Beras SPHP Jaga Stabilitas Pasokan dan Harga

NERACA

Bandung – Kementerian Perdasgangan (Kemendag) memimpin pelaksanaan Gerakan Pangan Murah (GPM) di lapangan parkir Bandung Convention Center (BCC), Bandung, Jawa Barat. Dalam hal ini terdapat 624 keluarga penerima manfaat (KPM) yang mendapatkan Bantuan Pangan Beras di Kelurahan Cipaganti. Masing-masing KPM mendapatkan 10 kilogram (kg) beras. 

Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan menjelaskan, program Bantuan Pangan Beras dimulai sebulan lebih   cepat, yaitu pada September hingga November 2023. “Program ini seharusnya mulai di Oktober, tapi kami percepat,” ungkap Zulkifli.

Kegiatan tersebut dalam rangka mendukung Badan Pangan Nasional (Bapanas) dan Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk memastikan masyarakat mendapatkan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dengan harga  sesuai harga eceran tertinggi (HET).

“Kemendag bersama-sama Bapanas dan Bulog setiap hari sedang mengurus persoalan beras karena saat ini harganya sedang naik. Ketersediaan beras SPHP sesuai harga eceran tertinggi (HET) di pasar dapat  menciptakan kepastian harga bagi masyarakat. Selain itu, dapat tercipta suasana kondusif iklim usaha perberasan dan meredam spekulasi,” ujar Zulkifli.

Zulkifli juga mengatakan, Kemendag berkomitmen mendorong Bapanas untuk mengoptimalkan beras  SPHP untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga beras di tingkat eceran. Kemendag pun terus  mendorong Bapanas dan Bulog untuk memprioritaskan penyaluran beras SPHP secara masif, kontinyu, dan merata ke pedagang pengecer di pasar-pasar rakyat.

Adappun untuk kegiatan GPM di BCC kali ini, Bulog mempersiapkan 2,5 ton beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Beras tersebut dibagi ke dalam 500 kemasan beras ukuran 5 kg yang dijual dengan  harga Rp53.000 per kemasan atau setara dengan Rp10.600/kg. 

Zulkifli menjelaskan, program GPM dan bantuan pangan beras dilaksanakan untuk membantu masyarakat mendapatkan beras di tengah kenaikan harga beras yang disebabkan El-Nino yang  mengakibatkan berkurangnya produksi beras dunia.

Selain di Bandung, GPM dan Bantuan Pangan Beras telah terlaksana di Pekanbaru, Sumba, Timika,   Lampung,  Jambi, Surakarta, dan Semarang.

Sebelumnya, Zulkifli juga mengungkapkan, “di beberapa daerah, harga beras sudah mulai  stabil, tapi ada beberapa tempat yang mengalami kenaikan. Oleh karena itu, pemerintah melakukan intervensi. Masyarakat tidak usah khawatir, berapa pun permintaan beras di masyarakat, Bulog harus   bisa menyediakan."

Zulkifli menyampaikan, stok beras di Perum Bulog pada 12 September 2023 tercatat sebesar 1,50 juta  ton dengan rincian stok cadangan beras pemerintah (CBP) sebanyak 1,44 juta ton dan stok untuk komersial sebanyak 55,74 ribu ton.  Selain itu, masih akan ada tambahan pengadaan beras untuk memperkuat stok CBP.

"Oleh karena itu, pemerintah percaya diri, berapa pun permintaan akan digelontorkan ke pasar. Kita  lihat dampaknya setelah seminggu, mudah-mudahan sedikit turun. Beras dari Bulog akan sampai kepada masyarakat dengan harga Rp10.900/kg," jelas Zulkifli.

Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengungkapkan,   pemerintah telah menggelontorkan beras ke PIBC (Pasar Induk Beras Cipinang) sebanyak 1.000—3.000  ton dan akan menggelontorkan kembali setelah pedagang di PIBC mempunyai info detail pasar turunannya.

"Kami meminta, masyarakat untuk menginfokan kepada pemerintah jika belum ada beras Bulog  program  Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di pasar turunan. Tolong masyarakat memastikan beras SPHP dengan harga di PIBC sebesar Rp10.385/kg dan di pasar turunannya maksimal sebesar Rp10.900/kg," terang Arief.

Sebelumnya, menurut Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, secara nasional, kondisi pangan Indonesia berdasarkan neraca yang ada berada pada posisi aman. Sebagai contoh, bulan Agustus masih memiliki lahan panen sekitar 850 ribu hektare (ha). Bahkan lahan tersebut masih akan bertambah pada Bulan September selanjutnya.

"Neraca pangan kita baik, tetapi ini ektrem cuaca yang tidak boleh kita spelekan. Berdasarkan neraca yang ada pada bulan agustus ini kita masih punya 850 ribu hektare siap panen," jelas Syahrul.

Sebelumnya, Syahrul pun mengatakan, ancaman el nino adalah ancaman serius yang harus disikapi secara sigap baik oleh pemerintah daerah, pusat maupun petani di seluruh Indonesia. Salah satunya menyiapkan pompa-pompa air, benih unggul dan alat mesin pertanian lain yang dapat menjaga sisi produksi.

"Kita tidak boleh terlalu percaya diri karena ancaman el nino atau kekeringan itu terjadi secara global. Maka itu harus di warning karena berdasarkan data cuaca ekstrim ini akan terjadi pada puncaknya di bulan Agustus dan September mendatang," kata Syahrul.

 

BERITA TERKAIT

Jelang Iduladha, Kementan Amankan Kesehatan Hewan Kurban

NERACA Jakarta – Menyambut Hari Raya Iduladha 1446 H/2025 M, Kementerian Pertanian (Kementan) memperketat pengawasan kesehatan hewan kurban guna mencegah…

Pelemahan Ekonomi Global Tidak Menggoyahkan Optimisme Pertumbuhan Indonesia

NERACA Jakarta, – Di tengah tekanan ekonomi global yang melambat, Indonesia tetap menunjukkan ketahanan dan optimisme dalam menghadapi tantangan ekonomi…

Layanan di SKPT Dongkrak Produktivitas Masyarakat Nelayan

Layanan di SKPT Dongkrak Produktivitas Masyarakat Nelayan NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menjamin standarisasi kualitas layanan di…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Jelang Iduladha, Kementan Amankan Kesehatan Hewan Kurban

NERACA Jakarta – Menyambut Hari Raya Iduladha 1446 H/2025 M, Kementerian Pertanian (Kementan) memperketat pengawasan kesehatan hewan kurban guna mencegah…

Pelemahan Ekonomi Global Tidak Menggoyahkan Optimisme Pertumbuhan Indonesia

NERACA Jakarta, – Di tengah tekanan ekonomi global yang melambat, Indonesia tetap menunjukkan ketahanan dan optimisme dalam menghadapi tantangan ekonomi…

Layanan di SKPT Dongkrak Produktivitas Masyarakat Nelayan

Layanan di SKPT Dongkrak Produktivitas Masyarakat Nelayan NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menjamin standarisasi kualitas layanan di…

Berita Terpopuler