Kalbe Farma Kantongi Laba Bersih Rp 3,3 Triliun

NERACA

Jakarta – Sepanjang tahun 2022, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) membukukan laba bersih sebesar Rp3,382 triliun atau tumbuh 6,2% dibanding tahun 2021 yang tercatat sebesar Rp3,183 triliun. Hasil itu mendongkrak laba per saham dasar yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk ke level Rp72,71 per lembar, sedangkan di tahun 2021 berada di level Rp67,92. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam laporan keuangan yang dipublikasi di Jakarya, kemarin.

Disebutkan, penjualan bersih tumbuh 10,17% menjadi Rp28,933 triliun. Dimana distribusi dan logistik dalam negeri meningkat 10,7% menjadi Rp10,798 triliun. Lalu penjualan nutrisi terkerek 8,7% menjadi Rp7,445 triliun. Demikian juga dengan penjualan obat resep ke dalam negeri yang terangkat 6% menjadi Rp5,554 triliun.

Lalu, penjualan produk kesehatan ke dalam negeri tumbuh 8,4% menjadi Rp 3,445 triliun. Sedangkan nilai ekspor obat resep, produk kesehatan dan nutrisi terangkat 36,2% menjadi Rp1,69 triliun. Walau beban pokok penjualan membengkak 14,9% menjadi Rp17,229 triliun. Tapi laba kotor tumbuh 4,4% menjadi Rp11,7 triliun.

Sementara itu, total kewajiban bertambah 16,8% menjadi Rp5,143 triliun. Pada sisi lain, jumlah ekuitas meningkat 1,5% menjadi Rp1,712 triliun. Tahun ini, emiten farmasi ini membidik pertumbuhan penjualan di kisaran 10-15%. “Tahun 2023 ini sasaran kami 10-15% pertumbuhan, kami sih memproyeksikan sekitar Rp33 triliun,”kata Direktur KLBF, Sie Djohan seperti dikutip Bisnis.

Untuk mengejar target tersebut, kata Sie Djohan, salah satu strategi perseroan adalah dengan berfokus pada pengembangan produk berbasis biologi, seperti antibodi monoklonal dengan merek dagang Rituxikal. Produk Kalbe itu baru saja mendapatkan izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI. “Saya rasa biologic ini adalah salah satu strategi kami untuk pertumbuhan ini,” katanya.

Hal ini lantaran, menurutnya, penetrasi pasar dari produk obat berbasis biologi masih sangat rendah. Padahal, kebutuhan di Indonesia cukup tinggi. “Sebetulnya kebutuhannya banyak cuma selama ini aksesibilitasnya mungkin agak sedikit karena seluruh produknya masih impor,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Sie Djohan menjelaskan, produk-produk obat berbasis biologi impor dipasarkan dengan harga yang relatif tinggi sehingga pemerintah Indonesia menaruh harapan agar bisa memproduksi produk-produk tersebut di Tanah Air. “Jika diproduksi lokal, ketersediaannya lebih luas, harganya ke depannya akan lebih kompetitif,” terangnya.

Selanjutnya dalam ekspansi bisnis, Kalbe Farma menyiapkan belanja modal sebesar Rp 1 triliun. Analis Maybank Sekuritas, Willy Goutama dalam risetnya menilai, KLBF berpotensi meraih pendapatan yang lebih tinggi berkat investasi strategis yang dilakukan oleh perseroan. Dirinya memproyeksikan KLBF berpotensi meraih penjualan sebesar Rp 8,1 triliun atau tumbuh 13% pada 2023. Hal ini ditopang dari aksi akuisisi Aventis Pharma milik Sanofi. 

BERITA TERKAIT

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…