun ini dengan estimasi kenaikan pendapatan sebanyak 22% menjadi Rp 60 miliar tahun ini. Guna mencapai target tersebut, dia mengatakan, perseroan mengusung sejumlah strategi. Di antaranya, peningkatan produksi dan volume penjualan dengan menambah agen penjual di seluruh pulau Sumatera, serta membuka cabang baru di kota Jambi tahun 2025 dan Medan pada 2027.
Selain itu, lanjutnya, perseroan membidik kenaikan produksi hingga mencapai 500.000 set produk per tahun dalam lima tahun mendatang. Peningkatan kapasitas produksi ini dilakukan dengan membangun pabrik berikut fasilitas produksi baru. Peningkatan kinerja, terang dia, juga akan didukung strategi perseroan fokus untuk menjual produk ke pasar di Sumatera didukung potensi pasar masih besar.
Adapun, perseroan juga menargetkan untuk menambah hingga 3 kali lipat agen penjual untuk meningkatkan penjualan.“Seluruh Sumatera dari Aceh sampai Lampung itu akan ditambah agen-agen baru. Saat ini total agen lebih kurang 1000-an agen dan ditargetkan bertambah menjadi sektiar 2.000 sampai 3.000 agen,” tuturnya.
Sedangkan perdagangan perdana saham SPRE di Bursa Efek Indonesia (BEI) dibuka menguat 4% ke level Rp 129 per saham. Hingga penutupan sesi pertama kemarin, saham SPRE ditutup menguat Rp 8 (6,40%) menjadi Rp 133. Kemudian pada penawaran umum, berdasarkan fixed allotment atau penjatahan pasti, saham Soraya Berjaya Indonesia mengalami total kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga 1,54 kali.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, total pesanan saham SPRE mencapai 369,61 juta saham atau tepatnya 369.619.300 lembar saham, dari rencana 240 juta saham atau setara 30% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah penawaran umum perdana. Adapun, dana hasil IPO rencananya akan digunakan produsen perlengkapan kamar tidur asal Kota Padang, Sumatra Barat itu, setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan dipergunakan perseroan dengan urutan prioritas sebagai berikut: Sekitar 90,71% akan digunakan untuk membeli persediaan kebutuhan bahan baku produksi, seperti Kain Katun CVC, Dakron (Bed Cover), Dakron (Badan Bantal), Busa, dan Retsleting.
Kemudian, sekitar 9,29% akan digunakan untuk pembelian mesin baru dan kendaraan operasional, yang terdiri dari: Sekitar 43,36% akan digunakan untuk pembelian mesin untuk menunjang kegiatan produksi, seperti Mesin Jahit Pleating, Mesin Bed Cover, xiii Mesin Jahit, Mesin Carding Bantal, Mesin Blower Bantal, Mesin Press Bantal, Mesin Obras, Mesin Zigzag hingga Mesin Sirsak. Sekitar 56,64% akan digunakan untuk pembelian kendaraan operasional berupa truk 2 unit dan kendaraan operasional satu unit.
Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) menyampaikan rencana strategis kedepannya. Perseroan melalui anak usahanya PT Internet…
NERACA Jakarta – Adopsi obligasi di pasar sekunder di Indonesia masih tergolong rendah, terutama akibat kurangnya pemahaman investor…
NERACA Jakarta -Emiten produsen kemasan plastik, PT Panca Budi Idaman Tbk (PBID) membidik penjualan sebesar Rp5,78 triliun pada 2025. Target…
Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) menyampaikan rencana strategis kedepannya. Perseroan melalui anak usahanya PT Internet…
NERACA Jakarta – Adopsi obligasi di pasar sekunder di Indonesia masih tergolong rendah, terutama akibat kurangnya pemahaman investor…
NERACA Jakarta -Emiten produsen kemasan plastik, PT Panca Budi Idaman Tbk (PBID) membidik penjualan sebesar Rp5,78 triliun pada 2025. Target…