Pancasila Sebagai Falsafah Tengahan Bantu Cegah Polarisasi

NERACA

Jakarta - Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Prof Ma'mun Murod menyampaikan bahwa pemahaman Pancasila sebagai falsafah tengahan atau wasathiyah dapat berperan membantu mencegah terjadinya polarisasi dan ekstremisme di tengah masyarakat.

"Pemahaman yang mendalam tentang Pancasila sebagai falsafah tengahan dapat membantu mencegah polarisasi dan ekstremisme di masyarakat," kata Prof Ma'mun dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, dikutip Antara, kemarin.

Hal tersebut dia sampaikan saat memberikan sambutan dalam Pelatihan Nasional Revitalisasi, Institusionalisasi, dan Standardisasi Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi Indonesia (RISP3TI) yang digelar Pusat Studi Budaya dan Perubahan Sosial (PSBPS) Universitas Muhammadiyah Surakarta (MS) di Universitas Muhammadiyah Jakarta, Rabu (24/4).

Selain mencegah polarisasi dan ekstremisme, menurut Prof Ma'mun, pemahaman Pancasila sebagai falsafah tengahan atau wasathiyah juga dapat menjadi alat kritik terhadap berbagai penyimpangan dan pelanggaran demokrasi yang terjadi saat ini.

Dengan memahami Pancasila, lanjutnya, generasi muda diharapkan dapat menjadi agen perubahan yang membawa Indonesia menuju arah yang lebih baik.

Pada kesempatan sama Direktur Eksekutif PSBPS UMS Yayah Khisbiyah menyampaikan memilih revitalisasi dan institusionalisasi pendidikan Pancasila di lingkungan universitas sebagai strategi transformasi sosial berjangka panjang dan berkesinambungan.

Ia mengatakan pula PSBPS UMS beserta mitra-mitra kolaborasi mereka berusaha memastikan bahwa materi pembelajaran pendidikan Pancasila yang disampaikan dalam program ini relevan dengan perkembangan sosial-politik mutakhir dan berpendekatan inklusif dan inovatif.

Dikatakan pula program RISP3TI diharapkan dapat membentuk pola pikir kritis-konstruktif mahasiswa sehingga mereka dapat memahami, meyakini, dan menerapkan nilai-nilai Pancasila yang oleh persyarikatan Muhammadiyah dijunjung sebagai darul ahdi wal syahadah atau penegasan bahwa Indonesia lahir dari kerelaan.

"Tujuan akhir dari program ini adalah perubahan sosial positif dalam memperbaiki tata kelola negara dan mendorong pembangunan bangsa yang damai-inklusif, berkeadilan dan berkeadaban," katanya.

Program pelatihan RISP3TI telah dilakukan sejak 2019 dengan dukungan HARMONI-USAid. Pada tahun 2024 PSBPS UMS memperluas jangkauan geografis Pelatihan Nasional RISP3T dari target awal 24 mitra perguruan tinggi swasta dan negeri di Jawa pada 2023 menjadi 50 universitas dari berbagai penjuru Indonesia.

Penyelenggaraan pelatihan ini dilakukan pada enam hub wilayah yakni DKI Jakarta dan sekitarnya, Kalimantan, Sumatera, Jawa Timur dan Indonesia Timur, Jawa Tengah, dan Papua. Pelatihan pertama diadakan pada 23-25 April 2024 untuk daerah hub Jawa Barat dan Jakarta di UMJ. Ant

 

 

BERITA TERKAIT

Pendidikan Nasional Jangan Menjadi "Pabrik Robot"

NERACA Yogyakarta - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir mengingatkan pendidikan nasional di era modern jangan sampai berubah menjadi…

Pesantren Mesti Jadi Pusat Pembentukan Remaja Berkualitas

NERACA Jakarta - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr. Hasto Wardoyo mengemukakan bahwa pesantren mesti jadi pusat…

Perilaku Sangat Berpengaruh Terhadap Risiko Stunting

NERACA Tanjungpinang - Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK) BKKBN RI Novian Andusti menyebut perilaku seseorang sangat berpengaruh…

BERITA LAINNYA DI

Pendidikan Nasional Jangan Menjadi "Pabrik Robot"

NERACA Yogyakarta - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir mengingatkan pendidikan nasional di era modern jangan sampai berubah menjadi…

Pesantren Mesti Jadi Pusat Pembentukan Remaja Berkualitas

NERACA Jakarta - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr. Hasto Wardoyo mengemukakan bahwa pesantren mesti jadi pusat…

Perilaku Sangat Berpengaruh Terhadap Risiko Stunting

NERACA Tanjungpinang - Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK) BKKBN RI Novian Andusti menyebut perilaku seseorang sangat berpengaruh…