Hari Keluarga Internasional Jadi Momentum Memperkuat Peran Ayah dalam Tumbuh Kembang Anak

 

Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menyatakan Hari Keluarga Internasional merupakan momentum yang tepat untuk memperkuat peran ayah dalam mengawal tumbuh kembang anak.

"Hari Keluarga Internasional yang diperingati setiap tanggal 15 Mei merupakan momentum untuk memperkuat peran ayah dalam pengasuhan dan mengawal tumbuh kembang anak," kata Plt Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan, dan Pemuda Kemenko PMK Didik Suhardi.

Didik menjelaskan peran ayah sangat diperlukan untuk meningkatkan pengasuhan anak dan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. "Semoga momentum Hari Keluarga Internasional ini bisa menjadi bagian dari peningkatan peran ayah dan juga peningkatan kualitas peran ayah dalam pembangunan sebuah keluarga," katanya.

Dia menambahkan penggunaan waktu yang berkualitas dapat dilakukan dengan berbagai cara sehingga kedekatan sebuah keluarga dapat tetap terjaga dengan baik dan berbahagia. "Tantangannya adalah bagaimana memanfaatkan waktu luang di sela kesibukan bekerja agar dapat digunakan secara optimal untuk mendampingi anak-anak," katanya. Didik menambahkan Kemenko PMK terus meningkatkan edukasi dan sosialisasi mengenai pentingnya memperkuat peran ayah dalam pengasuhan anak.

Sementara itu Akademisi dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Wisnu Widjanarko mengatakan peran ayah dalam pola asuh sangat penting terutama dalam memberi dukungan pada anak atas ide dan gagasannya. Dosen komunikasi keluarga FISIP Unsoed itu menambahkan kehadiran ayah dalam tumbuh kembang bukanlah pada sebatas nasihat atau bimbingan, tapi pada tindakan atau aktivitas yang sederhana namun kaya makna.

"Contohnya misalnya ibu memasak dan menyiapkan sarapan atau makan malam, maka ayah kemudian setelah selesai makan bisa membereskan piring dan gelas lalu mencucinya sambil mengajak anak terlibat dalam aktivitas tersebut," katanya. Menurut dia, hal itu merupakan bagian dari mendidik melalui contoh dan bukan sebatas kata-kata.

Psikolog keluarga Ketti Murtini mengingatkan mengenai pentingnya peran ayah dalam pengasuhan guna mendukung optimalisasi tumbuh kembang anak. "Dalam pola asuh anak, yang terpenting tidak hanya peran ibu, tapi juga peran ayah, peran keduanya sangat penting," kata Ketti Murtini.

Psikolog dari Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi) Jawa Tengah (Jateng) Cabang Barlingmascakeb itu menjelaskan peran ayah sangat penting dalam menyiapkan anak agar memiliki kesiapan untuk menghadapi dinamika kehidupan. "Ayah memiliki peran penting dalam menyiapkan anak untuk menghadapi dunia luar. Ayah yang menjadi panutan anak dalam bersikap dan bertingkah laku di luar rumah," katanya.

Menurut dia, ayah juga merupakan sosok yang berperan sangat penting dalam upaya membimbing anak agar berkembang menjadi individu yang mandiri. "Dengan adanya bimbingan dari ayah serta adanya dukungan dan penguatan dari ibu, maka anak akan bertumbuh seperti yang diharapkan," katanya. Dia menambahkan ayah dan ibu harus bekerja sama secara harmonis dan penuh cinta untuk mendampingi anak agar dapat tumbuh dan berkembang optimal menjadi individu yang unggul, tangguh, tapi tetap penuh cinta.

Bagi Akademisi dari Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto Wisnu Widjanarko, peringatan Hari Keluarga Internasional merupakan momentum yang tepat untuk meningkatkan kualitas interaksi di antara seluruh anggota keluarga. "Dari perspektif komunikasi keluarga, peringatan Hari Keluarga Internasional setiap tanggal 15 Mei merupakan momentum meningkatkan kualitas interaksi di antara anggota keluarga," kata Wisnu Widjanarko.

Dosen komunikasi keluarga Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Jenderal Soedirman itu menambahkan, peningkatan kualitas interaksi di dalam keluarga merupakan instrumen penting dalam mendukung tumbuh kembang anak.

"Interaksi berkualitas yang dimaksud adalah bagaimana orang tua memberi ruang bagi anak dalam mengekspresikan minat, bakat dan potensi yang dimiliki. Caranya dengan memberi kesempatan kepada anak untuk menyampaikan perspektifnya, dan orang tua melatih untuk menyimak dengan penuh empati," katanya.

Wisnu mengatakan, salah satu cara melatih kebersamaan di antara seluruh anggota keluarga adalah dengan meluangkan waktu untuk saling berkomunikasi dan berdialog.

"Misalnya, orang tua meluangkan waktu baik secara kuantitas maupun secara kualitas bersama anak, sehingga anak semakin yakin bahwa dirinya bermakna, dan hal tersebut akan berdampak pada keinginan untuk melakukan banyak hal baik, produktif dan kreatif, bagi dirinya maupun untuk sesama," katanya.

BERITA TERKAIT

Wisuda dan Dies Natalis ke 63, Rektor Moestopo : Terapkan Integritas, Profesionalisme dan Entrepreneurship Dalam Dunia Profesi

NERACA Jakarta – Universitas Moestopo Beragama menggelar wisuda dan Dies Natalis ke 63 di Jakarta Convention Centre (JCC) pada Selasa…

Mempersiapkan Perlengkapan Sebelum Masuk Sekolah

  Perlengkapan sekolah adalah hal yang sangat penting untuk disiapkan setelah libur panjang, salah satunya setelah libur Lebaran. Banyak persiapan yang perlu…

Blokir Game yang Memuat Unsur Kekerasan

  Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) kembali mengungkapkan pandangannya terkait game-game yang sering dimainkan kalangan anak-anak. Menurut lembaga tersebut, sudah seharusnya…

BERITA LAINNYA DI

Wisuda dan Dies Natalis ke 63, Rektor Moestopo : Terapkan Integritas, Profesionalisme dan Entrepreneurship Dalam Dunia Profesi

NERACA Jakarta – Universitas Moestopo Beragama menggelar wisuda dan Dies Natalis ke 63 di Jakarta Convention Centre (JCC) pada Selasa…

Mempersiapkan Perlengkapan Sebelum Masuk Sekolah

  Perlengkapan sekolah adalah hal yang sangat penting untuk disiapkan setelah libur panjang, salah satunya setelah libur Lebaran. Banyak persiapan yang perlu…

Blokir Game yang Memuat Unsur Kekerasan

  Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) kembali mengungkapkan pandangannya terkait game-game yang sering dimainkan kalangan anak-anak. Menurut lembaga tersebut, sudah seharusnya…