NERACA
Jakarta – Meski baru diluncurkan, transaksi waran terstruktur mendapatkan respon positif dari investor. Dimana PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat total transaksi waran terstruktur sejak diluncurkan 19 September 2022 mencapai Rp 191,1 miliar. "Dalam 73 hari perdagangan, total transaksi waran terstruktur telah menembus Rp 191,1 miliar. Dengan volume transaksi waran terstruktur juga telah mencapai 627,4 juta dengan frekuensi sebanyak 55.767 kali," kata Direktur Utama BEI, Iman Rachman di Jakarta, kemarin.
Saat ini, sudah ada 13 waran terstruktur yang diluncurkan. Dimana waran terstruktur juga mencatatkan rata-rata transaksi harian senilai Rp 2,5 miliar, rata-rata volume transkasi harian sebanyak 8,4 juta, dan frekuensi rata-rata harian menembus 743 kali.“Kedepan kami akan melakukan penyemburnaan prosesnya sehingga dapat meningkatkan perdagangan efek waran terstruktur,” jelasnya.
Saat ini tercatat sebanyak 13 produk waran terstruktur yang telah diluncurkan. Ke-13 produk waran terstruktur tersebut adalah ADRODRCM3A (ADRO), ANTMDRCK3A (ANTM), BBCADRK3A (BBCA), BBRIDRCM3A (BBRI), BMRIDRCK3A (BMRI), BRPTDRCM3A (BRPT), HRUMDRCM3A (HRUM), ICBPDRCM3A (ICBP), INCODRCM3A (INCO), TLKMDRCM3A (TLKM), MDKADRCK3A (MDKA), PGASDRCK3A (PGAS), dan UNVRDRCM3A (UNVR).
Kemudian mengakhiri perdagangan Kamis (29/12) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup naik di tengah koreksi indeks saham utama di bursa regional Asia. IHSG ditutup melemah 9,56 poin atau 0,14% ke posisi 6.860,08. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 6,18 poin atau 0,66% ke posisi 939,87.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji seperti dikutip Antara mengatakan, para pelaku investor memanfaatkan pelemahan indeks untuk melaksanakan buy on weakness atas saham-saham yang berfundamental bagus. Di sisi lain, lanjut Nafan, para pelaku pasar juga mengapresiasi kinerja perekonomian Indonesia yang relatif solid di tengah-tengah terjadinya ketidakpastian global.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, enam sektor terkoreksi dimana sektor energi turun paling dalam yaitu minus 1,32%, diikuti sektor transportasi & logistik dan sektor barang konsumen non primer masing-masing minus 0,42% dan minus 0,29%.
Sedangkan lima sektor meningkat dimana sektor teknologi naik paling tinggi yaitu 1,78%, diikuti sektor kesehatan dan sektor perindustrian masing-masing 1,25% dan 0,55%. Adapun saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu BOSS, NZIA, PADA, JARR, dan SEMA. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni ISAP, EURO, IPPE, KIOS, dan ZATA.
Komitmen mendukung transisi energi dengan berbagai inisiatif terus dilakukan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN). Teranyar, perseroan menyelenggarakan program pelatihan…
Perhelatan marathon bergengsi BTN Jakarta International Marathon (BTN JAKIM) 2025 telah sukses digelar pada Minggu, 29 Juni 2025, diikuti oleh…
Beberapa hari jelang dilaksanakannya ajang BTN Jakarta International Marathon (BTN JAKIM) 2025 pada Minggu, 29 Juni 2025, para peserta lomba…
Komitmen mendukung transisi energi dengan berbagai inisiatif terus dilakukan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN). Teranyar, perseroan menyelenggarakan program pelatihan…
Perhelatan marathon bergengsi BTN Jakarta International Marathon (BTN JAKIM) 2025 telah sukses digelar pada Minggu, 29 Juni 2025, diikuti oleh…
Beberapa hari jelang dilaksanakannya ajang BTN Jakarta International Marathon (BTN JAKIM) 2025 pada Minggu, 29 Juni 2025, para peserta lomba…