Pasar Tergerus Layanan OTT - MNC Sky Vision Perkuat Pasar di Kota Tier 2 dan 3

NERACA

Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, emiten televisi berlangganan PT MNC Sky Vision Tbk. (MSKY) mengembangkan kemitraan dengan teknisi-teknisi lepasan dan juga para penjual parabola yang menjadi ujung tombak penjualan, serta berfokus untuk menjangkau segmen yang lebih luas di kota-kota tier 2 dan tier 3. Hal tersebut juga menjadi strategi perseroan di tengah serbuan layanan OTT seperti Netflix, Vidio hingga Disney+HotStar di kota kota besar.

Direktur Utama MSKY, Hari Susanto mengakui bahwa kinerja perseroan tergerus dengan maraknya layanan OTT,”Di kota-kota besar memang betul kami tergerus dengan OTT, tapi kota-kota tier 2 dan tier 3 kami masih punya peluang lah. Walaupun ada OTT, kami tetap masih bisa bertahan,"ujarnya di Jakarta, kemarin.

Lebih lanjut dia mengatakan, sejauh ini MSKY memiliki jumlah pelanggan sebanyak 1,3 juta pelanggan per 30 September 2023. Alhasil, pada tahun 2024 MSKY membidik jumlah pelanggan dapat bertumbuh hingga 1,5 juta. "Tapi kami juga punya target mungkin sekitar 1,4 juta atau 1,5 juta pelanggan untuk tahun ini. Nah, tentunya target ini juga memang, seperti saya bilang, ini tidak mudah," jelasnya.

Kendati demikian, manajemen MSKY belum dapat membeberkan berapa target kinerja pada tahun 2024. Hari hanya mengharapkan untuk tahun buku 2023 ada pertumbuhan kinerja 10% hingga 15%. "Pasti ada growth dari tahun sebelumnya. Kami mengharapkan pertumbuhannya minimal sekitar 10%-15%," pungkasnya.

Adapun MSKY juga terus mempertahankan hak siar untuk konten unggulan, beberapa di antaranya channel olahraga SPOTV dengan MotoGP dan Badminton (BWF) yang secara eksklusif dipegang oleh MNC Vision, serta tayangan-tayangan olahraga spesial seperti piala AFC, AFC U-23, AFF, UEFA EURO dan acara olahraga kelas dunia lainnya. Di kuartal tiga 2023, MSKY menorehkan pendapatan sebesar Rp610,51 miliar atau turun 29,05% year-on-year (yoy) dari periode sama 2022 sebesar Rp860,59 miliar. Beban pokok perseroan turun menjadi Rp485,33 miliar, dibanding periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp561,52 miliar.

Alhasil, MSKY masih membukukan rugi bersih sebesar Rp299,14 miliar per 30 September 2023. Rugi itu naik dari periode tahun sebelumnya sebesar Rp157,92 miliar. Sebelumnya, Investment Consultant Reliance Sekuritas Indonesia, Reza Priyambada seperti dikutip Kontan pernah bilang, kinerja PT MNC Sky Vision Tbk diprediksi masih bisa lebih baik pada tahun ini. Apalagi, tidak ada berita yang mempengaruhi pergerakan saham mereka.

Kalau pun tidak ada berita, pergerakan saham yang liar bisa jadi disebabkan oleh pihak-pihak tertentu yang memanfaatkan rendahnya harga MSKY untuk transaksinya mereka. “Ini yang seharusnya dikejar untuk pemberian sanksi oleh Bursa Efek Indonesia, bukan emitennya,” ujarnya.

Asal tahu saja, saham MSKY sempat dihentikan sementara atau disuspensi karena terjadi kenaikan harga saham di luar kewajaran. Melansir RTI, harga saham MSKY naik ke level Rp 185 per saham pada Rabu (24/1) dan naik 86,87% secara year to date (YTD) per hari itu. Bursa lalu membuka suspensi tersebut pada perdagangan sesi I pada Jumat (26/1).

Menurut Reza, bisnis Pay TV (PTV) bisa dikatakan cukup bersaing. Apalagi, banyak juga yang menawarkan pilihan alternatif tontonan tv yang tidak perlu berbayar. Masyarakat juga tidak semua memerlukan channel yang ada di tv berbayar, meski kepuasan untuk menonton via televisi berbayar tersebut lebih dari biasa.“Apalagi, secara harga cukup mahal, sehingga menjadi pertimbangan banyak orang. Di sisi lain, perawatan PTV juga tidak murah,” paparnya.

Reza pun merekomendasikan hold untuk MSKY dengan target harga Rp 212 per saham.

BERITA TERKAIT

Panca Budi Incar Penjualan Rp5,78 Triliun

NERACA Jakarta -Emiten produsen kemasan plastik, PT Panca Budi Idaman Tbk (PBID) membidik penjualan sebesar Rp5,78 triliun pada 2025. Target…

Optimalkan Pasar Domestik - Indonesian Tobacco Bidik Penjualan Tumbuh 10%

NERACA Jakarta – Tahun ini, PT Indonesian Tobacco Tbk. (ITIC) menargetkan pertumbuhan pendapatan hingga 10% di tengah tantangan penurunan daya…

Marak Kompetisi dan Edukasi Aktif - Investor Ritel Saham Bisa Tembus 7,5 Juta

NERACA Jakarta -PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia optimistis pertumbuhan investor ritel pasar saham Indonesia dapat melebihi 7,5 juta orang pada…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Panca Budi Incar Penjualan Rp5,78 Triliun

NERACA Jakarta -Emiten produsen kemasan plastik, PT Panca Budi Idaman Tbk (PBID) membidik penjualan sebesar Rp5,78 triliun pada 2025. Target…

Optimalkan Pasar Domestik - Indonesian Tobacco Bidik Penjualan Tumbuh 10%

NERACA Jakarta – Tahun ini, PT Indonesian Tobacco Tbk. (ITIC) menargetkan pertumbuhan pendapatan hingga 10% di tengah tantangan penurunan daya…

Marak Kompetisi dan Edukasi Aktif - Investor Ritel Saham Bisa Tembus 7,5 Juta

NERACA Jakarta -PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia optimistis pertumbuhan investor ritel pasar saham Indonesia dapat melebihi 7,5 juta orang pada…