NERACA
Jakarta -Kembangkan ekspansi bisnisnya, PT Barito Wind Energy, anak perusahaan PT Barito Renewables Tbk (BREN) telah mencapai kesepakatan secara prinsip (in-principle) dengan UPC Renewables Asia Pacific Holdings Pte Ltd dan ACEN Renewables Pte Ltd membuka jalan untuk akuisisi 100% saham PT UPC Sidrap Bayu Energy (Sidrap).
CEO Barito Renewables, Hendra Tan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin mengatakan, pihaknya sangat senang mengumumkan kesepakatan in-principle akuisisi strategis ini. “Hal ini menandai awal dari jejak langkah kami di bidang energi terbarukan selain panas bumi yang telah menjadi bagian integral dari portofolio kami selama puluhan tahun. Barito Renewables bertekad mendukung perjalanan Indonesia menuju pencapaian net-zero dan menyediakan energi bersih baik di dalam Indonesia maupun di luar,”ujarnya.
Terletak di Sulawesi Selatan, Sidrap adalah pembangkit listrik tenaga angin pertama di Indonesia dan salah satu yang terbesar di negara ini dengan kapasitas 75 MW. Sebagai bagian dari langkah strategis ini, akuisisi juga akan mencakup PT Operation and Maintenance Indonesia (OMI), yang memainkan peran penting dalam mendukung kegiatan operasional Sidrap.
Semua pihak mengharapkan untuk segera melakukan transaksi dengan penyelesaian yang diharapkan pada kuartal pertama 2024, dengan persyaratan dan persetujuan dari Perusahaan Listrik Negara (PLN). Langkah signifikan ini menegaskan komitmen Barito Renewables untuk mendorong solusi energi berkelanjutan dan berkontribusi pada lanskap energi terbarukan Indonesia.
BREN juga merupakan pemilik dari Star Energy Geothermal yang mengoperasikan unitunit Wayang Windu, Salak, dan Darajat yang terletak di Jawa Barat dengan total kapasitas terpasang 886 MW. Di kuartal tiga 2023, BREN mencatatkan laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk tercatat sebesar Rp84,47 juta atau sekitar Rp1,30 triliun.
Laba ini naik tipis 12,40% dibandingkan posisi tahun lalu sebesar US$75,15 juta. Sementara itu, untuk ekuitas, BREN terpantau memiliki modal sebesar US$3,48 miliar naik dibandingkan periode Desember 2023. Adapun total aset tercatat sebesar US$3,48 miliar. Kemudian emiten geothermal ini membukukan pendapatan sebesar US$445,29 juta atau setara Rp6,89 triliun (kurs jisdor Rp15.487 per dolar AS).
Pendapatan ini meningkat tipis sebesar 5,13% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$423,51 juta. Pendapatan BREN masih didominasi oleh pendapatan dari kontrak pelanggan penjualan listrik sebesar US$205,46 juta, kemudian penjualan uap sebesar US$96,09 juta, biaya manajemen US$28.000, penjualan kredit karbon sebesar US$4.000.
Lalu ada pula pendapatan sewa operasi sebesar US$113,31 juta dan pendapatan sewa pembiayaan sebesar US$30,37 juta. Adapun komposisi pemegang saham saat ini adalah PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) yang juga merupakan emiten milik Prajogo Pangestu sebanyak 64,66%, disusul Green Era Energy Pte. Ltd. sebesar 23,60% serta masyarakat menggenggam sebesar 11,73%.
Di usianya ke-53, PT Blue Bird Tbk meluncurkan kampanye #53laluDiandelin sebagai bentuk komitmen untuk terus meningkatkan kualitas layanan dan dapat…
NERACA Jakarta – Perkuat struktur permodalan guna mendanai ekspansi bisnisnya, PT Acset Indonusa Tbk (ACST) bakal menambah modal lewat skema…
Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, TelkomGroup kembali menyelenggarakan Digiland 2025, perhelatan tahunan yang menjadi wadah kolaborasi teknologi, olahraga, edukasi, hingga…
Di usianya ke-53, PT Blue Bird Tbk meluncurkan kampanye #53laluDiandelin sebagai bentuk komitmen untuk terus meningkatkan kualitas layanan dan dapat…
NERACA Jakarta – Perkuat struktur permodalan guna mendanai ekspansi bisnisnya, PT Acset Indonusa Tbk (ACST) bakal menambah modal lewat skema…
Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, TelkomGroup kembali menyelenggarakan Digiland 2025, perhelatan tahunan yang menjadi wadah kolaborasi teknologi, olahraga, edukasi, hingga…