NERACA
New Delhi – Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan kembali bertemu Menteri Perdagangan dan Industri India Piyush Goyal di New Delhi, India. Kedua menteri membahas penguatan kerja sama di lima sektor, yaitu teknologi informasi (IT), kesehatan, tekstil, furnitur, serta pendidikan dan sumber daya manusia.
“Saya optimistis masih banyak ruang untuk semakin meningkatkan hubungan dan kerja sama perdagangan, serta investasi kedua negara. Diharapkan kedua negara dapat meningkatkan kerja sama setidaknya di lima sektor, yaitu IT, kesehatan, tekstil, furnitur, serta pendidikan dan sumber daya manusia,” ujar Zulkifli.
Zulkifli mengungkapkan, India merupakan mitra strategis Indonesia, yakni sebagai negara tujuan ekspor terbesar ke-4 dan ke-21 sumber investasi asing terbesar. Selain itu, saat ini, kedua negara telah memiliki ASEAN-India Free Trade Agreement (FTA) sebagai perjanjian dagang regional.
"Diharapkan secepatnya kedua negara dapat memulai perundingan Preferential Trade Agreement (PTA) bilateral yang telah dijajaki sejak 2020. PTA dapat mengoptimalkan potensi ekonomi kedua negara.Indonesia terbuka untuk merundingkan perjanjian dagang yang berfokus pada isu kepentingan kedua negara," lanjut Zulkifli.
Pada pertemuan ini, Zulkifli berharap pemerintah India dapat mempertimbangkan rencana pengenaan bea masuk anti-dumping (BMAD) untuk produk serat stapel viskose (VSF) Indonesia. Produk ini merupakan bahan baku pendukung industri tekstil India yang dapat meningkatkan ekspor tekstil India ke dunia.
Produk ini salah satunya dihasilkan oleh PT Asia Pacific Rayon (APR).Perusahaan ini berminat untuk berinvestasi di India, khususnya dalam pengembangan produk viskose generasi baru (lyocell fibre) dengan kualitas lebih baik dan ramah lingkungan.
"Diharapkan melalui investasi ini, Indonesia dapat turut berperan dalam produksi tekstil berkualitas tinggi di India,"imbuh Zulkifli.
Zulkifli menyambut baik undangan Menteri Perdagangan dan Industri India Piyush Goyal untuk pertemuan tiga Menteri Indonesia-India pada Pertemuan Tingkat Menteri G20 di Bali tahun lalu. "Saya akan mengajak Menteri Investasi dan Menteri BUMN dalam kunjungan tersebut. Diharapkan India dapat mengonfirmasi menteri yang akan hadir dalam pertemuan,"tambah Zulkifli.
Pada pertemuan, kedua menteri juga membahas beberapa hal yang dianggap menghambat upaya peningkatan perdagangan bilateral kedua negara. Isu tersebut antara lain terkait ekspor produk ban dan fiber Indonesia ke India serta impor daging kerbau, otomotif, gula, dan beras dari India ke Indonesia.
Seperti diketahui, India sedang mengembangkan National Solar Mission dan mengajak Indonesia turut berpartisipasi dalam transfer teknologi dan keahlian.CII adalah organisasi asosiasi bisnis industri terbesar di India yang bertujuan menciptakan lingkungan kondusif bagi pertumbuhan industri. Organisasi ini didirikan pada 1895 dan telah memiliki lebih dari 8.300 anggota terdaftar yang terdiri atas usaha kecildan menengah (UKM), perusahaan multinasional, serta menaungi lebih dari 200.000 perusahaan dari sekitar 250 badan industri sektoral nasional dan regional.
CII bekerja sama dengan pemerintah India dalam isu-isu kebijakan dalam meningkatkan efisiensi, daya saing, dan peluang bisnis untuk industri India melalui berbagai layanan dan hubungan global strategis.
Saat ini, CII memiliki 66 kantor, termasuk 11 kantor perwakilan di Indonesia, Australia, Bahrain, Tiongkok, Mesir, Prancis, Jerman, Singapura, Inggris, Afrika Selatan, dan Amerika Serikat. Selain itu, organisasi ini memiliki kemitraan institusional dengan 344 organisasi mitra di 129 negara.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan dan Perindustrian India Piyush Goyal mengapresiasi kesuksesan Presidensi G20 Indonesia dan berharap India tahun depan dapat mencapai kesuksesan yang sama. Keduanya juga membahas isu-isu terkait IPEF dan mengharapkan IPEF dapat memberikan manfaat yang nyata bagi pelaku usaha (stakeholders) seluruh negara pendukung
Dalam bidang regional, India bersama ASEAN untuk segera memulai dan menyelesaikan perundingan Review atas Perjanjian Perdagangan Barang ASEAN-India (AITIGA) untuk mendorong peningkatan perdagangan di kawasan.
Pada 2022, total perdagangan Indonesia dan India tercatat sebesar USD 32,71 miliar atau naik 55,68 persen dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar USD 21,01 miliar. Pada 2022, ekspor Indonesia ke India tercatat sebesar USD 23,38 miliar sementara impor Indonesia dari India sebesar USD 9,33 miliar. Dengan demikian, Indonesia menikmati surplus perdagangan sebesar USD 14,05 miliar.
NERACA Gorontalo – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparerkaf/Baparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengajak para pelaku…
NERACA Jakarta – PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) siap menyambut pengembangan proyek Energi Baru dan Terbarukan (EBT) yang cerah.…
NERACA Jakarta – Indonesia memiliki target penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 32% dengan kemampuan sendiri dan 41% dengan…
NERACA Gorontalo – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparerkaf/Baparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengajak para pelaku…
NERACA Jakarta – PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) siap menyambut pengembangan proyek Energi Baru dan Terbarukan (EBT) yang cerah.…
NERACA Jakarta – Indonesia memiliki target penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 32% dengan kemampuan sendiri dan 41% dengan…