Kinerja Moncer, Ini Strategi SCG Masuk Pasar Global

 

NERACA

Jakarta – Kinerja Siam Cement Group (SCG) pada kuartal I tercatat positif. Dalam keterangan yang diterima pada Rabu (25/5), Presiden dan CEO SCG Roongrote Rangsiyopash menyampaikan bahwa hasil kinerja perusahaan yang belum diaudit mencatat pendapatan dari penjualan sebesar Rp66,31 triliun (US$4,61 miliar) atau meningkat 7% q-o-q. Kenaikan tersebut berkat penjualan yang lebih tinggi di seluruh lini bisnis.

Sementara itu, laba periode berjalan mencapai Rp3,84 triliun (US$268 juta) atau meningkat 6% q-o-q yang sebagian besar berasal dari peningkatan kinerja bisnis semen dan bahan bangunan dan pendapatan ekuitas non-kimia yang lebih tinggi (bisnis alat pertanian). “Secara y-o-y, Pendapatan dari Penjualan meningkat 25%. Total aset konsolidasi SCG per 31 Maret 2022 adalah sebesar Rp386,76 triliun (US$26,71 miliar), di mana 45% merupakan aset di ASEAN,” ungkapnya.

Sementara untuk bisnis SCG di ASEAN tidak termasuk Thailand, pendapatan dari penjualan di Q1/2022 meningkat 30% secara y-o-y, sebesar Rp18,25 triliun (US$1,27 miliar) dan mencakup 28% dari total Pendapatan dari Penjualan SCG. Nilai tersebut termasuk penjualan dari kedua operasi lokal di setiap pasar di ASEAN dan impor dari operasi Thailand. Per 31 Maret 2022, total aset SCG adalah sebesar Rp383,04 triliun (US$26,71 miliar) sedangkan total aset SCG di ASEAN (tidak termasuk Thailand) adalah Rp223,87 triliun (US$15,61 miliar), 58% dari total aset konsolidasi SCG.

Lalu, bagaimana dengan SCG di Indonesia, berdasarkan laporan Q1/2022, total aset SCG di Indonesia adalah Rp51,18 triliun (US$3,57 miliar), meningkat 14% y-o-y, terutama dari investasi bisnis kimia di PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (CAP). Pendapatan dari Penjualan Q1/2022 tercatat sebesar Rp6,21 triliun (US$433 juta), meningkat 18% y-o-y terutama dari unit bisnis kemasan atau SCGP (yang didominasi oleh FajarPaper dan Intan Group) dan penjualan ekspor dari Thailand.

Roongrote menyampaikan bahwa pihaknya telah menyiapkan empat strategi untuk merespons situasi secara proaktif dan cepat serta memasuki pasar global.

Pertama, manajemen bisnis yang proaktif. Sejumlah pendekatan yang dilakukan antara lain dengan terus memantau biaya energi dan memasuki kontrak berjangka dengan hati-hati (Hedging), mengelola persediaan untuk mencukupi permintaan, dan meningkatkan penggunaan energi alternatif untuk mengurangi biaya.

Kedua, peluncuran inovasi di waktu yang tepat. Seiring dibukanya kembali batas negara dan pemulihan ekonomi, SCG menawarkan High Value-Added Product and Service (HVA) untuk merespon gaya hidup ramah lingkungan seperti High Quality Post-Consumer Recycled Resin "Circular PP” yang memiliki kualitas sebanding dengan resin plastik murni dan cocok untuk kemasan makanan ramah lingkungan, dan CPAC Low Rise Building Solution, sebuah inovasi bangunan yang memanfaatkan sistem beton pracetak yang memungkinkan pemasangan yang cepat, tepat, dan bebas ampas.

Ketiga, investasi yang didorong oleh strategi pertumbuhan. Unit bisnis SCG Chemicals (SCGC) baru-baru ini merampungkan akuisisi 70% saham di Sirplaste, pendaur ulang plastik terkemuka di Portugal. Pendekatan ini sejalan dengan tujuan SCGC untuk menjual 1 juta ton produk dengan merek SCGC GREEN POLYMER per tahun pada tahun 2030.

Terakhir, percepatan ESG dengan ESG 4 Plus (Net-Zero, Go Green, Reduce Inequality, dan Embrace Collaboration) dan didukung dengan tata kelola perusahaan yang baik. SCG bertujuan mencapai nol emisi gas rumah kaca pada tahun 2050 dan setidaknya pengurangan 20% pada tahun 2030.

BERITA TERKAIT

UU DKJ, Masa Depan Jakarta Dijadikan Pusat Perdagangan Global

UU DKJ, Masa Depan Jakarta Dijadikan Pusat Perdagangan Global NERACA Jakarta - Lahirnya undang-undang tentang Daerah Khusus Jakarta (UU DKJ)…

Pemerintah akan Bentuk Tim Proyek Kereta Cepat Jakarta " Surabaya

  NERACA Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan segera membentuk tim untuk proyek kereta…

Surplus Neraca Perdagangan Terus Berlanjut

  NERACA Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Maret 2024, Indonesia kembali surplus sebesar 4,47 miliar dolar AS,…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

UU DKJ, Masa Depan Jakarta Dijadikan Pusat Perdagangan Global

UU DKJ, Masa Depan Jakarta Dijadikan Pusat Perdagangan Global NERACA Jakarta - Lahirnya undang-undang tentang Daerah Khusus Jakarta (UU DKJ)…

Pemerintah akan Bentuk Tim Proyek Kereta Cepat Jakarta " Surabaya

  NERACA Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan segera membentuk tim untuk proyek kereta…

Surplus Neraca Perdagangan Terus Berlanjut

  NERACA Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Maret 2024, Indonesia kembali surplus sebesar 4,47 miliar dolar AS,…