NERACA
Jakarta – Pasar modal akan kembali diramaikan beberapa perushaan yang akan mencatatkan saham perdananya di pasar modal pada semester kedua tahun ini dan salah satunya PT Hetzer Medical Indonesia Tbk (MEDS) yang merupakan calon emiten di bidang peralatan kesehatan yang sudah berdiri sejak tahun 2010.
Direktur Hetzer Medical Indonesia, Jemmy Kurniawan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin mengatakan, perseroan akan melakukan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham. Dana hasil IPO akan digunakan untuk sejumlah keperluan ekspansi, mulai dari renovasi gudang hingga produksi masker varian baru.
Rinciannya, 8,56% dana IPO guna renovasi gudang perseroan di Cimahi, Jawa Barat untuk dijadikan pabrik yang dapat beroperasi, 4,44% untuk pengembangan produk dengan pembelian mesi produksi masker duckbill, 11,11% untuk pembelian mesin produksi masker untuk memproduksi varian masker baru, yakni masker KN95, KF94, dan N95.
Kemudian sekitar 2,82% untuk pembelian peralatan penunjang produksi, yaitu kompresor, dryer, mesin welding, mesin L-string, dan toolkit, dan sekitar 73,07% sebagai modal kerja perseroan untuk pembelian bahan baku produksi masker duckbill, masker KN95, KF94, dan N95. MEDS menawarkan sebanyak 312,5 juta saham atau maksimal 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan setelah IPO dengan nilai nominal Rp 20. Harga penawaran umum perdana MEDS adalah sekitar Rp 125-175 setiap saham.
Dengan demikian, MEDS berpotensi meraih dana sebesar Rp 39,06-54,68 miliar dari penawaran perdana ini. PT Wanteg Sekuritas dipercaya menjadi penjamin pelaksana emisi efek. Rencananya, pra efektif digelar pada 21-26 Juli 2022 dan listing di Bursa Efek pada 10 Agustus 2022. Sebagai informasi, perseroan menjadi produsen masker terbesar di Asean ternyata ada di Indonesia. Yakni, PT Hetzer Medical Indonesia Tbk (MEDS) yang merupakan calon emiten di bidang peralatan kesehatan yang sudah berdiri sejak tahun 2010.
Kata Jemny, masker Evo contohnya, masker ini telah menjadi masker yang banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia, karena pernah menjadi masker wajib yang digunakan oleh para atlet di PON XX Papua 2021 lalu. Masker Evo yang diluncurkan oleh Hetzer Medical Indonesia pada awal covid-19 menjadikannya masker asli buatan Indonesia yang pada saat itu kelangkaan masker terjadi pada awal-awal Covid-19 di Indonesia.
Sejak pandemi Covid-19, perseroan memberikan dukungan kepada pemerintah melalui BIN dan BNPB dalam rangka menekan kelangkaan masker kesehatan di Indonesia. Perseroan juga telah mendapatkan sertifikat CPAKB dalam penerapan sistem manajemen mutu. Selain memproduksi masker, prseroan juga memproduksi bouffant cap (penutup kepala / topi operasi) dan mendistribusikan hand sanitizer.
Sepanjang tahun berjalan sebanyak 27 emiten baru telah masuk ke BEI dengan total dana Rp19,4 triliun. Kedepan, pihak BEI terus berupaya untuk meningkatkan jumlah dan kualitas perusahaan yang masuk ke bursa.
Fakta persidangan hasil pemeriksaan Zarof Ricar sebagai saksi mahkota dalam perkara suap vonis bebas Gregorius Ronald Tanur di Pengadilan Tipikor,…
Rumor mengenai potensi merger antara dua raksasa transportasi online, Grab Holdings Ltd. dan GoTo Gojek Tokopedia, kembali mencuat. Sejumlah sumber…
Lahan bekas tambang selalu menyisakan dampak masalah pada kerusakan lingkungan dan juga ekonomi masyarakat sekitar. Maka guna menekan dampak dan…
Fakta persidangan hasil pemeriksaan Zarof Ricar sebagai saksi mahkota dalam perkara suap vonis bebas Gregorius Ronald Tanur di Pengadilan Tipikor,…
Rumor mengenai potensi merger antara dua raksasa transportasi online, Grab Holdings Ltd. dan GoTo Gojek Tokopedia, kembali mencuat. Sejumlah sumber…
Lahan bekas tambang selalu menyisakan dampak masalah pada kerusakan lingkungan dan juga ekonomi masyarakat sekitar. Maka guna menekan dampak dan…