NERACA
Dubai – Pada gelaran COP 28 di Dubai, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan bahwa saat ini sebagian besar potensi pembangkit tenaga hidro yang masih belum dimanfaatkan berada di negara-negara berkembang. Bali Statement memberikan empat rekomendasi kepada Pemerintah seluruh dunia.
"Yang pertama, merencanakan kebutuhan energi di masa depan dengan lebih banyak variabel energi terbarukan. Kedua, memberikan insentif pada tenaga hidro yang berkelanjutan melalui mekanisme berbasis finansial dan pasar," ujar Arifin.
Yang ketiga, lanjut Arifin, “mengakselerasi pengembangan energi terbarukan melalui proses perizinan yang transparan dan efisien. Kemudian yang terakhir adalah memasukkan praktik keberlanjutan tenaga hidro ke dalam regulasi dan kewajiban sektor keuangan.
Arifin juga mengungkapkan bahwa tenaga hidro memainkan peran penting dalam sistem energi di seluruh dunia. Sejalan dengan komitmen Paris Agreement, IEA dalam COP27 menyatakan bahwa tenaga hidro juga mencegah emisi sekitar 3 gigaton (GT) CO2 per tahun, yang mewakili sekitar 9% emisi CO2 tahunan global.
Di Indonesia, tenaga hidro telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap penyediaan akses listrik yang terjangkau, sekaligus memperkuat pengelolaan air dan melestarikan daerah tangkapan air di dalam sistem energi Indonesia selama satu abad terakhir.
"Indonesia memiliki potensi tenaga hidro lebih dari 95 gigawatt (GW), meski pemanfaatannya baru mencapai 7 GW. Senada dengan Bali Statement, Indonesia berharap untuk dapat memperkuat kolaborasi dan kerja sama dalam memanfaatkan potensi yang besar ini. Tidak hanya terbatas pada sumber tenaga hidro, namun juga potensi yang belum tergali dari luas permukaan bendungan yang dapat dimanfaatkan untuk PLTS Terapung," jelas Arifin.
Sebelumnya peresmian PLTS Terapung Cirata yang berkapasitas 192 MWp, terbesar di Asia Tenggara. PLTS ini dibangun di atas bendungan seluas 200 hektar yang memiliki kapasitas PLTA sebesar 1 GW. Saat ini Indonesia juga tengah mengembangkan fasilitas pumped storage berkapasitas total 4x260MW di PLTA Upper Cisokan, Jawa Barat.
Selanjutnya, dengan pengembangan tenaga hidro diharapkan dapat menghasilkan listrik yang ramah lingkungan, meningkatkan stabilitas jaringan listrik, dan berkontribusi dalam membentuk masa depan energi berkelanjutan bagi generasi mendatang. Untuk mencapainya, diperlukan kolaborasi inklusif dalam pengembangan tenaga hidro.
"Izinkan saya untuk menyerukan kepada berbagai pihak global untuk mendorong kolaborasi inklusif dalam pengembangan tenaga hidro. Dengan cara ini, kita dapat memastikan bahwa kita memiliki energi untuk mendorong pertumbuhan berkelanjutan," ungkap Arifin.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Yudo Dwinanda Priaadi mengatakan bahwa hidrogen merupakan bahan bakar masa depan yang sedang banyak dikembangkan di kancah global. Indonesia dinilai memiliki potensi hidrogen yang besar, bahkan bisa menjadi pemasok kebutuhan hidrogen hijau di dunia.
"Indonesia punya potensi pengembangan hidrogen hijau yang besar. Bahkan bisa kita pakai sendiri, maupun menjadi potensi ekspor. Leadership yang luar biasa dari PLN untuk bisa mengakselerasi pengembangan hidrogen hijau ini," ujar Yudo dalam sambutannya di Jakarta.
Yudo mengapresiasi langkah cepat PLN dalam mengembangkan hidrogen hijau di Indonesia. Dalam waktu satu bulan, PLN berhasil menambah 20 unit GHP tersebar di seluruh Indonesia.
"Setelah pertemuan terakhir pada bulan lalu di PLTU Muara Karang, PLN berjanji untuk memperbanyak hydrogen plant ini. PLN telah mengakselerasi langkah ini," kata Yudo.
Lebih lanjut, seluruh hidrogen yang dihasilkan bersumber dari pengembangan EBT yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan total kapasitas 4.644 kWp atau setara dengan 6.780 MWh/tahun, dan juga menerapkan REC sebesar 9.535 MWh/tahun. "Sungguh pencapaian yang sangat luar biasa. Semoga ini dapat mempercepat perwujudan ekosistem hidrogen di Indonesia," sambung Yudo.
Yudo menjelaskan, saat ini pemerintah telah menyusun dokumen Strategi Hidrogen Nasional. Dokumen ini dalam waktu dekat akan di- launching ke publik dan dapat digunakan sebagai acuan, strategi, arah, serta tujuan pengembangan hidrogen di Indonesia.
"Selain itu, kami juga sedang menyiapkan dokumen Roadmap Hidrogen dan Amonia Nasional, dimana dokumen ini berisikan tentang rencana aksi, serta target pengembangan hidrogen di Indonesia hingga tahun 2060. Upaya yang telah dilakukan PLN saat ini, sangat sesuai dengan strategi hidrogen kita, khususnya dalam upaya dekarbonisasi dan mengembangkan ekosistem hidrogen di Indonesia," jelas Yudo.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, GHP adalah langkah strategis PLN untuk membangun rantai pasok green hydrogen pertama di Indonesia. Inisiatif hijau ini diharapkan mampu mengakselerasi transisi energi dan mencapai NZE tahun 2060.
"Hari ini menjadi bukti, we walk the talk bahwa komitmen ini kami wujudkan dalam bentuk nyata. Ini tidak hanya sekadar Green Hydrogen Plant, ini akan menjadi tonggak terbentuknya Supply Chain Green Hydrogen di Indonesia dan PLN menjadi pionirnya," ungkap Darmawan.
NERACA Jakarta - Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman mengajak seluruh Pemerintah Daerah (Pemda) tingkat provinsi maupun…
NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) resmi meluncurkan Green Movement sebagai wujud nyata komitmen perusahaan dalam…
NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus menunjukkan komitmennya dalam memberikan layanan jasa bagi para pelaku industri dan pemangku kepentingan…
NERACA Jakarta - Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman mengajak seluruh Pemerintah Daerah (Pemda) tingkat provinsi maupun…
NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) resmi meluncurkan Green Movement sebagai wujud nyata komitmen perusahaan dalam…
NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus menunjukkan komitmennya dalam memberikan layanan jasa bagi para pelaku industri dan pemangku kepentingan…