Lulusan baru atau fresh graduate tentu pernah menghadapi dilema akan bekerja atau membuka usaha saja setelah menyelesaikan studi. Di beberapa fresh graduate, keinginan untuk bekerja di perusahaan bisa saja menipis mengingat tekanan di dunia kerja tentu akan sangat berat. Namun, saat fresh graduate akan membuka usaha juga kerap dibayangi kekhawatiran apabila usahanya gagal.
Lantas, sebagai seorang fresh graduate, langkah yang tepat adalah bekerja atau berwirausaha? Dosen Program Studi Manajemen Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Muhamad Ikra memberikan pendapatnya terkait problem dilematis yang sering dialami fresh graduate yang bimbang dalam memilih mencari lowongan pekerjaan atau merintis usaha.
Fresh graduate diimbau untuk bekerja lebih dulu Dosen yang juga pemilik restoran Fish Streat ini menyarankan para fresh graduate bekerja terlebih dahulu. Menurutnya, bekerja di sebuah perusahaan akan memberikan pengalaman berharga yang dapat menjadi modal untuk memulai bisnis atau usaha. Dengan bekerja, lanjutnya, seseorang dapat mengetahui dunia kerja, merasakan menjadi bawahan, mengenal sistem perusahaan.
"Merasakan jadi karyawan yang baik dan mematuhi peraturan yang ada di perusahaan, menjaga sikap kepada atasan dan bawahan. Apabila sudah pengalaman di kantor, sedikit banyak memberikan kita pengalaman. Ketika punya usaha, bisa lebih merasakan denyut jalannya perusahaan," terang Muhamad Ikra seperti dikutip dari laman UMJ.
Dia menerangkan, untuk menjadi seorang pengusaha tidak hanya membutuhkan modal kapital, tapi juga ilmu yang mumpuni. Ikra menjelaskan, salah satu cara untuk mendapatkan ilmu itu adalah bekerja. Bekerja sambil berwirausaha bisa dilakukan tapi tidak dianjurkan karena ada kemungkinan fokus akan terpecah.
Ikra menyarankan bagi pemula untuk fokus bekerja dan mengumpulkan modal berupa pengalaman, pengetahuan, ilmu, koneksi, dan cara pandang, sebelum mulai merintis usaha. Ikra menjelaskan, dalam memulai usaha seseorang harus memiliki tiga hal yaitu ilmu, mental, dan kedisiplinan. "Cari ilmu dulu sebanyak-banyaknya. Dalam dunia usaha ada risiko yang besar, yaitu rugi. Oleh karena itu perlu perbanyak ilmu dalam bidang usaha yang akan dilakukan. Sebagai seorang pengusaha, kita harus menjadi orang yang paling tahu bidang usaha yang akan dilakukan," ungkap Ikra.
Institut Pertanian Bogor (IPB) University bersama Himpunan Alumni (HA) IPB membuat program deposito wakaf untuk membantu biaya Pendidikan bagi…
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyatakan peringkat hasil belajar literasi Indonesia pada PISA 2022 naik lima sampai…
Dalam upaya terus melakukan peningkatan kualitas dan kinerja akademik, Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) kembali mengangkat dan melantik…
Institut Pertanian Bogor (IPB) University bersama Himpunan Alumni (HA) IPB membuat program deposito wakaf untuk membantu biaya Pendidikan bagi…
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyatakan peringkat hasil belajar literasi Indonesia pada PISA 2022 naik lima sampai…
Dalam upaya terus melakukan peningkatan kualitas dan kinerja akademik, Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) kembali mengangkat dan melantik…