Kolaborasi dengan PB IDI - Danone Indonesia Berkomitmen Tekan Angka Stunting

Bertepatan dengan Hari Bakti Dokter Indonesia dan juga dalam rangka menekan angka stunting atau gizi buruk,Danone Specialized Nutrition (SN) Indonesia bersama Pengurus Besar Dokter Indonesia (PB IDI) menyelenggarakan diskusi tentang stunting. Dimana kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kapasitas dokter dalam menanggulangi anak stunting, mensosialisasikan program-program yang akan dikolaborasikan, meningkatkan kolaborasi pentahelix dalam mendukung program percepatan penurunan stunting, serta menginspirasi pihak-pihak lain untuk turut berkontribusi dalam upaya percepatan penurunan stunting.

Selain mengadakan sesi diskusi, Danone SN Indonesia dan PB IDI juga melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) kerjasama untuk penanganan stunting. “Permasalahan stunting adalah salah satu permasalahan kesehatan yang belum selesai. Permasalahan stunting bukanlah permasalahan pemerintah saja. Keterlibatan lintas sektor perlu dilakukan untuk penanggulangan secara kolaboratif. Hal tersebut menjadi kunci dalam menyelesaikan permasalahan kesehatan. Perlu peran dari organisasi profesi, LSM, NGO, termasuk pihak swasta, seperti Danone, tentunya sangat dibutuhkan dalam satu upaya kolaborasi, untuk menyelesaikan permasalahan kesehatan di Indonesia,”kata Dr. dr. Moh Adib Khumaidi, Sp. OT, Ketua Umum PB IDI dalam siaran persnya di Banjar Baru, Kalimantan Selatan kemarin.

Oleh karena itu, dirinya mendorong adanya kolaborasi lintas sektor dan mengapresiasi komitmen Danone SN Indonesia untuk mendukung penguatan sistem kesehatan dalam menanggulangi stunting sejalan dengan Perpres 72 tahun 2021.  Hal senada juga disampaikan Sekretaris Jenderal PB IDI, Dr. Ulul Albab, Sp.OG, penanganan stunting tidak bisa dilakukan oleh satu pihak, seperti mengatasi penyakit lain, namun dibutuhkan pendekatan multisektoral. “Kami berharap, kerjasama ini bisa berjalan dalam jangka panjang,”jelasnya.

Disampaikannya, stunting erat sekali kaitannya dengan kehamilan hingga 1000 hari pertama kehidupan, bahkan lebih hulu lagi, bagaimana persiapan kehamilan. Kolaborasi ini menjadi kolaborasi yang penting, karena hasil penanganan stunting tidak hanya bisa dinilai dalam satu sampai dua tahun, tetapi dalam pola yang panjang. Sehingga diharapkan program ini terus dilakukan dalam jangka panjang.

Sementara Vera Galuh, VP General Secretary Danone Indonesia menambahkan, berbicara tentang stunting tidak hanya berbicara tentang nutrisi, tetapi juga akses air bersih dan sanitasi sangat berpengaruh. “Maka dengan visi, “One Planet, One Health”, Danone percaya bahwa manusia akan sehat jika nutrisi dan asupannya baik, juga manusia akan sehat jika lingkungannya sehat. Program inilah yang kami coba majukan, bersama dengan mitra, tentunya dengan IDI untuk bisa menyasar permasalahan nutrisi juga hidrasi yang sehat, akses air, sanitasi, pengelolaan lingkungan juga sampah,”ujarnya.

Dirinya berharap, mudah-mudahan dengan apa yang Danone lakukan dan terus tingkatkan dapat mendukung program pemerintah, prioritas nasional untuk akselerasi penurunan angka stunting hingga 14% di tahun 2024. Danone SN Indonesia, disampaikan Vera, telah menjalankan sejumlah program yang secara bersamaan turut berkontribusi dalam pencegahan isu stunting dengan payung program bernama Bersama Cegah Stunting yang telah menjangkau lebih dari 4,5 juta penerima manfaat.

Disebutkan, beberapa program di bawahnya seperti WASH (Water Access, Sanitation, and Hygiene) sebagai program dan strategi pengelolaan sumber air terpadu di daerah yang memiliki akses air dan sanitasi rendah. Danone SN Indonesia juga menjalankan program edukasi kesehatan, berkolaborasi dengan Kementerian Pendidikan, menyasar guru-guru PAUD hingga guru SD, lewat program Isi Piringku yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan tentang pentingnya edukasi kesehatan, gizi, dan pola asuh yang baik selama periode tumbuh kembang anak.

