NERACA
Jakarta- Meski di kuartal tiga 2023 masih membukukan rugi, namun PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYV) optimis di tahun 2024 bisa balikkan rugi menjadi laba bersih dengan melakukan efisiensi dalam hal promosi. “Langkah efisiensi telah menbuahkan hasil selama kuartal IV 2023 dan optismi berlanjut torehkan laba di 2024,”kata Pejabat Sementara (Pjs) Direktur Utama BBYB, Aditya Windarwo di Jakarta, kemarin.
Disampaikannya, kalau secara bulanan, mulai bulan Oktober, November 2023 telah membukukan laba bersih dan berharap Desember 2023 juga membukukan laba. Sehingga, lanjutnya, pada kuartal pertama 2024 diharapkan membukukan laba bersih."Laba full year tahun depan. Saya tidak mau menyebutkan targetnya berapa, yang jelas ada inisiatif yang kami lakukan, ini berpengaruh ke tingkat laba," ujar Aditya.
Aditya menambahkan, target itu ditopang dengan penerapkan pengelolaan layanan operasional perbankan yang efisien antara lain melalui optimalisasi layanan transaksi perbankan digital serta penerapan digitalisasi pada proses bisnis.“Pada 2024 BBYB juga akan meningkatkan revenue stream, seperti dari pendapatan berbasis komisi atau fee based income. Bank juga berupaya menggenjot pendapatan dari lini produk non bank, seperti reksadana dan bancassurance,” papar dia.
Selain itu, kata dia, perseroan menyiapkan sejumlah strategi yang akan dijalankan tahun depan salah satunya melalui efisiensi. Dimana efisiensi biaya ekstrem dibandingkan periode sebelumnya.Sedangkan pendapatan utama perseroan, jelas dia, BBYB telah menetapkan sejumlah target pada 2024. Seperti penyaluran kredit ditargetkan tumbuh 20% – 25% pada 2024 dan dana pihak ketiga (DPK) pun ditargetkan mengikuti pertumbuhan kredit bank.
Per September 2023, perseroan mencatatkan peningkatan DPK sebesar 20,76% menjadi Rp15,30 triliun dibandingkan priode yang sama tahun lalu sebesar Rp12,67 triliun. Pada sisi lain penyaluran kredit pada akhir September 2023 sebesar Rp10,96 triliun tumbuh 22,73% dari periode yang sama di tahun sebelumnya yang sebesar Rp8,93 triliun.
Seiring dengan kenaikan total kredit dan kenaikan DPK, pendapatan bunga bersih (Net Interest Income/NII) BNC meningkat secara signifikan menjadi Rp2,21 triliun atau naik sebesar 102,86 persen pada September 2023 dibandingkan posisi yang sama di tahun sebelumnya yang sebesar Rp1,09 triliun.
Hal ini tercermin dari rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) BNC yang terus mengalami penurunan, menjadi sebesar 116,91% di akhir kuartal ketiga 2023, turun signifikan dari 130,97% pada September 2022 lalu. Pencapaian positif lainnya adalah rasio Net Interest Margin (NIM) pada September 2023 yang berhasil naik menjadi 17,34% dari 12,74% di September 2022.
Kenaikan ini didorong dari penyaluran kredit secara digital yang dilakukan oleh BBYB dengan menggandeng mitra-mitra strategisnya. Dengan demikian, Aset BBYB juga mengalami peningkatan sebesar 21,58% menjadi Rp19,45 triliun pada September 2023, dibandingkan aset pada periode sebelumnya yang sebesar Rp15,99 triliun.
NERACA Jakarta – Perkuat struktur permodalan guna mendanai ekspansi bisnisnya, PT Acset Indonusa Tbk (ACST) bakal menambah modal lewat skema…
Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, TelkomGroup kembali menyelenggarakan Digiland 2025, perhelatan tahunan yang menjadi wadah kolaborasi teknologi, olahraga, edukasi, hingga…
NERACA Jakarta – Jaga pertumbuhan harga saham di pasar, PT Prodia Widyahusada Tbk. (PRDA) menyiapkan dana senilai maksimal Rp200 miliar…
NERACA Jakarta – Perkuat struktur permodalan guna mendanai ekspansi bisnisnya, PT Acset Indonusa Tbk (ACST) bakal menambah modal lewat skema…
Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, TelkomGroup kembali menyelenggarakan Digiland 2025, perhelatan tahunan yang menjadi wadah kolaborasi teknologi, olahraga, edukasi, hingga…
NERACA Jakarta – Jaga pertumbuhan harga saham di pasar, PT Prodia Widyahusada Tbk. (PRDA) menyiapkan dana senilai maksimal Rp200 miliar…