Pendapatan Dian Swastatika Turun Tipis 1,49%

NERACA

Jakarta - Di kuartal tiga 2023, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) mencetak pendapatan sebesar US$4,09 miliar atau setara dengan Rp63,39 triliun (kurs jisdor Rp15.487 per dolar AS). Jumlah tersebut turun tipis 1,49% dari periode yang sama pada 2022 sebesar US$4,15 miliar.  Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam laporan keuangan yang dirilis di Jakarta, kemarin.

Emiten energi dan teknologi ini mengungkapkan, pendapatan usaha DSSA utamanya disumbang dari pertambangan dan perdagangan batu bara mencapai US$3,80 miliar, turun dari kuartal ketiga 2022 senilai US$3,94 miliar. Selanjutnya, perdagangan bersih menyumbang pendapatan US$188,06 juta, penyediaan TV kabel dan internet US$65,18 juta, penyediaan tenaga uap dan listrik sebesar US$30,93 juta, dan pendapatan lain-lain US$675.953.  

Meski pendapatan turun, beban pokok penjualan DSSA tercatat meningkat 2,59% menjadi US$2,36 miliar dari posisi US$2,30 miliar pada kuartal yang sama tahun lalu.  Laba kotor perseroan pun turun menjadi US$1,72 miliar dari posisi kuartal sama tahun lalu US$1,85 miliar. Adapun, laba usaha menurun menjadi US$1,06 miliar dari posisi US$1,21 miliar.

Meski begitu, setelah dikurangi berbagai macam beban yang dapat diefisienkan, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 7,76% menjadi US$375,82 juta atau setara dengan Rp5,82 triliun, dibandingkan kuartal III/2022 sebesar US$348,74 miliar.  Di sisi lain, jumlah liabilitas perseroan pada kuartal III/2023 turun dari posisi akhir tahun 2022. 

Jumlah liabilitas tercatat menjadi US$997,53 juta turun dari posisi US$3,43 miliar. Rinciannya, jumlah liabilitas jangka pendek turun menjadi US$675,38 juta dari posisi US$1,66 miliar. Liabilitas jangka panjang juga turun menjadi US$322,15 juta dari posisi US$1,77 miliar pada akhir tahun lalu.  Ekuitas perseroan turun menjadi US$1,58 miliar dari posisi US$2,99 miliar. 

Adapun, jumlah aset DSSA turun menjadi US$2,58 miliar dari posisi US$6,43 miliar pada akhir tahun lalu. Jumlah aset tidak lancar turun menjadi US$1,45 miliar dari posisi US$4,16 miliar. Sementara, aset lancar turun menjadi US$1,13 miliar dari posisi US$2,26 miliar.

BERITA TERKAIT

Surati Presiden Prabowo - Driver Ojol Berbagai Daerah Tolak Isu Akuisisi Grab-Goto

Isu mengenai rencana penggabungan usaha atau merger Grab dengan GoTo atau akuisisi GoTo oleh Grab terus mendapat penolakan dari para…

Terkait Pidana Suap - Masyarakat Anti Korupsi Laporkan Pemilik Sugar Group Companies DKK Ke KPK

Fakta persidangan hasil pemeriksaan Zarof Ricar sebagai saksi mahkota dalam perkara suap vonis bebas Gregorius Ronald Tanur di Pengadilan Tipikor,…

Tolak Merger Grab-Gojek, Selamatkan Penghidupan Ojol

Rumor mengenai potensi merger antara dua raksasa transportasi online, Grab Holdings Ltd. dan GoTo Gojek Tokopedia, kembali mencuat. Sejumlah sumber…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Surati Presiden Prabowo - Driver Ojol Berbagai Daerah Tolak Isu Akuisisi Grab-Goto

Isu mengenai rencana penggabungan usaha atau merger Grab dengan GoTo atau akuisisi GoTo oleh Grab terus mendapat penolakan dari para…

Terkait Pidana Suap - Masyarakat Anti Korupsi Laporkan Pemilik Sugar Group Companies DKK Ke KPK

Fakta persidangan hasil pemeriksaan Zarof Ricar sebagai saksi mahkota dalam perkara suap vonis bebas Gregorius Ronald Tanur di Pengadilan Tipikor,…

Tolak Merger Grab-Gojek, Selamatkan Penghidupan Ojol

Rumor mengenai potensi merger antara dua raksasa transportasi online, Grab Holdings Ltd. dan GoTo Gojek Tokopedia, kembali mencuat. Sejumlah sumber…