NERACA
Jakarta - PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL) mencatatkan laba bersih tahun Rp101,68 miliar atau turun 6,4% dibandingkan tahun 2020 yang terbilang Rp108,87 miliar. Akibatnya, laba per saham dasar turun menjadi Rp29, 82, sedangkan akhir tahun 2020 sebesar Rp31,93. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam laporan keuangan yang dipublikasi di Jakarta, kemarin.
Sementara pendapatan usaha turun 23,47% menjadi Rp1,754 triliun karena pendapatan jasa konstruksi turun 23,7% menjadi Rp1,73 triliun. Hal itu karena tahun 2020 masih mengerjakan 38 proyek konstruksi, sedangkan tahun 2021 hanya mengerjakan 29 proyek. Walau beban pokok pendapatan dapat ditekan sedalam 24,07 persen menjadi Rp1,533 triliun, tapi laba kotor tetap turun 22,71% menjadi Rp211,45 miliar.
Kemudian aset turun 5,6% menjadi Rp2,727 triliun karna kewajiban dapat dipangkas 14,52% menjadi Rp1,495 triliun. Tahun ini, TOTL mematok target kontrak anyar senilai Rp 2 triliun. Jika dibandingkan dengan target kontrak baru pada tahun lalu yang sebesar Rp 1,5 triliun, maka nilai proyek baru yang ingin didapat TOTL di 2022 mengalami kenaikan 33,33%.
Corporate Secretary Total Bangun Persada, Anggie S. Sidharta seperti dikutip Kontan pernah bilang bahwa realisasi kontrak baru yang diraih TOTL pada tahun lalu mampu lebih tinggi dari target. Hingga akhir 2021, TOTL meraih kontrak baru sekitar Rp 2,1 triliun atau 140% dari target Rp 1,5 triliun.
Kontrak anyar yang berhasil didapat TOTL tahun lalu meliputi proyek bangunan mixed-use, apartemen, data center, pusat perbelanjaan, bangunan industri, hotel, sekolah, hingga perkantoran. Tak banyak berbeda, tender proyek yang diikuti TOTL pada tahun ini meliputi proyek bangunan apartemen, industri, mixed-use, pusat perbelanjaan, hotel, sekolah, perkantoran, dan bangunan keagamaan. Secara total, tender proyek yang diikuti oleh TOTL memiliki nilai sekitar Rp 8,5 triliun.
Dari sejumlah tender tersebut, TOTL berupaya untuk bisa mendapat Rp 2 triliun sebagai nilai kontrak baru tahun ini. Dengan raihan itu, TOTL menargetkan bisa mengantongi pendapatan senilai Rp 2 triliun dan laba bersih sebesar Rp 75 miliar pada tahun 2022. "Strategi perusahaan adalah tetap fokus pada spesialisasi utamanya, yakni sebagai kontraktor gedung bertingkat premium serta berhati-hati dalam menjaga cash flow," ujarnya.
Untuk memuluskan strategi tersebut, TOTL menganggarkan belanja modal (capex) sebesar Rp 3 miliar yang berasal dari kas internal perusahaan. Capex itu rencananya akan dipakai untuk pembelian peralatan proyek, serta peralatan dan software teknologi informasi. Manajemen TOTL melihat pandemi covid-19 yang terkendali diiringi pemulihan ekonomi bisa mengangkat kinerja bisnis di sektor konstruksi.
Sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan, FKS Foundation menghadirkan program Sarana Air Bersih untuk Komunal atau yang dikenal sebagai SABUK.…
PT Pintu Kemana Saja (PINTU), aplikasi crypto all-in-one pertama di Indonesia berhasil meraih penghargaan NOTABLE ENTERPRISE IN REGULATORY COMPLIANCE (Gold)…
NERACA Jakarta – Berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk. (RALS) menyetujui rencana membagikan…
PT Pintu Kemana Saja (PINTU), aplikasi crypto all-in-one pertama di Indonesia berhasil meraih penghargaan NOTABLE ENTERPRISE IN REGULATORY COMPLIANCE (Gold)…
NERACA Jakarta – Berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk. (RALS) menyetujui rencana membagikan…
NERACA Jakarta – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat data perdagangan saham sepekan kemarin tumbuh positif. Dimana kapitalisasi pasar BEI…