NERACA
Jakarta- Geliat bisnis emiten rumah sakit masih tumbuh positif di awal tahun 2023. Tengok saja, kinerja PT Siloam International Hospitals Tbk. (SILO) tumbuh di kuartal pertama tahun ini dengan mencetak laba bersih Rp249,61 miliar atau meroket 151,4% secara year-on-year (yoy) dibandingkan periode sama tahun 2022 yang sebesar Rp99,28 miliar. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam laporan keuangan yang dirilis di Jakarta, kemarin.
Melonjaknya laba SILO didorong oleh meningkatnya pendapatan 19,46% yoy menjadi Rp2,65 triliun hingga 31 Maret 2023 dibanding kuartal I/2022 sebesar Rp2,22 triliun. Secara rinci, pendapatan dari spesialis berkontribusi Rp607,63 miliar, sedangkan pendapatan non-spesialis sebesar Rp2,04 triliun. Adapun, pendapatan tersebut merupakan hasil akumulasi dari berbagai cabang RS Siloam seperti di Jakarta, Surabaya, Makassar, Denpasar, Palembang, hingga Balikpapan.
Seiring meningkatnya pendapatan, beban pokok pendapatan juga ikut terkerek 12,99% menjadi Rp1,63 triliun dibanding periode sama tahun 2022 sebesar Rp1,45 triliun. Beban pokok pendapatan tersebut terdiri dari segmen rawat inap yang berkontribusi Rp941,83 miliar. Sedangkan segmen rawat jalan yang juga termasuk pembayaran jasa tenaga ahli, gaji, obat dan perlengkapan sebesar Rp697,92 miliar.
Adapun, total aset Siloam tumbuh 5,63% menjadi Rp10,21 triliun hingga kuartal I/2023, dibanding 31 Desember 2022 yang sebesar Rp9,66 triliun. Liabilitas perseroan naik menjadi Rp2,88 triliun dibanding akhir 2022 yang sebesar Rp2,61 triliun. Sedangkan ekuitas naik jadi Rp7,32 triliun dibanding Desember 2022 sebesar Rp7,05 triliun.
Sebelumnya, perseroan akan mengusulkan pembagian dividen untuk tahun buku 2022 dengan total nilai sebesar Rp255 miliar. Nilai itu merefleksikan dividen per saham sebesar Rp19. Direktur Siloam International Hospitals, Daniel Phua menjelaskan, besaran dividen tersebut akan diusulkan pada rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) mendatang. Dengan laba tahun berjalan 2022 sebesar Rp710,38 miliar, dividend payout ratio (DPR) dipertahankan di 36% dibandingkan dengan tahun buku 2021 sebesar 37%.
Tahun ini, perseroan mengalokasikan belanja modal atau capex sebesar Rp 800 miliar hingga Rp 1 triliun. Dana capex ini nantinya akan dialokasikan untuk berbagai kebutuhan dan layanan rumah sakit, hingga melanjutkan ekspansi bisnisnya memperluas jaringan rumah sakit. Siloam berencana untuk membangun rumah sakit baru di tahun 2023. Hal ini sejalan dengan komitmen perseroan yang menargetkan ekspansi bisnisnya dengan membuka rumah sakit tiap tahun.
Tahun 2022 lalu perseroan juga membuka rumah sakit baru, yakni Siloam Agora. Dengan dibangunnya rumah sakit tersebut, Siloam memiliki dan mengoperasikan sebanyak 41 jaringan rumah sakit yang terbesar di 28 kota di Indonesia. Selain rencana untuk membangun rumah sakit tahun ini, Siloam juga akan menggunakan dana capex untuk mengembangkan kemampuan medis rumah sakit hingga membeli perlatan medis.
Fakta persidangan hasil pemeriksaan Zarof Ricar sebagai saksi mahkota dalam perkara suap vonis bebas Gregorius Ronald Tanur di Pengadilan Tipikor,…
Rumor mengenai potensi merger antara dua raksasa transportasi online, Grab Holdings Ltd. dan GoTo Gojek Tokopedia, kembali mencuat. Sejumlah sumber…
Lahan bekas tambang selalu menyisakan dampak masalah pada kerusakan lingkungan dan juga ekonomi masyarakat sekitar. Maka guna menekan dampak dan…
Fakta persidangan hasil pemeriksaan Zarof Ricar sebagai saksi mahkota dalam perkara suap vonis bebas Gregorius Ronald Tanur di Pengadilan Tipikor,…
Rumor mengenai potensi merger antara dua raksasa transportasi online, Grab Holdings Ltd. dan GoTo Gojek Tokopedia, kembali mencuat. Sejumlah sumber…
Lahan bekas tambang selalu menyisakan dampak masalah pada kerusakan lingkungan dan juga ekonomi masyarakat sekitar. Maka guna menekan dampak dan…