Desember 2023, Nilai Impor Sebesar USD19,11 Miliar

NERACA

Jakarta – Nilai impor Indonesia pada Desember 2023 tercatat sebesar USD19,11 miliar atau turun 2,45 persen dibanding November 2023 (MoM). Penurunan kinerja impor Desember 2023 disebabkan turunnya impor nonmigas sebesar 2,26 persen dan turunnya impor migas sebesar 3,33 persen (MoM).

Berdasarkan golongan penggunaan barang, penurunan impor pada Desember 2023 dipicu turunnya impor barang modal dan bahan baku atau penolong. Impor barang modal berkontraksi terdalam sebesar  10,51 persen dan penurunan nilai terbesar di antaranya terjadi pada ponsel pintar, pesawat terbang, pemancar radio, kendaraan dan bagiannya, serta mesin penyaring atau pemurnian.

Sedangkan, impor bahan baku atau penolong turun 0,97 persen MoM dengan penurunan terbesar terjadi pada bahan bakar diesel, kalium klorida, baja bukan paduan, pendidih, dan ferro-chromium.

Sementara itu, impor barang konsumsi di Desember 2023 justru naik 2,00 persen MoM. Peningkatan impor barang konsumsi ini sejalan dengan menguatnya Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) dari 123,6 pada November 2023 ke 123,8 pada Desember 2023.

Beberapa barang konsumsi dengan peningkatan signifikan pada Desember 2023 adalah beras, gula, tank, bawang putih, dan vaksin.

Berdasarkan negara asalnya, impor nonmigas Indonesia didominasi Tiongkok, Jepang, dan Australia dengan total pangsa 48,07 persen dari total impor nonmigas Desember 2023. Negara asal impor dengan  penurunan impor nonmigas terbesar pada Desember 2023 adalah Prancis yang turun 45,07 persen, disusul Afrika Selatan yang turun  33,70  persen, Kanada turun 29,69 persen, Taiwan turun 19,58 persen, dan Filipina turun 17,23 persen MoM.

Sehingga secara kumulatif, nilai impor 2023 mencapai USD221,89 miliar atauturun 6,55 persen dibandingkan 2022 (YoY). Kontraksi impor tersebut dipicu turunnya impor migas sebesar 11,35 persen  dan  impor nonmigas sebesar 5,57 persen YoY.

“Kita harus tetap optimistis dan waspada terhadap tantangan di 2024 ini. Kementerian Perdagangan (Kemendag) tetap berupaya meningkatkan kinerja ekspor melalui sinergi dan kolaborasi dengan para  pemangku kepentingan, membuka akses pasar baru, serta meningkatkan ekspor produk bernilai  tambah,” jelas Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan.

Lebih lanjut adapun nilai ekspor Indonesia pada Desember 2023 mencapai USD 22,41 miliar, naik 1,89  persen dibanding ekspor November 2023 (MoM). Peningkatan ekspor ini didorong oleh meningkatnya ekspor nonmigas sebesar 1,06 persen dan naiknya ekspor migas sebesar 15,28 persen MoM.

Peningkatan nilai ekspor nonmigas di Desember 2023 terjadi pada sektor pertambangan sebesar 13,04 persen. Sedangkan, sektor pertanian dan industri pengolahan menjadi sektor yang berkontraksi dengan penurunan ekspor masing-masing sebesar 4,86 persen dan 1,99 persen MoM.

“Pada Desember 2023, produk utama ekspor nonmigas dengan peningkatan nilai eksporter besar antara lain barang dari besi dan baja (HS 73) yang naik 59,19 persen; bijih, terak, dan abu logam (HS 26) naik  37,37 persen; tembaga dan barang daripadanya (HS 74) naik 28,29 persen; ampas atau sisa industri  makanan (HS 23) naik 26,99 persen; serta mesin dan peralatan mekanis (HS 84) naik 17,69 persen MoM,” papar Zulkifli.

Di tengah peningkatan ekspor Desember 2023, terdapat beberapa produk utama ekspor nonmigas yang turun cukup signifikan. Beberapa di antaranya adalah tembakau dan rokok (HS 24) yang turun 29,90  persen, lemak  dan minyak hewan atau nabati (HS 15) turun 22,52 persen, timah dan barang daripadanya (HS 80) turun 20,73 persen, olahan dari tepung (HS 19) turun 16,96 persen, dan kendaraan dan bagiannya (HS 87) turun 14,85 persen MoM.

Zulkifli juga mengungkapkan, Tiongkok, Amerika Serikat (AS), dan India menjadi pasar utama ekspor nonmigas Indonesia pada Desember 2023. Nilai ekspor nonmigas dengan ketiga negara tersebut adalah sebesar USD9,67 miliar dan berkontribusi terhadap 46,20 persen ekspor nonmigas nasional.

Beberapa negara tujuan ekspor nonmigas dengan peningkatan ekspor tertinggi pada Desember 2023 antara lain Turki yang naik 122,07 persen, Kanada naik 115,85 persen, Spanyol naik 29,74 persen, Australia naik 21,38 persen, dan Rusia naik 12,62 persen MoM. 

Sementara itu, negara mitra dagang dengan penurunan ekspor nonmigas Indonesia terdalam antara lain  Mesir turun 41,11 persen, Swiss turun 35,71 persen, Persatuan Emirat Arab turun 26,14 persen, Italia  turun 25,53 persen, dan Thailand turun 19,73 persen MoM.

“Ditinjau dari kawasannya, penguatan ekspor nonmigas terbesar terjadi ke Asia Barat yang tumbuh 174,34 persen, Eropa Utara yang naik 96,88 persen, dan Afrika Selatan yang naik 35,34 persen MoM,” ujar Zulkifli.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menguraikan, hingga akhir 2022, nilai ekspor Indonesia mencapai USD299,57 miliar atau tumbuh 29,40 persen (yoy). Sedangkan sisi impor juga mengalami pertumbuhan yang hampir setara yakni 25,37 persen (yoy) atau sebesar USD245,98 miliar. Lebih lanjut, kinerja ekspor dalam perdagangan internasional Indonesia pada tahun 2023 diproyeksikan akan tumbuh sebesar 12,8% (yoy) dan impor akan tumbuh lebih tinggi yakni sebesar 14,9 persen (yoy).

BERITA TERKAIT

Penyelundupan 125 Ribu BBL Berhasil Digagalkan

NERACA Jambi – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama Tim Dit Polair Baharkam Polri  berhasil menggagalkan Penyelundupan Benih Bening Lobster (BBL)…

Startup Lokal Siap Go Global

NERACA Singapura - Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki optimistis startup lokal telah siap untuk menjangkau pasar global. Salah…

Masyarakat Bersatu Mendukung World Water Forum ke-10 di Bali

Akademisi sekaligus Ketua Green Campus Universitas Andalas, Sumatera Barat, Ansiha Nur, berharap agar dalam penyelenggaraan World Water Forum ke-10 di…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Penyelundupan 125 Ribu BBL Berhasil Digagalkan

NERACA Jambi – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama Tim Dit Polair Baharkam Polri  berhasil menggagalkan Penyelundupan Benih Bening Lobster (BBL)…

Startup Lokal Siap Go Global

NERACA Singapura - Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki optimistis startup lokal telah siap untuk menjangkau pasar global. Salah…

Masyarakat Bersatu Mendukung World Water Forum ke-10 di Bali

Akademisi sekaligus Ketua Green Campus Universitas Andalas, Sumatera Barat, Ansiha Nur, berharap agar dalam penyelenggaraan World Water Forum ke-10 di…