Selain itu, edukasi juga diarahkan kepada remaja putra dan putri, sebagai calon orangtua. Menggandeng tenaga kesehatan, para ahli di bidangnya dalam program Aksi Cegah Stunting, bersama Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) melakukan studi untuk melihat pola asuh dan pola pola intervensi apa yang perlu dilakukan dalam kondisi-kondisi khusus, sehingga menunjukkan program Aksi Cegah Stunting bisa menurunkan angka stunting dalam periode studi yang ditentukan.

Dokter spesialis anak, Dr. Arief Budiarto, Sp.A mengakui, pihak Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dalam program Aksi Cegah Stunting sudah melakukan kerjasama dengan Danone sejak tahun 2021 dengan melakukan studi di 13 kabupaten di seluruh Indonesia dengan hasil yang bagus yakni melalui penerapan sistem rujukan untuk penanganan stunting.

Disisi lain, kata Arief, pihaknya menyadari di Indonesia tidak perlu muluk-muluk dalam mencukupi kebutuhan protein hewani untuk anak, bisa dengan mudah menemukan sumber protein seperti ikan patin, telur, dsb.” Lalu intervensi pemberian PKGK atau pangan olahan berbasis untuk anak berkebutuhan khusus juga perlu diberikan sesuai dengan PERMENKES 29 tahun 2019 yang menjadi dasar kami.”tandasnya.

Asal tahu saja, dalam mencegah dan menurunkan angka stunting di Indonesia, selain diperlukan kolaborasi antar sektor, dibutuhkan juga kerjasama antar profesi. Prinsip pencegahan stunting dibagi menjadi 3, pencegahan primer, sekunder, dan tersier. Pencegahan primer dapat dilakukan oleh orang terdekat seperti keluarga dan kader posyandu dengan menjaga gizi seimbang serta melakukan deteksi dini malnutrisi.

Kemudian pencegahan sekunder dilakukan dokter umum (puskesmas) dengan deteksi dini penyakit dan tata laksana segera, serta diberikan terapi nutrisi PDK. Kemudian, pencegahan tersier dilakukan oleh dokter spesialis anak (RSUD) lalu ditatalaksana sesuai indikasi. Angka stunting ini bisa diturunkan atas usaha dimulai dari dokter keluarga, kader posyandu, puskesmas hingga dokter spesialis anak. Berdasarkan hasil survey Status Gizi Indonesia tahun 2022, prevalensi stunting di Indonesia berada di angka 21,6% dengan target turun menjadi 14% di tahun 2024.

 

 

 

 

 

BERITA TERKAIT

Rayakan 101 RS Hasan Sadikin Bandung - BSI Maslahat dan BSI Beri Bantuan Layanan Kesehatan

Sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan pada kesehatan, Bangun Sejahtera Indonesia Maslahat  (BSI Maslahat) dan BSI berikan bantuan layanan Kesehatan…

Berikan Dampak Masa Depan Berkelanjutan - Telkomsel Dorong Inovasi Digital di Indonesia NEXT

Di era digital yang bergerak dinamis dan tumbuh sangat pesat ini, Telkomsel sebagai operator telekomunikasi terus memafaatkan potensi tersebut untuk…

Desa Energi Insight di Manggarai - Nelayan Diberdayakan Pemanfaatan Energi Terbarukan

Bantu pemberdayaan nelayan dalam pemanfaatan energi baru terbarukan, PT Insight Investments Management (Insight Investments) bersama dengan Mitra Agen Penjual beserta…

BERITA LAINNYA DI CSR

Rayakan 101 RS Hasan Sadikin Bandung - BSI Maslahat dan BSI Beri Bantuan Layanan Kesehatan

Sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan pada kesehatan, Bangun Sejahtera Indonesia Maslahat  (BSI Maslahat) dan BSI berikan bantuan layanan Kesehatan…

Berikan Dampak Masa Depan Berkelanjutan - Telkomsel Dorong Inovasi Digital di Indonesia NEXT

Di era digital yang bergerak dinamis dan tumbuh sangat pesat ini, Telkomsel sebagai operator telekomunikasi terus memafaatkan potensi tersebut untuk…

Desa Energi Insight di Manggarai - Nelayan Diberdayakan Pemanfaatan Energi Terbarukan

Bantu pemberdayaan nelayan dalam pemanfaatan energi baru terbarukan, PT Insight Investments Management (Insight Investments) bersama dengan Mitra Agen Penjual beserta…