NERACA
Tangerang - Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mendorong pelaku industri tanaman hias untuk membentuk ekosistem yang nantinya bisa meningkatkan pertumbuhan volume dan nilai penjualan baik di dalam negeri maupun untuk tujuan ekspor.
Nilai ekonomi pada industri tanaman hias di Indonesia cukup kuat dengan volume dan nilai ekspor yang terus meningkat rata-rata 10 persen per tahun. Namun potensi pasar ekspor belum seluruhnya tergarap optimal. "Berbagai keterbatasan membuat Indonesia hanya mampu meraih 0,1 persen dari global market value tanaman hias yang mencapai USD 22,329 miliar," kata Teten di Tangerang.
Teten mengatakan saat ini setiap negara sedang mencari hal yang menjadi keunggulan domestiknya. Contohnya Norwegia salah satunya, negara itu tidak lagi mengandalkan pendapatan dari sektor migas yang eksploitatif, melainkan dari budidaya ikan salmon yang berkelanjutan. “Kita ini memiliki sumber daya alam yang luar biasa, tanaman hias, agricultur, dan aquacultur. Karena itu saya senang kalau acara FLOII ini sedang dirintis menjadi event dunia,” ucap Teten.
Lebih lanjut Teten mengatakan Indonesia selain memiliki kekayaan biodiversity, Indonesia juga menjadi sumber talenta dalam industri tanaman hias. Jika menggunakan value Sustainable Development Goals (SDGs), Teten menegaskan industri ini memenuhi konsep 3P (Profit, People, dan Planet). “Selain mencari profit, kita juga memberdayakan masyarakat, kita juga turut menyelamatkan lingkungan,” ucapnya.
Menteri Teten berharap industri tanaman hias dapat dihubungkan ke platform digital, sehingga dapat memasuki pasar global melalui penggunaan teknologi modern. “Transformasi digital harus masuk ke sektor produksi seperti industri tanaman hias ini. Ekosistem itu harus kita bangun,” ujarnya.
Peluang Pasar
Teten pun menguraikan, berdasarkan data Badan Pusat Stastistik (BPS), ekspor tanaman hias Indonesia pada tahun 2021 mencapai 20.300 ton. Sedangkan Volume ekspornya juga meningkat 11,5 persen atau 2.100 ton dibandingkan ekspor tahun 2020. Peningkatan juga terjadi pada nilai ekspor dari 19,9 juta dolar AS pada 2020 menjadi 21,9 juta dolar AS pada 2021 atau meningkat 10 persen.
Dengan besarnya peluang ekspor tanaman hias dan dalam rangka mencapai misi Indonesia Emas di tahun 2045, diharapkan ke depan nilai ekspor ini dapat meningkat dari tahun ke tahun dan nilai impor semakin menurun.
Teten menjelaskan, ada beberapa negara utama tujuan ekspor tanaman hias Indonesia, seperti Jepang, disusul Singapura, Belanda, Amerika, China, Korea Selatan, Malaysia, dan Kanada dengan jenis tanaman antara lain tanaman krisan, Saintpaulia, Uphorbia, Lilium, Philodendron, dan Lomandra.
Dan berdasarkan data Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian (Barantan Kementan) pada 2021, jenis ekspor didominasi beragam benih hortikultura, baik dalam bentuk biji maupun tanaman hias, senilai Rp80 miliar.
Dengan besarnya peluang kebutuhan tanaman hias dari Indonesia ini maka menjadi peluang bagi pelaku usaha tanaman hias agar dapat berinovasi untuk pengembangan budidaya tanaman hias. Di luar negara-negara tersebut, masih ada peluang ekspor ke negara lainnya seperti Saudi Arabia yang banyak membutuhkan tanaman untuk proyek Saudi Green.
"Saya berharap peluang yang besar tersebut dapat dipenuhi oleh pelaku usaha tanaman hias Indonesia dengan meningkatkan jumlah produk tanaman hias untuk memenuhi kebutuhan ekspor," kata Menteri Teten.
Untuk itu, dibutuhkan sinergi dan kolaborasi semua pihak untuk pengembangan industri florikultura ini dan peran Perhimpunan Florikutura Indonesia (PFI) sangat strategis dalam mendorong kemajuan agribisnis florikultura Indonesia.
Terkait dengan tanaman hias, sebelumnya Sebanyak 74 batang bibit dan umbi caladium berbagai corak diekspor oleh Maria Sari Nindy asal Lemahputro, Sidoarjo. Ekspor senilai 860 ribu rupiah dikirim ke Gauteng, Afrika Selatan melalui jasa ekspedisi di Bandara Juanda.
Sumanto selaku Pejabat Karantina melakukan pemeriksaan terhadap kesehatan bibit dan umbi caladium. “Tidak ditemukan gejala serangan nematoda Radopholus similis pada akar dan umbi serta tidak ditemukan gejala serangan serangga Aphis gossypii, Bemisia tabaci, Spodoptera litura, dan Tetranychus cinnabarinus," terang Sumanto.
Maria sudah melakukan dua kali pengiriman umbi dan bibit caladium ke Afrika Selatan dengan total 134 batang. Ia wajib melampirkan Surat Izin Pengeluaran dari Menteri Pertanian selain Phytosanitary Certificate.
Seperti diketahui, diakhir tahun 2021 kemarin ekspor tanaman hias sebagai sub sektor hortikultura mencatatkan kenaikan yang signifikan mencapai 69,7 persen pada periode Januari hingga September 2021 dibanding periode di tahun sebelumnya.
Tanaman hias yang merupakan salah satu komoditas pengalih stres atau stress release oleh sebagian besar masyarakat di berbagai dunia termasuk di Indonesia, mendorong peningkatan permintaan pasar akan produk tanaman hidup baik tanaman hias maupun bunga potong.
Sebagai negara penghasil dan pengekspor tanaman hias, nilai ekspor tanaman hias Indonesia tercatat Januari hingga September 2021 naik sebesar 69,73 persen year-on-year (yoy), mencapai nilai USD10,77 juta.
Komponen ekspor tanaman hias Indonesia ini didominasi oleh produk bunga dan kuncup bunga potong segar dengan porsi sebesar 26,92 persen, diikuti oleh lumut mosse dan lichen (22,54 persen), serta tanaman hias jenis lainnya (50,53 persen).
PT Wahana Makmur Sejati (WMS), Main Dealer sepeda motor Honda Jakarta-Tangerang di dukung penuh PT Astra Honda Motor (AHM) menghadirkan…
NERACA Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui bahwa sektor energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) merupakan sektor yang sangat…
NERACA Jakarta – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) terus mengoptimalkan upaya pengendalian kebakaran hutan dan lahan pada wilayah-wilayah rawan…
PT Wahana Makmur Sejati (WMS), Main Dealer sepeda motor Honda Jakarta-Tangerang di dukung penuh PT Astra Honda Motor (AHM) menghadirkan…
NERACA Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui bahwa sektor energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) merupakan sektor yang sangat…
NERACA Jakarta – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) terus mengoptimalkan upaya pengendalian kebakaran hutan dan lahan pada wilayah-wilayah rawan…