Dibanding Negara G20, Ekonomi Indonesia Diklaim Paling Cepat Pulih

 

NERACA

Jakarta – Deputi Bidang Ekonomi Kepemimpinan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Amilia Adininggar Widyasanti mengatakan bahwa Indonesia masuk pada pemulihan ekonomi jika dibandingkan negara anggota G20 lain. "Kalau kita bandingkan dengan negara-negara G20 lainnya, Indonesia termasuk pada perekonomian yang sudah pulih. Artinya, yang sudah pulih adalah level Produk domestik bruto riil (PDB riil) nya itu sudah kembali pada level sebelum krisis. Dan ini hanya dialami sebagian dari anggota negara G20," kata Amalia secara virtual di Jakarta, Rabu.

Hal itu disampaikan pada Webinar bertema "Konflik Negara Adidaya dan Disrupsi Ekonomi Global: Strategi Indonesia". Amalia menyampaikan, perekonomian Indonesia masih jauh lebih baik dari negara maju lainnya, misalnya dibandingkan Meksiko, Amerika Serikat, Perancis, Italia, dan bahkan Singapura dan Malaysia, ekon RI relatif jauh lebih kuat. Meskipun masih di bawah Vietnam, yang ekonominya tumbuh 7,7 persen.

"Sementara sebagian anggota G20 lainnya belum masuk pada tahap pemulihan. Dan kalau membandingkan Indonesia pada 2021 dan dibandingkan 2019 sebelum krisis, kita sudah ada di atas level PDB riil sebelum krisis," ujar Amalia.

Amalia memaparkan, perekonomian Indonesia ini masih tumbuh kuat di tengah ketidakpastian global. Pada kuartal I di 2022, perekonomian RI tumbuh 5,01 persen, yang dilanjutkan dengan pertumbuhan positif hingga 5,4 persen pada kuartal 2. Hal tersebut mengindikasikan bahwa laju pertumbuhan ekonomi Indonesia mirip dengan masa sebelum krisis, bahkan lebih baik.

Dan pada 2022, Bappenas memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada pada kisaran 5,3 persen. "Jadi artinya secara struktur, secara kekuatan ekonomi kita masih cukup resilien untuk menghadapi tantangan perekonomian global dibandingkan negara lain," tukas Amalia. Tetapi, tambahnya, tidak berarti bahwa Indonesia tidak memiliki risiko perekonomian. Ia menyebut, risiko perekonomian masih ada. "Tapi kuncinya adalah bagaimana Indonesia bisa mengelola risiko itu sehingga dampaknya akan relatif lebih minimal dirasakan," tukas Amalia.

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Triwulan II-2022 tumbuh 5,44 persen Year on Year. Pengamat ekonomi Piter Abdullah melihat pertumbuhan impresif tersebut disebabkan membaiknya mobilitas masyarakat dan tingginya harga komoditas.

"Terlepas adanya good luck karena kenaikan harga komoditas, tetapi perekonomian indonesia yg bertahan ditengah pandemi sehingga mampu pulih cepat ketika pandemi mereda tidak bisa dipungkiri adalah disebabkan oleh tepatnya kebijakan yg diambil selama masa pandemi," ujar Piter.

Hal itu menurut Piter tak lepas dari kinerja yg baik dari pemerintah dan lembaga otoritas lainnya yaitu bank Indonesia dan OJK. Pemerintah yg berkinerja baik dalam hal ini selain Kementerian Koordinator Perekonomian dan Kemenkeu, juga kementerian yg membawahi kesehatan, dan Kementerian Investasi.

Anggota Komisi XI DPR RI Puteri Komarudin memandang torehan tersebut sebuah prestasi yang menggembirakan. “Ini sungguh prestasi yang menggembirakan. Karena pertumbuhan ekonomi kita terus menguat dibandingkan negara lain dan tetap menunjukkan resiliensi di tengah ketidakpastian global, baik yang dipicu akibat ketegangan geopolitik, tren kenaikan inflasi, hingga ancaman kelangkaan pangan dan energi,” kata Puteri.

Puteri bilang tumbuhnya ekonomi Indonesia yang mencapai angka 5,44 persen, tak lepas dari buah kinerja team ekonomi yang dikoordinir Menko Perekonomian yang juga ketua KPC-PEN, Airlangga Hartarto. “Termasuk konsistensi dalam menjaga daya beli masyarakat pada kelompok 40 persen terbawah dengan menggenjot penyaluran Program PEN, yang juga dinahkodai beliau, baik atas program perlindungan sosial maupun subsidi,” tutur Puteri.

BERITA TERKAIT

Peruri : Permintaan Pembuatan Paspor Naik Tiga Kali Lipat

    NERACA Jakarta – Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri…

Jika BBM Naik, Inflasi Diprediksi Capai 2,5-3,5%

  NERACA Jakarta – Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia memperkirakan inflasi di kisaran 2,5-3,5 persen pada tahun 2024…

Kemenhub Siap Fasilitasi Investasi Jepang di Proyek TOD MRT Jakarta

    NERACA Jakarta – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan pihaknya siap memfasilitasi investor dari Jepang untuk pengembangan…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Peruri : Permintaan Pembuatan Paspor Naik Tiga Kali Lipat

    NERACA Jakarta – Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri…

Jika BBM Naik, Inflasi Diprediksi Capai 2,5-3,5%

  NERACA Jakarta – Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia memperkirakan inflasi di kisaran 2,5-3,5 persen pada tahun 2024…

Kemenhub Siap Fasilitasi Investasi Jepang di Proyek TOD MRT Jakarta

    NERACA Jakarta – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan pihaknya siap memfasilitasi investor dari Jepang untuk pengembangan…