NERACA

Jakarta – Leica Geosystem Indonesia mengenalkan teknologi terbaru yang bisa membantu menurunkan angka kecelakaan di Indonesia. Teknologi tersebut diberi nama Leica Pegasus TRK. Alat ini dinilai sebagai solusi pemetaan secara mobile yang intuitif karena mengusung alur kerja secara otonom dan mengadopsi teknologi Artificial Intelligence yang mampu menangkap gambaran dunia nyata dan menyajikan dalam bentuk kembaran digital (digital twin) yang akurat dan berkualitas tinggi.  

Memang, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) panjang jalan di Indonesia mencapai 548.423 kilometer yang terbagi menjadi jalan negara, provinsi, dan jalan kabupaten/kota. Sementara itu, 30% kecelakaan yang terjadi diakibatkan oleh faktor prasarana dan lingkungan. Bahkan ada satu riset yang mengungkap kecelakaan di jalan bikin kerugian hingga Rp105 triliun. “Leica Pegasus TRK ini akan membantu menurunkan angka kecelakaan yang kerap terjadi di jalan,” kata President Director Leica Geosystem Indonesia, Busroni Arif Yanto dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (28/2).

Country Head of Business Development Leica Geosystem Indonesia Gilang Widyawisaksana menjelaskan bahwa Leica Pegasus TRK dilengkapi 11 kamera dan juga memiliki teknologi lidar. “Teknologi ini mampu mengetahui kerusakan jalan secara realtime, bahkan bisa mengetahui kedalaman rusaknya jalan,” jelasnya.

Ia juga memaparkan bahwa teknologi ini telah digunakan oleh Hutama Karya di beberapa ruas jalan tol yang dikelolanya. “Alhasil proses pemeliharaannya jauh lebih mudah hanya dengan menjalankan teknologi ini dengan kendaraan lalu akan keluar datanya. Data tersebut akan memunculkan misalnya penurunan tanahnya, lokasi berada dimana hingga volume perbaikan yang juga bisa diketahui,” kata Gilang.

Agar bisa lebih jauh memperkenalkan teknologi terbaru, pihaknya menggelar Leica Geo Innovation Forum yang dihadiri 100 peserta, dengan menghadirkan Ketua Asosiasi Perusahaan Survei Pemetaan dan Informasi Geospasial (APSPIG), Ketua Himpunan Pengembangan Jalan Indonesia (HPJI) Jawa Barat, serta sharing dari PT Hutama Karya dalam penerapan teknologi Mobile Mapping yang terintegrasi di dalam Building Information Modelling (BIM) sebagai bagian dari transformasi digital dalam mendukung pembangunan dan pemeliharaan Jalan Tol Trans-Sumatera.

Sebagai regulator dan pembina serta pengawasan, Inspektur Tambang dan Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara juga tidak ketinggalan menyampaikan akses jalan tambang (hauling road) sebagai infrastruktur terpenting dalam proses produksi, karena fungsi utama sebagai penunjang kelancaran kegiatan pertambangan. Inovasi teknologi dalam memonitor sarana dan prasarana yang ada sangat penting untuk meningkatkan pendapatan, kelancaran distribusi dan keamanan sepanjang jalur tambang.

Tidak hanya teknologi, Leica Geosystems Indonesia juga berkomitmen terhadap edukasi dan pengembangan SDM inovatif dengan program Young Geo-innovator Internship yang diikuti oleh peserta dari berbagai jurusan dan universitas. Leica Geosystems juga rutin menyelenggarakan konferensi internasional dengan nama, HxGN Live sebagai ajang untuk berdiskusi, berjejaring, berbagi pengalaman serta merasakan pengalaman inovasi teknologi terbaru.