NERACA
Sukabumi – Organization for Industry Spiritual and Advancemen (OISCA) Internasional Jepang, berhasil mengembangkan dan memberdayakan sektor pertanian dan ekonomi warga adat kasepuhan Ciptagelar.
Untuk diketahui, OISCA merupakan sebuah organisasi nirlaba di Jepang yang memiliki cabang di berbagai negara, terutama di kawasan Asia Pasifik dan Amerika Latin.
Hal itu diungkapkan Resident Representative OISCA Internasional Indonesia, Kano Tatsuya, saat menggelar audensi dengan Wakil Bupati Sukabumi, Iyos Somantri di ruang rapat Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Sukabumi, kemarin.
Kano Tatsuya pada kesempatan itu menjelaskan capaian program yang telah berhasil dilakukan oleh OISCA di seluruh indonesia, khususnya di Kabupaten Sukabumi, sangat memuaskan, khususnya keberhasilan di sektor pertanian.
“OISCA sejak 1979 membantu masyarakat Indonesia untuk menciptakan masa depan dengan lingkungan yang baik yang dapat diwariskan kepada generasi selanjutnya melalui sektor pertanian khususnya” unggkap Kano Tatsuya usai audiensi.
Dikatakan Kano, OISCA Jepang melalui OISCA Sukabumi Training Center dan Childrens Forest Program (CFP) memberikan pelatihan di bidang sosial budaya, lingkungan hidup, pendidikan, dan program pemberdayaan masyarakat desa, yang telah berjalan sejak tiga tahun silam di Kasepuhan Ciptagelar.
“Diantara beberapa program tersebut ialah program pertanian yang difokuskan, antara lain tanaman organik dan agroforestri,” imbuh Kano.
Jenis tanaman yang selama tiga tahun ini berjalan, kata Kano, terdiri dari tanaman holtikultura dan agroforestri seperti cengkeh, pala, alpukat, jeruk dan aren. “Sekarang tanaman tersebut sudah ada beberapa yang panen dan programnya akan berakhir di bulan Agustus 2023 ini,” ungkapnya.
Jenis tanaman holtikultura dan agroforestri itu, sebut dia, diaplikasikan oleh 10 kelompok masyarakat yang berjumlah sekitar 300 orang. Ia meyakini, dengan adanya program tersebut, masyarakat Kabupaten Sukabumi khususnya warga Kasepuhan Adat Ciptagelar bisa meningkatkan taraf perekonomian.
Wakil Bupati Sukabumi Iyos Somantri mengakui bahwa program tersebut merupakan solusi untuk masyarakat Kasepuhan adat dalam meningkatkan pemberdayaan ekonomi masyarakat selain sebagai petani padi.
“Sebagaimana kita ketahui bahwa di kampung kasepuhan adat, hasil panen padi yang mereka tanam itu tidak bisa dijual, oleh karena itu dengan adanya program dari OISCA sangat membantu dalam pemberdayaan masyarakat,” kata Iyos singkat. (Ron)
NERACA Jakarta - Upaya kolaboratif dalam memberantas Judi Daring menunjukkan hasil positif. Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mencatat…
NERACA Jakarta – Pemerintah menargetkan pembangunan 53 Sekolah Rakyat (SR) baru pada tahun anggaran 2025 melalui Kementerian Pendidikan dan…
NERACA Semarang – Pemerintah menyatakan keyakinannya bahwa program pembentukan 80 ribu unit Koperasi Desa Merah Putih akan dikelola secara…
NERACA Jakarta - Upaya kolaboratif dalam memberantas Judi Daring menunjukkan hasil positif. Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mencatat…
NERACA Jakarta – Pemerintah menargetkan pembangunan 53 Sekolah Rakyat (SR) baru pada tahun anggaran 2025 melalui Kementerian Pendidikan dan…
NERACA Semarang – Pemerintah menyatakan keyakinannya bahwa program pembentukan 80 ribu unit Koperasi Desa Merah Putih akan dikelola secara…