Pentingnya Pencegahan Stunting Sejak Dini

NERACA

Jakarta - Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menekankan pentingnya pencegahan stunting sejak dini yaitu sejak masa kehamilan.

"Pencegahan stunting perlu dilakukan sejak dini, saat masa kehamilan atau sebelum kelahiran, dengan melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin dan memastikan kecukupan nutrisi ibu dan bayi," kata Staf Ahli Bidang Pembangunan Berkelanjutan Kemenko PMK Agus Suprapto di Jakarta, dikutip Antara, kemarin.

Kemenko PMK, kata dia, mendorong kementerian/lembaga terkait dan juga pemerintah daerah (pemda) untuk meningkatkan sosialisasi dan edukasi mengenai pentingnya pencegahan stunting sejak masa kehamilan.

"Kemenko PMK mengajak kementerian dan lembaga, serta pemda hingga tingkat kelurahan dan desa untuk memberikan perhatian khusus terhadap program pencegahan dan penanganan stunting demi terciptanya SDM unggul dan berkualitas," katanya.

Agus yang pernah menjabat Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko PMK itu menambahkan pencegahan stunting sebagai bagian dari pembangunan SDM berkelanjutan menjadi hal yang sangat penting.

"Berbagai langkah strategis, guna mencegah bayi lahir dengan kondisi sudah stunting, merupakan salah satu agenda prioritas yang perlu menjadi perhatian bersama," katanya.

Dia menjelaskan salah satu kunci untuk menyukseskan program pembangunan SDM  perlu dimulai dengan memastikan generasi penerus bangsa lahir dalam keadaan sehat dan tidak mengalami stunting.

"Selain itu juga memastikan generasi penerus bangsa agar dapat bertumbuh dan berkembang secara optimal dan menjadi generasi unggul dan berkualitas," katanya.

Agus menegaskan intervensi pada masa kehamilan menjadi salah satu fokus pemerintah. "Selain intervensi pada masa kehamilan, intervensi pencegahan stunting juga diintensifkan pada remaja putri, guna memastikan remaja putri yang nantinya akan menikah dan menjadi calon ibu dapat memiliki kondisi kesehatan yang baik dan tidak mengalami anemia," katanya.

Menurutnya, masalah anemia menjadi perhatian khusus dalam program pencegahan dan penanganan stunting karena remaja putri yang mengalami anemia berpotensi menderita anemia saat masa kehamilan.

"Kami kembali mengingatkan bahwa mengoreksi anemia pada calon pengantin mendukung upaya pencegahan stunting, karena jika calon pengantin perempuan menderita anemia maka berpeluang menderita anemia saat hamil sehingga berisiko melahirkan bayi berat badan lahir rendah dan meningkatkan risiko melahirkan bayi stunting," katanya. Ant

 

 

BERITA TERKAIT

Medsos Tidak Selalu Sejalan dengan Demokrasi

NERACA Semarang - Pakar ilmu komunikasi dari Carleton University, Canada Prof. Merlyna Lim mengingatkan bahwa media sosial (medsos) dalam kenyataannya…

Kemajuan Teknologi Ciptakan Ruang Belajar Asyik

NERACA Jakarta - Aktris Maudy Ayunda menilai adanya kemajuan teknologi yang masif di era saat ini telah membantu guru untuk…

Pendidikan Tinggi Memegang Kunci Indonesia Emas 2045

NERACA Jakarta - Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto menekankan bahwa pendidikan tinggi, sains, dan teknologi memegang…

BERITA LAINNYA DI

Medsos Tidak Selalu Sejalan dengan Demokrasi

NERACA Semarang - Pakar ilmu komunikasi dari Carleton University, Canada Prof. Merlyna Lim mengingatkan bahwa media sosial (medsos) dalam kenyataannya…

Kemajuan Teknologi Ciptakan Ruang Belajar Asyik

NERACA Jakarta - Aktris Maudy Ayunda menilai adanya kemajuan teknologi yang masif di era saat ini telah membantu guru untuk…

Pendidikan Tinggi Memegang Kunci Indonesia Emas 2045

NERACA Jakarta - Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto menekankan bahwa pendidikan tinggi, sains, dan teknologi memegang…