Pembangunan infrastruktur secara masif dan merata di seluruh pelosok tanah air menjadi pondasi untuk kemajuan Indonesia di masa depan. Pasalnya, ketersediaan infrastruktur menjadi modal Indonesia meningkat menjadi negara maju, dan tidak terperangkap sebagai negara berkembang saja. Selain itu, pembangunan infrastruktur sebagai pondasi juga memberikan dampak berganda atau multiplier effect yang mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Hanya saja, besanya kebutuhan biaya infrastruktur tidak bisa mengandalkan pemerintah tetapi juga peran swasta. Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menyebut bahwa APBN hanya dapat menyediakan 37% dari kebutuhan pendanaan infrastruktur yang mencapai Rp6.445 triliun,”Kebutuhan pendanaan infrastruktur mencapai Rp6.445 triliun. Anggaran pendapatan dan belanja negara [APBN] menyediakan Rp2.385 triliun atau 37% dari kebutuhan. Ini belum pada saat negara menghadapi shock seperti pandemi, di mana dana APBN terpaksa dan dipaksa pindah prioritas ke masalah kesehatan dan bantuan sosial, serta pemulihan ekonomi," ujar Sri Mulyani.
Oleh karena itu, lanjutnya, keberlangsungan pembangunan infrastruktur tidak dapat terus bergantung kepada kas negara. Pemerintah akan melibatkan badan usaha milik negara (BUMN) hingga sektor swasta agar pembangunan infrastruktur dapat tetap berjalan. Berangkat upaya mendukung program pemerintah percepat pembangunan infrastruktur, PT Nusantara Infrastruktur Tbk (Perusahaan) sebagai perusahaan infrastruktur baik di jalan tol hingga pelabuhan terus hadir dalam setiap proyek pembangunan infrastruktur yang ditawarkan pemerintah.
Muhammad Ramdani Basri, Direktur Utama PT Nusantara Infrastructure menuturkan bahwa infrastruktur ekonomi merupakan fasilitas internal sebuah negara yang membuat terjadinya kegiatan bisnis, seperti transportasi, komunikasi, jaringan distribusi, lembaga keuangan dan pasar, dan sistem pasokan energi.”Jalan Tol Serpong-Pondok Aren menjadi salah satu bakti kami untuk negeri sebagai jalur utama yang memiliki peran besar dalam membantu menekan waktu tempuh dan mengurai kepadatan kendaraan secara efisien di Kota Tangerang Selatan,” ujarnya.
Selain itu, perseroan yang sebagian besar pendapatannya bergantung dalam bisnis jalan tol terus memacu ekspansi bisnisnya di jalan tol. Teranyar, entitas anak PT Marga Utama Nusantara (MUN) berencana mengakuisisi sebanyak 2,2 juta saham atau 40% kepemilikan PT Jasa Marga Tbk (JSMR) di badan usaha jalan tol (BUJT) pengelola jalan layang Sheikh Mohamed bin Zayed (MBZ), PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek (JJC).
Hingga saat ini, Jalan Layang MBZ telah berperan sebagai jaringan Jalan Tol Trans-Jawa yang menghubungkan wilayah Jabotabek menuju arah Timur. Beroperasinya jalan tol tersebut juga berkontribusi memperlancar jalur Jakarta-Cikampek. Ya, eksistensi perseroan dalam menjalankan bisnisnya tol dan pelayanannya tidak hanya membantu meningkatkan efisiensi pelaku bisnis dengan konektivitas yang dibangun juga prestasi hingga cuan yang diraih.
Sebut saja, salah satu unit bisnis PT Nusantara Infrastructure Tbk di sektor jalan tol, PT Jalan Tol Seksi Empat (JTSE) yang juga merupakan pengelola dan operator Tol Makassar berhasil memperoleh penghargaan sebagai jalan tol terbaik berdasarkan panjang jalan (konstruksi di atas tanah) di bawah 15km.
Ismail Malliungan, Direktur Utama JTSE mengungkapkan, menjadi suatu cerminan bahwa meskipun masih di tengah Pandemi Covid-19, perseroan tetap konsisten memberikan perlayanan terbaik bagi para pengguna jalan. Pencapaian ini diraih berkat adanya dukungan seluruh pihak yang telah memberikan kinerja terbaiknya untuk menciptakan inovasi dan implementasi peningkatan teknologi guna memberikan kenyamanan, keamanan dan keselamatan bagi masyarakat serta adanya sinergi yang baik antara Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) dengan pihak regulator.
JTSE berhasil meningkatkan pencapaiannya dengan terus berupaya menjaga konsistensi dalam pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM), kepedulian terhadap lingkungan, penciptaan berbagai inovasi, termasuk dalam hal penanganan Covid-19 di tengah pandemi, yang keseluruhannya bertujuan untuk terus meningkatkan kualitas dan pelayanan bagi para pengguna jalan. Peningkatan pelayanan bagi pengguna jalan akan terus dilakukan secara konsisten oleh unit bisnis di sektor tol secara keseluruhan untuk mendukung pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan dengan menciptakan kemudahan akses dan konektivitas di berbagai daerah.
Pada tahun ini META menggarap beberapa proyek yang menjadi business development PT Bintaro Serpong Damai, anak usaha yang mengelola Jalan Tol Ruas Pondok Aren-Serpong. Proyek tersebut meliputi konstruksi penanganan banjir (Peninggian) pada KM 8 Jalan Tol Pondok Aren-Serpong. Sebagai informasi, META mencetak pendapatan dan penjualan operasional sebesar Rp 466 miliar hingga kuartal ketiga 2021.
Kontribusi terbesar dari pendapatan dan penjualan tersebut berasal dari sektor jalan tol yang capai Rp 301,42 miliar atau setara dengan 64,66% dari total pendapatan dan penjualan usaha. Sementara, sektor energi terbarukan memberikan kontribusi sebesar Rp 114,93 miliar atau setara dengan 24,66%. Disusul, pendapatan dari sektor pengelolaan air bersih Rp 49,79 miliar atau sekitar 10,68% terhadap total pendapatan.
Fakta persidangan hasil pemeriksaan Zarof Ricar sebagai saksi mahkota dalam perkara suap vonis bebas Gregorius Ronald Tanur di Pengadilan Tipikor,…
Rumor mengenai potensi merger antara dua raksasa transportasi online, Grab Holdings Ltd. dan GoTo Gojek Tokopedia, kembali mencuat. Sejumlah sumber…
Lahan bekas tambang selalu menyisakan dampak masalah pada kerusakan lingkungan dan juga ekonomi masyarakat sekitar. Maka guna menekan dampak dan…
Fakta persidangan hasil pemeriksaan Zarof Ricar sebagai saksi mahkota dalam perkara suap vonis bebas Gregorius Ronald Tanur di Pengadilan Tipikor,…
Rumor mengenai potensi merger antara dua raksasa transportasi online, Grab Holdings Ltd. dan GoTo Gojek Tokopedia, kembali mencuat. Sejumlah sumber…
Lahan bekas tambang selalu menyisakan dampak masalah pada kerusakan lingkungan dan juga ekonomi masyarakat sekitar. Maka guna menekan dampak dan…