APBN Siap Lindungi Ekonomi

Oleh: Sri Mulyani Indrawati

Menteri Keuangan RI

Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga akhir Februari 2023 mencatatkan surplus sebesar 0,63 persen terhadap PDB. Hingga akhir Februari 2023, realisasi Pembiayaan melalui penerbitan utang mencapai Rp186,9 T (26,8% dari Target). Pembiayaan utang melalui SBN dan pinjaman on track sesuai dengan strategi pembiayaan tahun 2023. Pengadaan utang dilakukan secara hati-hati dengan mempertimbangkan kondisi pasar yang kondusif serta memperhatikan posisi kas pemerintah. Strategi pembiayaan melalui utang tahun 2023 dilakukan dengan tetap mengutamakan penerbitan SBN Domestik, serta mengoptimalkan penerbitan SBN Ritel, sedangkan penerbitan SBN valas digunakan untuk buffer pembiayaan utang. Selain itu, penerbitan lelang triwulan I 2023 diturunkan menyesuaikan dengan kondisi kas.

Sampai dengan 28 Februari 2023, belanja negara tercapai sebesar Rp287,8 T atau 9,4% Pagu APBN (Pagu), tumbuh 1,8% (yoy). Realisasi belanja pemerintah pusat mencapai Rp182,6 T (8,1% dari Pagu), terdiri dari belanja K/L sebesar Rp76,4 T dan belanja non-K/L sebesar Rp106,2 T. Belanja Kementerian atau Lembaga (K/L) utamanya dimanfaatkan untuk percepatan penyaluran Bantuan Operasional Sekolah (BOS), pengadaan peralatan/mesin, gedung/bangunan dan sarpras/logistik, pemeliharaan jalan/ jaringan/irigasi/ BMN, penyaluran bansos dan operasional K/L. Sementara belanja non-K/L utamanya didukung pembayaran manfaat pensiun, pembayaran bunga utang dan penyaluran subsidi.

Lalu, kondisi ekonomi global masih dihadapkan pada peningkatan tekanan geopolitik, tingginya inflasi dan suku bunga, serta volatilitas pasar keuangan. Namun demikian, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Kuartal I 2023 diproyeksi tetap stabil, ditopang utamanya oleh kinerja dari sektor riil dan eksternal serta fiskal dan moneter. Kinerja APBN hingga Februari 2023 mencatatkan surplus didukung kinerja pendapatan yang masih kuat dan tren belanja yang positif. Sebagai shock absorber, APBN tetap solid menjaga pemulihan dan momentum transformasi ekonomi, dengan tetap  waspada dan melakukan mitigasi untuk mengantisipasi ketidakpastian di sepanjang tahun 2023.

Dalam negeri ekonomi kita masih sangat baik. Kuartal 1 kita optimis akan tetap terjaga stabil dari sisi pertumbuhan ekonomi yang tadi didukung dari data-data penerimaan perpajakan, Penerimaan Negara Bukan Pajak, dan bea cukai. Kinerja APBN di 2023 sampai Februari jauh lebih bagus dibanding Februari tahun lalu. APBN akan tetap menjadi instrumen yang dijaga untuk menjaga seluruh masyarakat Indonesia. Shock yang mungkin terjadi akibat goncangan ekonomi global harus terus kita antisipasi. Untuk itu, APBN akan terus responsif dan fleksibel.

Lalu, prospek ekonomi domestik yang masih kuat ditunjukkan oleh PMI Manufaktur Indonesia yang berada pada level ekspansif 18 bulan berturut-turut (Februari mencapai 51,2). Selanjutnya, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) stabil di tingkat yang tinggi, yaitu 122,4. Hal ini menunjukkan keyakinan ekonomi ke depan yang masih optimis. Selain itu, pertumbuhan kredit (Konsumsi, Investasi, dan Modal Kerja) masih berada pada level yang tinggi, masing-masing 9,3%, 11,4% dan 10,1% per akhir Januari. Demikian pula penjualan kendaraan mobil dan motor secara wholesale (yoy) yang juga masih melanjutkan pertumbuhan yang tinggi, yaitu masing-masing sebesar 56,3% untuk motor dan 7,4% untuk mobil.

Ini merupakan optimis karena masyarakat, terutama yang menengah, sudah melakukan belanja barang-barang tahan lama seperti motor atau kendaraan. Ini menggambarkan daya belinya menunjang kemampuan mereka untuk melakukan konsumsi. Ini yang akan dijaga terus, karena ini yang akan menjadi salah satu fondasi menjaga growth momentum kita yang sangat baik tahun lalu yaitu 5,3%.

Selanjutnya, tingkat inflasi masih terjaga. Laju inflasi Indonesia masih moderat dibandingkan negara peers. Pengendalian inflasi pangan terus diperkuat untuk menjaga stabilitas harga terutama di masa Hari Besar Keagamaan dan Nasional (HBKN). Ekonomi Indonesia diperkirakan tumbuh stabil di Kuartal I 2023, sejalan dengan proyeksi dari berbagai lembaga internasional untuk tahun 2023 yang berada di rentang 4,7 s.d. 5,0 persen (yoy) untuk tahun 2023.

BERITA TERKAIT

Iklim dan Reformasi Kebijakan

Oleh: Suahasil Nazara Wakil Menteri Keuangan Sebagai upaya untuk memperkuat aksi iklim, Indonesia memainkan peran penting melalui kepemimpinan pada Koalisi…

Cawe-cawe APBN dalam Lebaran 1445 H

  Oleh: Marwanto Harjowiryono Widyaiswara Ahli Utama, Pemerhati Kebijakan Fiskal   Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi melaporkan kepada Presiden Joko…

Investasi Emas Pasca Lebaran

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Usai lebaran Idul Fitri 1445 H masyarakat Indonesia mulai menjalankan aktifitas kembali seperti biasanya…

BERITA LAINNYA DI

Iklim dan Reformasi Kebijakan

Oleh: Suahasil Nazara Wakil Menteri Keuangan Sebagai upaya untuk memperkuat aksi iklim, Indonesia memainkan peran penting melalui kepemimpinan pada Koalisi…

Cawe-cawe APBN dalam Lebaran 1445 H

  Oleh: Marwanto Harjowiryono Widyaiswara Ahli Utama, Pemerhati Kebijakan Fiskal   Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi melaporkan kepada Presiden Joko…

Investasi Emas Pasca Lebaran

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Usai lebaran Idul Fitri 1445 H masyarakat Indonesia mulai menjalankan aktifitas kembali seperti biasanya…