NERACA
Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berkomitmen dalam mendorong peningkatan investasi di sektor industri. Dalam mendukung upaya tersebut, Kemenperin melakukan upaya-upaya mempererat hubungan kerja sama ekonomi, salah satunya dalam koridor Regional Comprehensive Economic Partnership (Regional Comprehensive Economic Partnership).
RCEP merupakan perjanjian perdagangan bebas yang melibatkan sepuluh negara anggota ASEAN yaitu Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam dan lima negara mitranya (Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, Australia, Selandia Baru). Perjanjian tersebut bertujuan untuk memperkuat rantai pasok kawasan, mendorong kemajuan UMKM dan kerja sama ekonomi, serta melibatkan perdagangan antar negara anggota RCEP.
Konsep RCEP merupakan inisiasi dari Indonesia pada saat keketuaan Indonesia pada tahun 2011 di ASEAN, yang bertujuan untuk mengintegrasikan kemitraan ASEAN dengan kelima negara mitra yang sudah terbentuk sebelumnya, yaitu ASEAN – China Free Trade Agreement (ACFTA), ASEAN – Korea Free Trade Agreement (AKFTA), ASEAN – Japan Comprehensive Economic Partnership (AJCEP), dan ASEAN – Australia – New Zealand Free Trade Agreement (AANZFTA).
Dalam pertemuan dengan Ketua RCEP Industri Cooperation Committee (RICC) RRT (Republik Rakyat Tiongkok) Mr. Xiu Ningning dan delegasi pelaku bisnis RRT, Kemenperin menyampaikan keinginan untuk dapat meningkatkan perdagangan dan investasi antara Indonesia dan Tiongkok. “Indonesia dan Tiongkok telah menjalin kerja sama dalam berbagai forum regional. Tiongkok merupakan mitra strategis bagi Indonesia sebagai mitra dagang dan juga sekaligus investor kedua Indonesia,” ujar Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Taufiek Bawazier.
Dengan 280 juta penduduk, Indonesia merupakan target pasar yang besar dalam menjalankan peluang bisnis. Selain itu, dapat juga dilihat betapa banyaknya bahan baku yang dimiliki oleh Indonesia.“Dalam hal ini, Indonesia membutuhkan peran teknologi yang dapat membantu dalam pemrosesan bahan baku agar mendapatkan value added. Hal itu sangat penting dalam mendorong perkembangan industri di Indonesia,” jelas Taufiek.
Dalam pertemuan tersebut, delegasi Indonesia menawarkan peluang pasar yang dapat dijajaki oleh RRT dalam berinvestasi, salah satunya pada sektor makanan dan minuman.
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI) Adhi S. Lukman mengatakan,Presiden Terpilihakan menjalankan program makan bergizi gratis, tentunya hal tersebut membutuhkan peran teknologi dalam proses realisasinya.
“Sampai saat ini, sudah ada tiga perusahaan besar Tiongkok yang berinvestasi di Indonesia pada sektor tersebut, saya kira ini juga merupakan peluang bagus jika ingin berinvestasi,” kata Adhi.
Ketua RCEP Industri Cooperation Committee (RICC) RRT Mr. Xiu Ningning menyampaikan bahwa banyak perusahaan Tiongkok yang ingin berinvestasi di Indonesia, selain karena pasar Indonesia yang besar dan hubungan Indonesia dengan mitra dagang negara lain yang baik, industri di Indonesia juga masih memiliki ruang untuk tumbuh dan Tiongkok memiliki sistem teknologi industri yang dapat diterapkan di industri Indonesia.
Sebelumnya, Wakil Menteri Perdagangan, Jerry Sambuaga pun mengakui bahwa, RRT telah menjadi mitra dagang terbesar Indonesia secara global. RRT menjadi tujuan utama ekspor Indonesia dan merupakan pemasokterbesar bagi Indonesia.
“Kami meyakini kerja sama kedua negara masih dapat ditingkatkan sehingga Kementerian Perdaganganberupaya terus memperluas dan mendiversifikasi ekspor ke RRT,” jelas Jerry.
Jerry melanjutkan, Indonesia merupakan salah satu kekuatan ekonomi terbesar di Asia Tenggara dengan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar USD1,32 triliun dan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,05 persen pada 2023. Indonesia juga telah menunjukkan ketahanan ekonomi pascapandemi Covid-19 dengan tingkat pertumbuhan ekonomi positif yang konsisten sebesar 3,7persenpada 2021 dan 5,31 pada 2022.
“Pencapaian tersebut sejalan dengan kenaikan PDB per kapita Indonesia yang meningkat sebesar 5,63 persen (YoY) menjadi USD 4,91 ribu pada 2023. Kondisi ini tentumenarik perhatian mitra dagang dan investasi,salah satunya RRT,” ujar Jerry.
Ekspor utama Indonesia ke Tiongkok pada 2023 meliputi feronikel senilai USD14,9 miliar, lignit USD7,9 miliar, dan batu bara USD6,9 miliar. Di samping itu,terdapat nikel matte senilai USD4,9 miliar dan minyak sawit dengan nilai USD3,6 miliar.
Sementara, barang-barang yang menjadi impor utama Indonesia dari Tiongkok pada 2023 meliputi telepon pintar senilai USD4,7 miliar, mesin pengolah data otomatis sejumlah USD1,7 miliar, buldoser yang bergerak sendiri sebesar USD1,1 miliar, dan insulated wiredengan nilai USD788 juta.
Pertamina EP Hidupkan Lapangan Tua, Targetkan Produksi 213 MBOEPD Jakarta - Di jantung salah satu lapangan migas Indonesia, PT Pertamina…
NERACA Jakarta – Pemerintah Indonesia menyambut baik ketertarikan Argentina untuk berinvestasi di sektor pertanian, yang dianggap sebagai salah satu pilar…
NERACA Jakarta – Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Perkebunan terus menunjukkan komitmennya dalam mendorong kemajuan industri kelapa sawit nasional…
Pertamina EP Hidupkan Lapangan Tua, Targetkan Produksi 213 MBOEPD Jakarta - Di jantung salah satu lapangan migas Indonesia, PT Pertamina…
NERACA Jakarta – Pemerintah Indonesia menyambut baik ketertarikan Argentina untuk berinvestasi di sektor pertanian, yang dianggap sebagai salah satu pilar…
NERACA Jakarta – Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Perkebunan terus menunjukkan komitmennya dalam mendorong kemajuan industri kelapa sawit nasional…