Dampak Positif KTT ASEAN

Indonesia sukses sebagai Ketua ASEAN 2023 ternyata memiliki cara pandang yang positif dan optimistis. Hal ini guna menjadikan organisasi ASEAN sebagai barometer kerja sama yang dapat berkontribusi bagi perdamaian, stabilitas, dan kesejahteraan kawasan dan dunia.

Kawasan Asia Tenggara yang saat ini terdiri atas 11 negara yang tergabung dalam Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) telah memperlihatkan kemajuan signifikan dari segi sosial, ekonomi, politik, dan budaya. ASEAN kini semakin berpengaruh, baik di tingkat regional maupun global. ASEAN merupakan pasar terbesar ke-3 di Asia dan terbesar ke-5 di dunia serta merupakan salah satu pasar terintegrasi yang paling maju.

Dengan populasi yang mencapai 660 juta jiwa, ASEAN memiliki basis konsumen yang luas, terbesar ke-3 setelah Cina dan India secara global. Lebih dari 50% populasi ASEAN berusia di bawah 30 tahun, dan mereka merupakan bagian terbesar dari angkatan kerja saat ini dan di masa depan. Kondisi tersebut menjadi salah satu faktor pendorong peningkatkan jumlah Produk Domestik Bruto (PDB) ASEAN sebanyak 140 kali lipat sejak didirikan pada 1967.

Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi ASEAN dengan jumlah penduduk gabungan sebesar 685 juta jiwa telah mencapai USD 3.2 triliun pada tahun 2022. Sejak 2021, pertumbuhan ekonomi ASEAN juga telah menunjukkan angka yang positif. Hal ini membuktikan potensi ekonomi dan perdagangan ASEAN yang tinggi.

Hal ini dapat dimanfaatkan dalam membangun pertumbuhan regional, konektivitas dan keunggulan baru melalui berbagai sektor, sebagai antisipasi krisis serta optimalisasi perdagangan dan investasi. Dengan begitu, upaya mempercepat ekonomi digital dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi digital di kawasan menjadi semakin nyata yang berdampak pada pengurangan kesenjangan digital yang ada di daerah kawasan.

Tantangan dunia di 2023 akan semakin berat. Ketidakpastian global dan situasi geopolitik yang sangat dinamis masih akan menjadi karakteristik dunia. Di tengah kondisi ini Indonesia harus punya sikap dan cara pandang yang positif, kerja sama, kolaborasi, dan optimisme. Sehingga dengan cara pandang inilah, Indonesia menetapkan tema keketuaan “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth”. Yakni mewujudkan ASEAN yang resilient, adaptif, dan inklusif, juga memainkan peran sentral di kawasan, serta memberi dampak bagi masyarakat di kawasan bahkan dunia

Indonesia mengusung tema tersebut, maka dengan tiga isu utama yaitu Recovery and Rebuilding, Digital Economy dan Sustainable. Presiden Jokowi menegaskan bahwa melalui tema tersebut, Indonesia ingin menjadikan ASEAN tetap penting dan relevan bagi masyarakat ASEAN dan dunia.

Jokowi menekankan bahwa ke depannya keketuaan Indonesia akan menjadikan ASEAN Matters: Epicentrum of Growth, di mana ASEAN harus menjadi lebih kuat dan menjadi episentrum pertumbuhan dunia, tetap menjadi kawasan damai, menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan demokrasi. Selain itu, beliau mendorong ASEAN untuk memperkuat kerja sama agar perekonomian semakin maju. Indonesia menginginkan ASEAN tetap memainkan peran sentral dan menjadi penggerak stabilitas dan perdamaian kawasan. Elemen kedua yakni Epicentrum of Growth, Indonesia ingin lebih mengkapitalisasi pertumbuhan ekonomi ASEAN yang selalu lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan dunia.

Selain itu, KTT ASEAN juga mendorong pembangunan infrastruktur hijau, mempercepat implementasi tujuan pembangunan berkelanjutan (sustainable development goals-SDGs), meningkatkan ketahanan energi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan sehingga dapat menjadikan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dunia.

Disamping itu, penyelenggaraan KTT ASEAN 2023 di Jakarta tentunya akan menjadi sebuah momentum terbaik untuk terus mendorong dan mempromosikan kawasan tersebut menjadi destinasi wisata super prioritas. KTT ASEAN 2023 di Indonesia meningkatkan kunjungan 1,1 juta wisatawan mancanegara ke kawasan destinasi wisata super prioritas Indonesia.

 

BERITA TERKAIT

Diversifikasi Pasokan Energi

  Kebijakan proteksionis  Amerika Serikat di bawah pemerintahan Donald Trump, dengan penerapan tarif impor yang tinggi, menjadi tantangan tersendiri bagi…

Outsourcing vs Keadilan Pekerja

    Rencana Presiden Prabowo Subianto untuk menghapus sistem outsourcing patut didukung sebagai wujud nyata komitmen negara dalam menjamin hak-hak…

Penghapusan Outsourcing?

    Komitmen Presiden Prabowo Subianto untuk menghapus sistem outsourcing atau alih daya menandai babak baru dalam perjalanan ketenagakerjaan nasional.…

BERITA LAINNYA DI Editorial

Diversifikasi Pasokan Energi

  Kebijakan proteksionis  Amerika Serikat di bawah pemerintahan Donald Trump, dengan penerapan tarif impor yang tinggi, menjadi tantangan tersendiri bagi…

Outsourcing vs Keadilan Pekerja

    Rencana Presiden Prabowo Subianto untuk menghapus sistem outsourcing patut didukung sebagai wujud nyata komitmen negara dalam menjamin hak-hak…

Penghapusan Outsourcing?

    Komitmen Presiden Prabowo Subianto untuk menghapus sistem outsourcing atau alih daya menandai babak baru dalam perjalanan ketenagakerjaan nasional.…