Integrasi Supply Chain Industri TPT dan Alas Kaki Terus Didorong

NERACA

Jakarta - Meski dihadapkan pada tantangan berat dan ancaman resesi, perekonomian Indonesia mampu tumbuh positif sebesar 5,31 persen (yoy) pada tahun 2022. Salah satu sektor yang menjadi katalis dalam mendorong kinerja ekonomi nasional yaitu sektor industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) dan Alas Kaki.

Pada tahun 2022, kinerja neraca perdagangan TPT mengalami surplus sebesar USD3.71 miliar atau meningkat sebesar 3,34 persen dibandingkan periode sebelumnya. Sama halnya dengan alas kaki, yang mengalami surplus sebesar USD1.03 miliar atau meningkat sebesar 41 persen dibandingkan periode sebelumnya. Amerika Serikat dan Eropa masih menjadi negara tujuan utama ekspor kedua industri ini.

Indonesia sendiri berpotensi menjadi pasar utama, basis produksi, dan pusat ekspor industri TPT dan alas kaki dunia dengan memiliki banyak keunggulan. Indonesia menjadi negara dengan tingkat ekonomi terbesar ke-16 di dunia, memiliki peluang terjadinya resesi yang sangat kecil yakni sebesar 3 persen pada tahun 2023, memiliki pasar domestik yang sangat besar dengan jumlah penduduk mencapai 273 juta, bonus demografi yang meningkat secara signifikan, serta kondisi politik dan ekonomi yang relatif stabil.

Atas dasar itulah, Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Industri Ali Murtopo Simbolon mengungkapkan bahwa saat ini pemerintah memberikan dukungan terhadap industri TPT dan alas kaki melalui berbagai kebijakan sebagai upaya untuk menarik investasi asing dan memperbaiki iklim usaha di Indonesia melalui perjanjian dagang.

Sebab, harus diakui bahwa daya saing yang tinggi menjadi kunci tercapainya kinerja ekspor yang optimal. Walaupun demikian, importasi bahan baku menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan. Tantangan integrasi rantai pasok sangat penting untuk segera diselesaikan.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pun mengungkapkan, sampai dengan Juni 2022, industri TPT tetap menjadi komoditas andalan ekspor kita dengan nilai yang menembushingga USD6,08 miliar atau berkontribusi 5,51 persen terhadap total ekspor nasional.

Meskipun ditengah tekanan global dan dampak pandemi, Menperin optimistis industriTPT terus agresif memperluas pasar ekspornya, dengantarget capaian sebesar USD13-14 miliar sepanjang tahun 2022. 

“Kinerja industri TPT juga diharapkan tetap tinggi, terutama didorong oleh pertumbuhan pesat penjualan melalui platform e-commerce serta kesadaran konsumen akan prinsip-prinsip sustainability pada proses produksi tekstil seiring dengan komitmen penurunan karbon dan konsumsi air dalam proses produksinya,” ungkap Agus.

Dari sisi komoditas, prinsip sustainability juga didorong dengan penggunaan bahan baku yang ramah lingkungan serta penerapan prinsip circular economy. “Adanya Making Indonesia 4.0 akan mendorong transformasi industritekstil bisa lebih berdaya saing dan berinovasi tinggi sehingga dapat bersaing dan menjawabpermintaan pasar global,” imbuh Agus.

Dalam upaya mempercepat implementasi industri 4.0, industri TPT diharapkan dapat memanfaatkan beberapa teknologi kunci untuk memenangkan persaingan global, antara lain artificial intelligence, novel fabrics, Internet of things (IoT), Rapid Data Analysis for Quick Adaptation, mobile commerce, virtual and augmented reality (VR), online vector editors, 3D printing, blockchain dan sustainability.

Di samping itu, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) telah menginisiasi langkah strategis berupa program substitusi impor 35 persen tahun 2022untuk mendorong peningkatan utilisasi industri existing, sekaligus peningkatan investasi di Indonesia, baik investasi baru maupun perluasan.

Kemenperin juga melaksanakan program restrukturisasi mesin/peralatan pada industri penyempurnaan kain dan industri pencetakan kain sesuai Peraturan Menteri Perindustrian No. 18 Tahun 2021.

“Upaya ini telah terbukti meningkatkan kapasitas produksi sebesar 21,75 persen, peningkatan realisasi produksi 21,22 persen, efisiensi energi sebesar 11,86 persen, serta peningkatan volume penjualan baik dalam negeri maupun ekspor sebesar 6,65 persen,” sebut Agus.

Oleh karena itu, Agus membuka pintu seluas-luasnya untuk bersama-sama membangun ekosistem industri TPT yang terintegrasi di Indonesia. “Kami yakin dengan komitmen bersama dalam membangun ekosistem tekstil ini, daya saing industri TPT akan jauh lebih baik dan cita-cita kita bersama untuk mewujudkan Indonesia sebagai lima besar pemain TPT dunia dapat terwujud,” pungkas Agus.

 

 

 

BERITA TERKAIT

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

Hingga H+3 Pertamina Tambah 14,4 juta Tabung LPG 3 Kg

NERACA Malang – Selama Ramadhan hingga H+3 Idul Fitri 2024, Pertamina melalui anak usahanya, Pertamina Patra Niaga, telah menambah pasokan…

Pengembangan Industri Pengolahan Kopi Terus Dirorong

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong perkembangan industri pengolahan kopi nasional. Hal ini untuk semakin mengoptimalkan potensi besar…

BERITA LAINNYA DI Industri

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

Hingga H+3 Pertamina Tambah 14,4 juta Tabung LPG 3 Kg

NERACA Malang – Selama Ramadhan hingga H+3 Idul Fitri 2024, Pertamina melalui anak usahanya, Pertamina Patra Niaga, telah menambah pasokan…

Pengembangan Industri Pengolahan Kopi Terus Dirorong

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong perkembangan industri pengolahan kopi nasional. Hal ini untuk semakin mengoptimalkan potensi besar…